Dunia teknologi informasi dibangun di atas fondasi kode, dan kode itu sendiri ditulis menggunakan bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman adalah sekumpulan instruksi terstruktur yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan komputer. Ibaratnya, jika manusia menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris untuk berkomunikasi satu sama lain, komputer menggunakan bahasa pemrograman untuk menjalankan tugas yang kompleks.
Meskipun tujuannya sama—memberikan perintah kepada mesin—jenis-jenis bahasa pemrograman sangat beragam. Klasifikasi ini biasanya didasarkan pada tingkat abstraksi, paradigma pemrograman, dan tujuan penggunaannya. Memahami perbedaan ini penting bagi siapa pun yang ingin terjun ke dalam pengembangan perangkat lunak.
Ilustrasi: Tingkat Abstraksi dalam Pemrograman
Klasifikasi Utama Bahasa Pemrograman
Secara umum, bahasa pemrograman diklasifikasikan berdasarkan kedekatannya dengan bahasa manusia (tingkat abstraksi) dan cara eksekusinya.
1. Bahasa Tingkat Tinggi (High-Level Languages)
Bahasa tingkat tinggi dirancang agar mudah dibaca, ditulis, dan dipelihara oleh manusia. Bahasa ini menggunakan sintaks yang mendekati bahasa sehari-hari (Inggris) dan memiliki tingkat abstraksi tinggi dari detail perangkat keras komputer. Interpreter atau kompiler diperlukan untuk menerjemahkan kode ini menjadi instruksi mesin.
Contoh Populer:
- Python: Dikenal karena sintaksnya yang bersih dan serbaguna, sangat populer untuk analisis data, kecerdasan buatan (AI), dan pengembangan web backend.
- Java: Berbasis objek dan sangat portabel ("Write Once, Run Anywhere"), dominan dalam pengembangan aplikasi Android skala besar dan sistem enterprise.
- JavaScript: Bahasa inti dari pengembangan web frontend, dan semakin populer di backend melalui Node.js.
- C#: Dikembangkan oleh Microsoft, sering digunakan untuk pengembangan aplikasi Windows, game (Unity), dan layanan backend.
2. Bahasa Tingkat Menengah (Intermediate-Level Languages)
Kelompok ini sering dianggap sebagai jembatan. Bahasa ini menawarkan beberapa kemampuan tingkat tinggi namun tetap memungkinkan akses langsung ke memori dan operasi perangkat keras, yang biasanya tidak dimungkinkan pada bahasa tingkat tinggi murni.
Contoh Populer:
- C: Bahasa klasik yang menjadi dasar bagi banyak sistem operasi dan bahasa lain. Memberikan kontrol memori yang sangat baik.
- C++: Perluasan dari C dengan kemampuan pemrograman berorientasi objek (OOP), digunakan dalam pengembangan game, sistem performa tinggi, dan sistem operasi.
3. Bahasa Tingkat Rendah (Low-Level Languages)
Bahasa tingkat rendah sangat dekat dengan arsitektur perangkat keras komputer. Bahasa ini menawarkan kecepatan eksekusi yang sangat cepat karena sedikit atau tanpa terjemahan diperlukan. Namun, bahasa ini sangat sulit untuk ditulis dan dipelihara.
Contoh Populer:
- Assembly Language: Setiap instruksi Assembly biasanya berhubungan langsung dengan satu instruksi mesin (kode biner). Digunakan untuk pemrograman driver perangkat keras atau optimasi kritis kinerja.
- Machine Code (Bahasa Mesin): Bahasa biner (0 dan 1) yang secara langsung dipahami oleh CPU. Ini adalah bentuk terendah dan paling fundamental.
Klasifikasi Berdasarkan Paradigma Pemrograman
Selain tingkat abstraksi, bahasa juga dikelompokkan berdasarkan bagaimana mereka mengatur logika program. Paradigma ini menentukan gaya penulisan kode:
1. Paradigma Imperatif
Fokus pada bagaimana suatu tugas harus dilakukan. Programmer memberikan serangkaian langkah eksplisit yang harus diikuti oleh komputer.
- Prosedural: Mengorganisir kode menjadi prosedur atau fungsi (Contoh: C, Pascal).
2. Paradigma Deklaratif
Fokus pada apa hasil yang diinginkan, bukan bagaimana cara mencapainya. Kompiler atau interpreter yang menentukan langkah-langkah eksekusi.
- Fungsional: Memperlakukan komputasi sebagai evaluasi fungsi matematika, menghindari perubahan status dan data yang mutable (Contoh: Haskell, Lisp).
- Logika: Berdasarkan logika formal, di mana program dinyatakan sebagai serangkaian fakta dan aturan (Contoh: Prolog).
- Basis Data/Query: Digunakan untuk mendapatkan informasi dari basis data (Contoh: SQL).
3. Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)
Ini adalah paradigma yang sangat dominan saat ini. OOP berfokus pada konsep objek yang menggabungkan data (atribut) dan perilaku (metode). Konsep utamanya meliputi enkapsulasi, pewarisan, dan polimorfisme (Contoh: Java, C++, Python, C#).
Memilih bahasa pemrograman yang tepat sangat bergantung pada kebutuhan proyek. Proyek yang membutuhkan interaksi langsung dengan perangkat keras akan memilih C/C++, sementara proyek yang membutuhkan pengembangan cepat dan kompleksitas data sering memilih Python. Setiap bahasa membawa kekuatan dan kelemahannya sendiri ke meja pengembangan.