Banyak orang fokus pada kebutuhan asam folat (Vitamin B9) selama awal kehamilan, terutama pada trimester pertama untuk mencegah cacat tabung saraf. Namun, peran vitamin penting ini tidak berhenti di situ. Memasuki trimester ketiga, kebutuhan nutrisi ibu hamil mengalami peningkatan signifikan, dan asam folat tetap menjadi komponen vital untuk pertumbuhan janin yang pesat serta persiapan persalinan.
Mengapa Asam Folat Tetap Penting di Akhir Kehamilan?
Trimester ketiga, yang mencakup minggu ke-28 hingga kelahiran, adalah periode di mana janin mengalami penambahan berat badan terbesar dan perkembangan organ menjadi lebih matang. Asam folat berperan dalam:
Sintesis DNA dan Pembelahan Sel: Meskipun risiko cacat tabung saraf sudah sangat kecil, asam folat tetap esensial untuk mendukung laju pembelahan sel yang tinggi pada janin, terutama dalam pembentukan otak dan jaringan baru.
Pembentukan Sel Darah Merah: Asam folat bekerja sama dengan Vitamin B12 untuk memproduksi sel darah merah yang sehat. Peningkatan volume darah pada ibu hamil memerlukan suplai asam folat yang cukup untuk mencegah anemia megaloblastik, yang bisa menyebabkan kelelahan ekstrem.
Perkembangan Otak dan Saraf: Perkembangan sistem saraf pusat janin terus berlangsung intensif di trimester akhir. Nutrisi yang memadai, termasuk folat, mendukung fungsi kognitif optimal.
Dosis yang Direkomendasikan Trimester Ketiga
Kebutuhan harian asam folat bagi wanita hamil umumnya direkomendasikan sekitar 400 hingga 800 mcg (mikrogram) per hari. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia, standar suplemen sering kali disesuaikan dengan kebutuhan yang lebih tinggi selama masa kehamilan.
Catatan Penting: Selalu konsultasikan dosis suplemen asam folat Anda dengan dokter atau bidan. Dosis mungkin perlu ditingkatkan jika ibu memiliki kondisi medis tertentu atau riwayat kehamilan yang memerlukan suplemen dosis tinggi (biasanya 4-5 mg), meskipun ini lebih umum diresepkan sejak sebelum konsepsi.
Sumber Makanan Kaya Folat
Mengandalkan suplemen saja tidak cukup; asupan dari makanan alami sangat dianjurkan untuk mendapatkan nutrisi pelengkap lainnya:
Sayuran Hijau Gelap: Bayam, kangkung, brokoli, dan asparagus adalah sumber folat terbaik.
Kacang-kacangan dan Biji-bijian: Kacang polong, kacang merah, dan biji bunga matahari.
Buah-buahan: Jeruk, alpukat, dan pisang mengandung folat dalam jumlah baik.
Makanan yang Diperkaya (Fortifikasi): Beberapa sereal sarapan, roti, dan pasta telah diperkaya dengan asam folat tambahan.
Risiko Kekurangan Asam Folat di Akhir Kehamilan
Meskipun fokus utama adalah trimester pertama, kekurangan asam folat yang berkelanjutan hingga trimester ketiga dapat menimbulkan risiko tambahan:
Anemia Ibu: Seperti yang disebutkan, ini mengurangi energi dan dapat memperburuk kondisi kelelahan akhir kehamilan.
Kelahiran Prematur: Beberapa penelitian mengaitkan kadar folat yang rendah dengan peningkatan risiko bayi lahir sebelum usia 37 minggu.
Berat Lahir Rendah (BBLR): Pertumbuhan janin yang terhambat mungkin berhubungan dengan defisiensi nutrisi kronis selama kehamilan.
Memastikan asupan asam folat yang stabil dan cukup, baik melalui diet seimbang maupun suplemen sesuai anjuran medis, adalah kunci untuk melewati trimester ketiga dengan sehat dan mempersiapkan kelahiran bayi yang optimal.