Panduan Isyarat BISINDO

Apa Itu BISINDO?

Isyarat Bisindo, singkatan dari Bahasa Isyarat Indonesia, adalah bahasa visual-spasial yang digunakan oleh komunitas Tuli di Indonesia. Berbeda dengan bahasa lisan yang mengandalkan bunyi, BISINDO menggunakan kombinasi gerakan tangan, ekspresi wajah, dan posisi tubuh untuk menyampaikan makna. Bahasa ini merupakan bahasa alami yang memiliki tata bahasa dan struktur tersendiri, berbeda dari Bahasa Indonesia yang diucapkan. Memahami BISINDO sangat penting untuk inklusivitas sosial dan komunikasi yang lebih baik dengan saudara-saudara kita yang tuli.

Sejak lama, terdapat beberapa sistem isyarat yang digunakan di Indonesia. Namun, secara formal, BISINDO diakui sebagai sistem yang murni dan otentik, yang berkembang secara organik dalam komunitas Tuli Indonesia, bukan sekadar terjemahan kata per kata dari Bahasa Indonesia.

Ilustrasi Dasar Isyarat Tangan dalam BISINDO Isyarat (Visual)

Komponen Kunci dalam Isyarat Bisindo

Seperti bahasa isyarat lainnya di dunia, BISINDO tidak hanya tentang bentuk tangan. Komunikasi efektif dalam BISINDO melibatkan lima parameter utama yang harus diperhatikan secara simultan:

  1. Bentuk Tangan (Handshape): Orientasi spesifik dari jari dan telapak tangan. Misalnya, tangan terbuka, mengepal, atau membentuk angka tertentu.
  2. Titik Sentuh (Location): Di mana isyarat tersebut dilakukan, apakah di dahi, dada, atau ruang netral di depan tubuh. Lokasi bisa mengubah makna secara drastis.
  3. Gerakan (Movement): Arah, pola, dan kecepatan gerakan tangan yang dilakukan. Gerakan yang berbeda bisa menandakan pertanyaan atau penekanan.
  4. Orientasi Telapak Tangan (Palm Orientation): Menghadap ke atas, ke bawah, ke samping, atau ke arah lawan bicara.
  5. Ekspresi Wajah dan Bahasa Tubuh (Non-Manual Markers): Ini adalah elemen krusial. Alis yang terangkat (untuk pertanyaan Ya/Tidak), cemberut, atau mengangguk memberikan konteks gramatikal dan emosional pada isyarat yang dilakukan tangan.

Mengapa Belajar BISINDO Penting?

Mempelajari Isyarat Bisindo adalah langkah nyata menuju masyarakat yang inklusif. Banyak orang sering keliru menganggap BISINDO sama dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), yang merupakan sistem buatan yang cenderung mengikuti tata bahasa Indonesia lisan. Namun, BISINDO adalah bahasa yang kaya dan alami, yang menjadi identitas budaya bagi banyak komunitas Tuli.

Dengan menguasai dasar-dasar BISINDO, kita membuka pintu komunikasi langsung. Hal ini menghilangkan hambatan komunikasi dalam interaksi sehari-hari, baik di lingkungan pendidikan, layanan publik, maupun dalam pertemanan. Ini bukan sekadar kemampuan tambahan, melainkan bentuk penghormatan terhadap cara berkomunikasi kaum Tuli. Kemampuan untuk melihat dan memahami apa yang disampaikan secara visual akan memperkaya perspektif kita tentang keragaman komunikasi manusia.

Inisiatif pembelajaran BISINDO saat ini semakin meningkat, didukung oleh komunitas Tuli yang aktif menyelenggarakan lokakarya dan menyediakan sumber daya daring. Meskipun membutuhkan ketekunan untuk menguasai komponen non-manualnya, manfaat dalam membangun jembatan komunikasi jauh lebih besar daripada tantangannya.

Langkah Awal Pengenalan Isyarat Dasar

Untuk memulai perjalanan Anda dalam BISINDO, fokuslah pada isyarat-isyarat dasar yang sering digunakan:

Ingatlah selalu, bahasa isyarat adalah tentang melihat dan merasakan komunikasi. Dalam Isyarat Bisindo, ekspresi wajah sama pentingnya dengan gerakan tangan. Mulailah dengan memperhatikan bagaimana komunitas Tuli berinteraksi satu sama lain, dan Anda akan mulai memahami alur visual bahasa yang indah ini.