Syntax pemrograman adalah seperangkat aturan tata bahasa yang mendefinisikan bagaimana sebuah program harus ditulis agar dapat dipahami dan dieksekusi oleh komputer. Setiap bahasa pemrograman memiliki sintaksisnya sendiri, mulai dari cara pendeklarasian variabel, penulisan fungsi, hingga penggunaan simbol-simbol khusus seperti titik koma (semicolon) atau kurung kurawal (curly braces).
Memahami sintaksis adalah langkah fundamental. Kesalahan sintaksis (syntax error) adalah kesalahan yang paling umum dihadapi oleh pemula, karena kesalahan ini sering kali membuat program gagal dikompilasi atau diinterpretasi. Artikel ini akan menyajikan beberapa contoh syntax pemrograman umum dalam konteks bahasa populer seperti JavaScript dan Python, yang sering digunakan sebagai landasan belajar.
JavaScript sering digunakan untuk pengembangan web front-end dan juga back-end (Node.js). Sintaksisnya sangat bergantung pada penggunaan kurung kurawal untuk blok kode dan titik koma untuk mengakhiri pernyataan (meskipun titik koma seringkali opsional).
Dalam JS, kita menggunakan let, const, atau var untuk mendeklarasikan variabel. Perhatikan penggunaan titik koma di akhir baris.
// Deklarasi variabel
let nama = "Budi";
const PI = 3.14159;
var usia = 25;
// Penggunaan tipe data dasar
let isAktif = true;
let jumlah = 100;
let pesan = 'Halo Dunia';
Blok kode di dalam kurung kurawal mendefinisikan apa yang dieksekusi berdasarkan kondisi.
if (usia >= 18) {
console.log("Anda dewasa.");
} else if (usia >= 13) {
console.log("Anda remaja.");
} else {
console.log("Anda anak-anak.");
}
Fungsi di JavaScript dapat didefinisikan dengan kata kunci function atau menggunakan sintaks panah (arrow function).
// Fungsi biasa
function hitungLuasPersegi(sisi) {
return sisi * sisi;
}
// Arrow Function (modern JS)
const sapa = (nama) => {
return `Selamat datang, ${nama}!`;
};
console.log(sapa("Andi"));
Python dikenal karena sintaksisnya yang bersih dan mudah dibaca. Python sangat menekankan penggunaan indentasi (spasi) untuk mendefinisikan blok kode, bukan kurung kurawal.
Python tidak memerlukan kata kunci deklarasi eksplisit; tipe data ditentukan secara dinamis saat penugasan nilai. Titik koma sama sekali tidak digunakan.
# Deklarasi variabel
nama = "Citra"
saldo = 1500.50
is_member = False
# Tipe data koleksi (List)
angka = [10, 20, 30, 40]
Perhatikan penggunaan titik dua (:) setelah kondisi dan pentingnya indentasi (biasanya 4 spasi).
nilai = 75
if nilai >= 80:
print("Predikat A")
elif nilai >= 70:
print("Predikat B")
else:
print("Predikat C")
Fungsi dimulai dengan kata kunci def, diikuti nama fungsi, parameter dalam tanda kurung, dan diakhiri dengan titik dua.
def hitung_rata_rata(nilai1, nilai2):
# Indentasi mendefinisikan blok fungsi
rata_rata = (nilai1 + nilai2) / 2
return rata_rata
hasil = hitung_rata_rata(85, 90)
print(f"Rata-rata: {hasil}")
Perbedaan paling mencolok antara JS dan Python terletak pada penanda blok kode. JavaScript menggunakan { } dan seringkali ;, sementara Python menggunakan : dan indentasi. Pemula harus berhati-hati dalam memilih bahasa dan konsisten mengikuti aturan sintaksisnya.
Contoh lain, misalnya dalam perulangan: Di Python, perulangan for biasanya melibatkan rentang atau iterasi melalui koleksi secara langsung (for item in list:). Di JavaScript, perulangan for seringkali menyerupai sintaks C-style (for (let i = 0; i < length; i++)).
Penguasaan contoh syntax pemrograman ini bukan hanya tentang menghafal aturan, tetapi memahami filosofi desain di balik bahasa tersebut. Bahasa yang mengutamakan keterbacaan (seperti Python) akan memaksa programmer untuk menulis kode yang rapi melalui indentasi wajib, sementara bahasa yang lebih fleksibel (seperti JavaScript) memberikan kebebasan sintaksis yang lebih besar namun memerlukan kedisiplinan lebih dalam penulisan titik koma dan kurung kurawal.