Alt text: Gelas minuman isotonik dengan simbol shuttlecock di atasnya.
Pertandingan bulu tangkis profesional menuntut stamina luar biasa. Dalam arena yang panas dan intensitas gerak yang tinggi—mulai dari lompatan smash hingga reli panjang—kehilangan cairan tubuh adalah musuh utama performa. Atlet harus memastikan bahwa asupan cairan mereka tidak hanya menggantikan air yang hilang tetapi juga mengembalikan elektrolit vital. Lantas, minuman apa yang menjadi andalan para bintang badminton untuk menjaga performa mereka dari game pertama hingga game penentuan?
Meskipun sering dianggap sederhana, air putih tetap menjadi fondasi utama hidrasi. Atlet badminton perlu mengonsumsi air putih secara konsisten sepanjang hari, bukan hanya saat bertanding. Dehidrasi ringan sekalipun dapat menurunkan kekuatan otot, waktu reaksi, dan fokus mental—tiga elemen krusial dalam olahraga raket. Mereka biasanya memiliki jadwal minum yang ketat: sebelum latihan, selama istirahat singkat antar set, dan setelah sesi selesai. Kebutuhan air dapat mencapai beberapa liter per hari, tergantung intensitas latihan dan kondisi cuaca.
Selama pertandingan yang berlangsung lebih dari 60 menit, atau saat berkeringat deras, air putih saja tidak cukup. Keringat mengandung natrium, kalium, dan klorida. Kehilangan mineral ini menyebabkan kram otot dan penurunan fungsi saraf. Di sinilah minuman isotonik berperan sebagai "bahan bakar cair" yang efektif.
Atlet elit cenderung memilih merek minuman olahraga komersial yang telah teruji klinis, atau terkadang, mereka membuat larutan elektrolit sendiri dengan rasio yang disesuaikan oleh ahli gizi olahraga mereka. Penggunaan minuman yang terlalu manis (hipotonik atau hipertonik) harus dihindari selama intensitas tinggi karena dapat memperlambat pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.
Bagi beberapa atlet, terutama saat sesi latihan ringan atau pemulihan pasca-latihan, jus buah alami menjadi pilihan populer. Misalnya, jus jeruk atau jus ceri (yang kaya akan antioksidan dan dapat membantu mengurangi nyeri otot) sering dikonsumsi. Namun, perlu diingat, jus buah murni cenderung tinggi gula sederhana (fruktosa) dan rendah natrium. Oleh karena itu, jus buah lebih cocok untuk fase pemulihan energi daripada selama pertandingan intensif.
Smoothie yang dicampur dengan protein bubuk dan sedikit garam laut juga menjadi favorit untuk mengisi kembali energi makronutrien setelah sesi panjang. Keuntungan utama smoothie adalah kemampuannya menyediakan kalori dan protein dalam bentuk yang mudah dicerna saat nafsu makan menurun.
Dalam situasi tertentu, terutama menjelang turnamen besar, beberapa atlet mungkin memanfaatkan minuman berkafein, seperti kopi atau minuman energi (dengan pengawasan ketat). Kafein terbukti dapat meningkatkan kewaspadaan, mengurangi persepsi kelelahan, dan sedikit meningkatkan daya tahan otot. Namun, konsumsi kafein harus dilakukan secara strategis karena efek sampingnya meliputi dehidrasi jika dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi asupan air yang cukup.
Tidak ada satu pun "minuman ajaib" yang cocok untuk semua atlet badminton. Keputusan mengenai minuman yang dikonsumsi sangat bergantung pada durasi latihan, intensitas pertandingan, kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban), serta toleransi pencernaan masing-masing atlet. Protokol hidrasi yang optimal adalah hasil dari perencanaan cermat, pengujian selama latihan, dan selalu mengutamakan keseimbangan air dan elektrolit untuk memastikan kecepatan, kekuatan, dan fokus tetap terjaga hingga match point terakhir.