Memahami Lebih Dalam: Maag dan GERD Adalah Dua Kondisi Berbeda

Ilustrasi Perut dan Kerongkongan Diagram sederhana yang menunjukkan perbedaan antara kondisi perut normal, maag (gastritis), dan GERD (asam lambung naik). Kondisi Terkait Asam Lambung

Banyak orang seringkali keliru atau mencampuradukkan antara kondisi **maag** dan **GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)**. Meskipun keduanya melibatkan masalah pada sistem pencernaan bagian atas dan seringkali menimbulkan gejala yang tumpang tindih, secara medis, maag dan GERD adalah dua entitas yang berbeda. Memahami perbedaan mendasar ini sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang efektif.

Apa Itu Maag?

Secara umum, istilah "maag" di Indonesia merujuk pada kondisi peradangan pada lapisan mukosa lambung. Nama medis untuk kondisi ini adalah **Gastritis**. Gastritis terjadi ketika lapisan pelindung perut mengalami iritasi, peradangan, atau bahkan erosi.

Penyebab utama gastritis sangat beragam, meliputi:

Gejala utama maag biasanya terlokalisasi di area ulu hati. Penderitanya sering merasakan nyeri tumpul, rasa terbakar, kembung, mual, hingga muntah. Tingkat keparahan gejala sangat bergantung pada tingkat peradangan yang terjadi di dinding lambung.

Memahami GERD: Penyakit Refluks Gastroesofageal

Berbeda dengan maag yang fokus pada peradangan lambung, **GERD adalah kondisi kronis** di mana asam lambung atau isi lambung secara rutin naik kembali (refluks) ke kerongkongan (esofagus). Ini terjadi karena melemahnya atau hilangnya fungsi katup otot yang disebut Lower Esophageal Sphincter (LES), yang seharusnya bertindak sebagai penghalang antara lambung dan kerongkongan.

Ketika katup LES tidak berfungsi dengan baik, asam yang seharusnya tetap di lambung akan kembali naik dan mengiritasi lapisan sensitif kerongkongan. Karena kerongkongan tidak memiliki lapisan pelindung seperti lambung, iritasi kronis ini dapat menyebabkan gejala yang khas, yaitu:

Keterkaitan dan Perbedaan Utama

Mengapa kedua kondisi ini sering dianggap sama? Jawabannya terletak pada adanya iritasi pada saluran cerna atas. Namun, fokus masalahnya berbeda:

  1. Lokasi Masalah: Maag (Gastritis) adalah masalah pada **dinding lambung**. GERD adalah masalah pada **refluks asam lambung ke kerongkongan** akibat kegagalan katup LES.
  2. Sifat Kondisi: Gastritis bisa bersifat akut (jangka pendek) atau kronis. GERD adalah penyakit refluks yang bersifat kronis.
  3. Gejala Dominan: Pada maag, dominan adalah nyeri ulu hati dan rasa penuh. Pada GERD, dominan adalah sensasi terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi.

Penting untuk dicatat bahwa seseorang bisa saja mengalami maag DAN GERD secara bersamaan. Peradangan lambung (maag) terkadang dapat memperburuk gejala GERD, atau sebaliknya. Namun, penanganan harus disesuaikan dengan diagnosis utama yang ditegakkan oleh dokter.

Penanganan dan Pengelolaan

Pengelolaan kedua kondisi ini seringkali melibatkan perubahan gaya hidup yang serupa, namun penekanan obat mungkin berbeda.

Perubahan Gaya Hidup (Berlaku untuk Keduanya):

Fokus Pengobatan:

Untuk kasus **maag (gastritis)**, pengobatan sering berfokus pada mengurangi produksi asam lambung dan mengeliminasi penyebab utama, seperti pemberian antibiotik jika disebabkan oleh H. pylori atau penghentian penggunaan OAINS.

Sementara itu, pengobatan **GERD** secara spesifik bertujuan untuk menetralkan asam yang sudah naik atau menekan produksi asam lebih lanjut (biasanya dengan obat golongan PPI atau H2 blocker) dan meningkatkan kekuatan katup LES.

Jika Anda mengalami gejala yang konsisten, seperti nyeri hebat di ulu hati yang menetap atau sensasi terbakar kronis di dada, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi. Diagnosis yang akurat adalah kunci untuk mengendalikan maag dan GERD secara tuntas.