Proses dan Protokol Membuat Asam Nitrat (HNO₃)

PERINGATAN KESELAMATAN UTAMA: Proses pembuatan asam nitrat melibatkan bahan kimia yang sangat korosif, beracun, dan reaktif. Artikel ini murni bersifat informatif. Jangan pernah mencoba melakukan sintesis ini tanpa pelatihan profesional, peralatan keselamatan yang memadai (PPE), dan izin laboratorium resmi.
Simbol Laboratorium Kimia dengan Tetesan Asam HNO₃

Pengantar Asam Nitrat

Asam nitrat (HNO₃) adalah salah satu asam mineral anorganik yang paling penting dan kuat dalam industri kimia. Senyawa ini memiliki peran krusial dalam produksi pupuk (seperti amonium nitrat), bahan peledak (seperti TNT dan nitrogliserin), pewarna, dan berbagai senyawa organik lainnya. Karena sifatnya yang sangat korosif dan merupakan zat pengoksidasi kuat, penanganannya memerlukan prosedur keamanan yang sangat ketat.

Secara historis, metode pembuatan asam nitrat telah berevolusi signifikan. Pada masa lalu, asam nitrat dihasilkan melalui pemanasan campuran kalium nitrat (sendawa) dengan asam sulfat pekat. Namun, metode modern, yang jauh lebih efisien dan berskala industri, sepenuhnya bergantung pada proses yang melibatkan oksidasi amonia.

Metode Industri: Proses Ostwald

Saat ini, hampir semua produksi asam nitrat komersial dilakukan melalui Proses Ostwald. Proses ini dikembangkan oleh Wilhelm Ostwald pada awal abad ke-20 dan melibatkan tiga tahap reaksi utama, dimulai dari gas amonia (NH₃) yang merupakan produk dari Proses Haber-Bosch.

Tahap 1: Oksidasi Katalitik Amonia

Amonia dicampur dengan udara berlebih dan dilewatkan di atas kawat kasa platinum-rhodium pada suhu tinggi (sekitar 800°C hingga 950°C). Reaksi ini sangat eksotermik:

4 NH₃ (g) + 5 O₂ (g) → 4 NO (g) + 6 H₂O (g)  (Katalis: Pt/Rh)

Efisiensi tahap ini sangat bergantung pada katalis dan suhu reaksi.

Tahap 2: Oksidasi Nitrogen Monoksida

Gas nitrogen monoksida (NO) yang dihasilkan kemudian didinginkan. Saat didinginkan, gas ini bereaksi lebih lanjut dengan oksigen sisa di udara membentuk nitrogen dioksida (NO₂):

2 NO (g) + O₂ (g) → 2 NO₂ (g)

Tahap 3: Absorpsi dengan Air

Tahap terakhir adalah absorpsi gas nitrogen dioksida dalam air di dalam kolom absorpsi. Tahap ini menghasilkan asam nitrat dan meregenerasi sebagian nitrogen monoksida yang kemudian dapat didaur ulang:

3 NO₂ (g) + H₂O (l) → 2 HNO₃ (aq) + NO (g)

Dengan mengalirkan NO yang dihasilkan kembali ke Tahap 2, efisiensi konversi total menjadi sangat tinggi. Konsentrasi asam nitrat yang dihasilkan melalui proses standar ini biasanya mencapai 50-70% berat. Untuk mendapatkan asam nitrat berasap (fuming nitric acid, >90%), diperlukan proses distilasi dan dehidrasi tambahan.

Pertimbangan Keselamatan yang Tidak Dapat Ditawar

Asam nitrat, terutama dalam konsentrasi tinggi, menimbulkan beberapa risiko serius:

Pekerja harus selalu menggunakan peralatan pelindung diri (PPE) lengkap, termasuk pelindung wajah, sarung tangan tahan asam, dan pakaian pelindung. Area kerja harus memiliki ventilasi yang sangat baik atau sistem penghisap uap yang memadai.

Aplikasi Utama HNO₃

Pentingnya asam nitrat dalam ekonomi modern tidak bisa dilebih-lebihkan. Berikut beberapa aplikasinya:

  1. Produksi Pupuk: Lebih dari 75% asam nitrat digunakan untuk membuat amonium nitrat (NH₄NO₃), komponen kunci dalam pupuk pertanian.
  2. Bahan Peledak: Digunakan dalam nitrasi selulosa, gliserol, dan toluena untuk menghasilkan bahan peledak militer dan komersial.
  3. Sintesis Organik: Berperan dalam produksi zat antara kimia untuk obat-obatan, plastik, dan pewarna.
  4. Metalurgi: Digunakan dalam etsa (etching) logam, terutama untuk menghilangkan lapisan oksida dari baja tahan karat.