Visualisasi: Python berinteraksi dengan dunia web.
Python telah menjadi salah satu bahasa pemrograman paling populer di dunia, dan dominasinya tidak hanya terbatas pada analisis data atau kecerdasan buatan. Kemampuannya dalam pengembangan web semakin diakui, terutama karena sintaksnya yang bersih, mudah dibaca, dan komunitas yang sangat besar. Membuat web dengan Python menawarkan kecepatan pengembangan yang tinggi dan skalabilitas yang baik, menjadikannya pilihan ideal baik untuk proyek skala kecil maupun aplikasi perusahaan besar.
Kekuatan utama Python terletak pada ekosistem framework-nya yang matang. Framework ini menyediakan struktur dan alat bawaan yang dibutuhkan untuk menangani routing, manajemen sesi, interaksi database, dan keamanan, sehingga pengembang dapat fokus pada logika bisnis aplikasi alih-alih membangun semuanya dari nol.
Ada dua nama besar yang mendominasi lanskap pengembangan web Python:
Django adalah framework tingkat tinggi yang mendorong pengembangan cepat dan desain bersih. Filosofi "batteries included" berarti Django menyediakan hampir semua yang Anda butuhkan secara bawaan, termasuk ORM (Object-Relational Mapper) yang kuat, sistem admin otomatis, templating engine, dan penanganan rute URL. Ini sangat cocok untuk proyek kompleks yang membutuhkan fitur lengkap dari awal, seperti situs konten besar atau platform e-commerce.
Contoh sederhana struktur proyek Django:
$ django-admin startproject myproject
$ cd myproject
$ python manage.py startapp mainapp
Berbeda dengan Django, Flask adalah sebuah micro-framework. Ini berarti Flask memberikan inti dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi web (routing dan request handling), tetapi membiarkan pengembang memilih sendiri komponen lainnya, seperti pustaka database (SQLAlchemy, misalnya) atau sistem otentikasi. Flask sangat disukai untuk API kecil, layanan mikro, atau ketika pengembang ingin kontrol penuh atas setiap bagian dari stack teknologi mereka.
Contoh minimal aplikasi Flask:
from flask import Flask
app = Flask(__name__)
@app.route('/')
def home():
return "Halo Dunia dari Flask!"
if __name__ == '__main__':
app.run(debug=True)
Untuk memulai proyek web Anda, ikuti langkah-langkah dasar ini. Pastikan Anda sudah menginstal Python di sistem Anda.
Ini adalah praktik terbaik untuk mengisolasi dependensi proyek Anda. Ini mencegah konflik antara library di proyek yang berbeda.
# Membuat virtual environment
python -m venv venv
# Mengaktifkan environment (Linux/macOS)
source venv/bin/activate
# Mengaktifkan environment (Windows)
.\venv\Scripts\activate
Setelah lingkungan aktif, instal Flask menggunakan pip:
pip install Flask
Buat file bernama `app.py` dan masukkan kode dasar Flask seperti yang ditunjukkan sebelumnya. Ketika Anda menjalankan `python app.py`, server lokal akan aktif, dan Anda bisa mengakses aplikasi Anda melalui browser di alamat seperti `http://127.0.0.1:5000`.
Aplikasi web yang berguna hampir selalu membutuhkan penyimpanan data dan cara untuk menyajikan data tersebut secara visual. Python mempermudah kedua aspek ini.
Jika Anda menggunakan Django, ORM bawaan akan menangani sebagian besar kebutuhan database Anda. Untuk Flask, populer untuk menggunakan SQLAlchemy yang diintegrasikan melalui ekstensi Flask-SQLAlchemy. Ini memungkinkan Anda mendefinisikan model data menggunakan kelas Python, yang kemudian dipetakan ke tabel database (PostgreSQL, MySQL, SQLite, dll.).
Anda tidak ingin semua output HTML Anda ditulis langsung dalam kode Python. Kedua framework menggunakan sistem template. Django menggunakan mesin templatenya sendiri, sementara Flask menggunakan Jinja2. Jinja2 memungkinkan Anda menyuntikkan variabel Python dan logika kontrol (seperti perulangan `for` atau kondisi `if`) langsung ke dalam file HTML statis, memisahkan logika presentasi dari logika server.
Intinya, Python memberikan fondasi yang kuat, fleksibel, dan teruji untuk membangun hampir semua jenis aplikasi web, mulai dari blog sederhana hingga sistem manajemen data berskala besar.