Mengenal Lebih Dekat Bensin Premium di Era Modern

Simbol Pengisian Bahan Bakar

Bensin premium, yang sering kali merujuk pada bahan bakar dengan angka oktan terendah yang tersedia di pasar, memiliki sejarah panjang dalam dunia transportasi. Meskipun kini banyak negara telah beralih fokus ke bahan bakar beroktan lebih tinggi seperti Pertamax atau setara, pemahaman tentang bensin premium tetap relevan, terutama di wilayah yang masih mengandalkannya atau bagi pemilik kendaraan lawas.

Apa Itu Bensin Premium?

Secara teknis, bensin diklasifikasikan berdasarkan angka oktan (RON - Research Octane Number). Angka oktan menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menahan tekanan dan panas sebelum terbakar secara spontan (detonasi atau ngelitik). Bensin premium umumnya memiliki RON paling rendah, misalnya RON 88 atau 90, tergantung regulasi pemerintah setempat. Rendahnya angka oktan ini berarti bahan bakar tersebut lebih rentan terhadap detonasi pada mesin berteknologi kompresi tinggi.

Di Indonesia, misalnya, bahan bakar dengan RON rendah pernah menjadi pilihan utama masyarakat karena harganya yang lebih terjangkau. Namun, seiring perkembangan teknologi mesin kendaraan yang semakin canggih dan tuntutan lingkungan yang lebih ketat, penggunaan bensin premium semakin dibatasi dan digantikan oleh standar yang lebih baik.

Kelebihan Bensin Premium (dari Perspektif Historis dan Ekonomi)

Meskipun bukan lagi pilihan utama bagi mobil modern, bensin premium tetap memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya populer di masa lalu:

Kekurangan dan Dampak Pada Mesin Modern

Keterbatasan utama dari bensin premium terletak pada kualitas pembakarannya yang kurang optimal untuk mesin modern. Hampir semua kendaraan yang diproduksi dalam dua dekade terakhir dirancang untuk mesin yang membutuhkan RON minimal 92 atau lebih tinggi.

Ketika bensin premium (oktan rendah) digunakan pada mesin kompresi tinggi, risiko terjadinya knocking (ngelitik) sangat besar. Ngelitik adalah pembakaran prematur yang dapat menghasilkan gelombang kejut merusak di dalam silinder. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada piston, katup, bahkan mengurangi efisiensi mesin secara keseluruhan.

Selain itu, bensin premium cenderung memiliki kandungan sulfur dan zat aditif yang lebih sedikit dibandingkan bahan bakar berkualitas tinggi. Kandungan sulfur yang tinggi berkontribusi pada emisi gas buang yang lebih kotor dan mempercepat korosi pada komponen mesin serta sistem emisi seperti katalitik konverter.

Transisi Menuju Bahan Bakar Berkualitas

Pemerintah di banyak negara, termasuk Indonesia, secara bertahap melakukan program penghapusan atau pembatasan penjualan bensin premium. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas udara perkotaan dan mendorong efisiensi energi. Mesin modern dirancang untuk memanfaatkan kompresi tinggi guna menghasilkan tenaga lebih besar dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, sebuah tujuan yang hanya dapat dicapai dengan bahan bakar beroktan tinggi.

Bagi pemilik kendaraan yang masih ragu atau baru beralih dari bensin premium ke bahan bakar yang lebih tinggi, penting untuk memperhatikan rekomendasi pabrikan. Meskipun perpindahan mendadak dari oktan rendah ke oktan tinggi biasanya aman, terkadang mesin perlu waktu adaptasi sedikit, namun manfaat jangka panjangnya—perlindungan mesin, performa lebih baik, dan emisi lebih rendah—jauh lebih signifikan.

Kesimpulannya, meskipun bensin premium menawarkan daya tarik harga, peranannya kini semakin menyusut. Tren industri otomotif dan regulasi lingkungan mendorong semua pengguna kendaraan untuk beralih ke bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai dengan spesifikasi mesin mereka demi menjaga performa dan umur panjang kendaraan.