Ayam mutiara, dengan pesonanya yang unik dan suara khasnya, semakin populer di kalangan peternak. Namun, membedakan jenis kelamin ayam mutiara, terutama pada usia muda, bisa menjadi tantangan tersendiri. Memahami perbedaan antara jantan dan betina sangat penting untuk keberhasilan program pembiakan, pengelolaan kandang, dan efisiensi pakan. Artikel ini akan membahas secara mendalam ciri-ciri yang dapat Anda perhatikan untuk membedakan ayam mutiara jantan dan betina.
Secara umum, ayam mutiara jantan cenderung sedikit lebih besar dan memiliki tampilan yang lebih gagah dibandingkan betina. Namun, perbedaan fisik ini seringkali tidak terlalu mencolok dan membutuhkan pengamatan yang cermat.
Jantan biasanya memiliki bobot tubuh yang sedikit lebih berat. Jika Anda memiliki sekelompok ayam mutiara, bandingkan ukuran beberapa individu. Jantan yang lebih dewasa mungkin menunjukkan postur tubuh yang lebih kekar dan lebar.
Perbedaan pada jengger (mahkota di kepala) dan pial (gelambir di bawah paruh) adalah salah satu indikator yang paling sering digunakan. Pada ayam mutiara dewasa, jengger pada jantan cenderung lebih besar, lebih tegak, dan memiliki warna yang lebih cerah, seringkali berwarna merah terang. Pial pada jantan juga cenderung lebih besar dan menggantung lebih rendah. Betina biasanya memiliki jengger dan pial yang lebih kecil, kurang tegak, dan warnanya sedikit lebih pucat.
Ilustrasi perbedaan jengger dan pial antara ayam mutiara jantan dan betina.
Beberapa peternak mengamati bahwa ayam mutiara jantan memiliki bulu yang sedikit lebih mengkilap dan terlihat lebih ramping. Bagian dada dan punggung jantan mungkin tampak lebih terangkat. Namun, perbedaan ini sangat subjektif dan bisa dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dan nutrisi burung.
Aspek suara dan perilaku seringkali menjadi indikator yang lebih jelas, terutama ketika ayam mutiara mencapai usia dewasa. Ayam mutiara dikenal dengan suaranya yang keras, terutama saat merasa terancam atau berkomunikasi.
Ayam mutiara betina memiliki ciri khas suara "kek-kek-kek" yang berulang-ulang, seringkali diartikan sebagai suara peringatan atau alarm. Suara ini biasanya lebih keras dan lebih cepat. Jantan, di sisi lain, cenderung mengeluarkan suara yang lebih dalam, serak, dan kadang terdengar seperti "waa-waa-waa" atau suara yang lebih monoton.
Saat musim kawin tiba, jantan akan menunjukkan perilaku yang lebih agresif dan berusaha menarik perhatian betina. Mereka mungkin akan mengembangkan bulu sayapnya, berjalan mengelilingi betina, dan mengeluarkan suara khas kawin. Betina cenderung lebih pasif dan fokus pada pencarian tempat bertelur.
Secara umum, ayam mutiara jantan cenderung lebih teritorial dan bisa sedikit lebih agresif, terutama terhadap jantan lain atau saat melindungi kelompoknya. Betina biasanya lebih tenang, kecuali saat mereka melindungi sarang atau anak-anaknya.
Cara paling pasti untuk membedakan jenis kelamin ayam mutiara adalah dengan mengamati perilaku bertelur. Hanya ayam mutiara betina yang bertelur.
Jika Anda menemukan telur di area kandang atau di tempat bersarang yang tersembunyi, dapat dipastikan bahwa telur tersebut berasal dari ayam mutiara betina. Jantan tidak akan pernah bertelur. Telur ayam mutiara memiliki cangkang yang tebal dan seringkali berwarna cokelat muda atau krem.
Betina akan menghabiskan waktu di sarang untuk mengerami telurnya. Perilaku ini tidak akan pernah ditunjukkan oleh jantan.
Membedakan jenis kelamin ayam mutiara paling sulit dilakukan pada fase anak ayam (DOC) hingga remaja. Perbedaan fisik dan suara biasanya baru mulai kentara ketika ayam mutiara mencapai usia sekitar 3-4 bulan, dan menjadi lebih jelas lagi saat mereka memasuki usia dewasa (sekitar 6-8 bulan).
Memahami perbedaan antara ayam mutiara jantan dan betina memerlukan kesabaran dan observasi yang cermat. Dengan memperhatikan ciri-ciri fisik, suara, dan perilaku, Anda akan dapat mengidentifikasi jenis kelamin burung Anda dengan lebih akurat. Pengetahuan ini akan sangat membantu dalam mengelola ternak Anda dengan lebih efektif.