Pengembangan aplikasi desktop masih memegang peranan penting dalam ekosistem teknologi modern. Meskipun aplikasi web dan seluler semakin mendominasi, kebutuhan akan perangkat lunak yang berjalan secara native di sistem operasi seperti Windows, macOS, dan Linux tetap tinggi, terutama untuk tugas-tugas berat, pemrosesan data intensif, atau aplikasi yang memerlukan akses mendalam ke sumber daya perangkat keras. Memilih bahasa pemrograman untuk aplikasi desktop yang tepat adalah keputusan krusial yang akan mempengaruhi kinerja, skalabilitas, dan biaya pemeliharaan proyek Anda.
Java adalah salah satu bahasa pemrograman untuk aplikasi desktop yang paling mapan. Dengan filosofi "Write Once, Run Anywhere" (WORA) melalui Java Virtual Machine (JVM), aplikasi yang dibuat dengan JavaFX atau Swing dapat dijalankan di berbagai sistem operasi tanpa perlu kompilasi ulang. Java dikenal karena stabilitasnya, manajemen memori yang baik, dan ekosistem library yang sangat luas. Meskipun terkadang dianggap kurang modern dalam hal tampilan antarmuka pengguna (UI) dibandingkan teknologi lain, Java tetap menjadi pilihan utama untuk aplikasi perusahaan besar yang memerlukan keandalan dan keamanan tingkat tinggi.
Untuk lingkungan Windows, C# (diucapkan C-sharp) yang dikembangkan oleh Microsoft adalah standar emas. Menggunakan framework .NET, pengembang dapat membangun aplikasi desktop yang terintegrasi erat dengan ekosistem Windows menggunakan teknologi seperti Windows Presentation Foundation (WPF) atau teknologi yang lebih baru seperti .NET MAUI untuk lintas platform. Kekuatan utama C# terletak pada integrasi yang mendalam dengan layanan Windows dan dukungan komunitas serta alat pengembangan (IDE) Visual Studio yang superior. Dengan hadirnya .NET Core (sekarang hanya .NET), C# kini menjadi pilihan yang valid juga untuk pengembangan lintas platform.
Ketika kecepatan eksekusi dan efisiensi memori adalah prioritas utama, C++ seringkali menjadi jawaban. Hampir semua sistem operasi modern dibangun menggunakan komponen C++. Bahasa ini memungkinkan kontrol tingkat rendah terhadap memori dan perangkat keras, menjadikannya ideal untuk pengembangan game (menggunakan engine seperti Unreal Engine), perangkat lunak grafis berat, atau alat analisis data berkinerja tinggi. Namun, kompleksitas dalam manajemen memori manual menjadikan C++ memiliki kurva pembelajaran yang curam dan potensi kesalahan (bugs) yang lebih tinggi dibandingkan bahasa modern lainnya.
Meskipun Python lebih dikenal di dunia web dan ilmu data, ia juga memiliki tempat yang kuat di dunia desktop melalui library seperti Tkinter (bawaan), PyQt, atau Kivy. Keunggulan utama Python adalah kecepatan pengembangan yang luar biasa berkat sintaksisnya yang bersih dan ribuan library siap pakai. Untuk aplikasi internal perusahaan, alat bantu cepat (quick tools), atau prototipe yang memerlukan integrasi cepat dengan fungsi komputasi ilmiah, Python adalah bahasa pemrograman untuk aplikasi desktop yang sangat efisien. Kekurangan utamanya adalah kecepatan eksekusi yang lebih lambat dibandingkan bahasa terkompilasi seperti Java atau C++.
Fenomena modern yang patut diperhitungkan adalah penggunaan teknologi web (HTML, CSS, JavaScript) untuk membangun aplikasi desktop melalui framework seperti Electron (digunakan oleh VS Code, Slack). Ini memungkinkan tim pengembang untuk memanfaatkan keterampilan web mereka untuk membuat aplikasi yang berjalan secara native di desktop. Meskipun sangat fleksibel dan mendukung lintas platform dengan mudah, aplikasi berbasis Electron cenderung memiliki jejak memori (memory footprint) yang lebih besar dibandingkan aplikasi native sejati.