Autoklaf manual adalah alat sterilisasi yang sangat penting dalam berbagai bidang, mulai dari laboratorium mikrobiologi, kedokteran gigi, hingga fasilitas kesehatan. Prinsip kerjanya adalah menggunakan uap air jenuh bertekanan tinggi untuk membunuh semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri yang tahan panas. Meskipun banyak autoklaf otomatis tersedia, pemahaman mendalam tentang penggunaan versi manual tetap krusial, terutama saat terjadi pemadaman listrik atau dalam kondisi operasional tertentu. Menggunakan autoklaf manual membutuhkan ketelitian dan pemantauan konstan.
Langkah persiapan adalah fondasi keberhasilan sterilisasi. Kesalahan pada tahap ini dapat menyebabkan kegagalan sterilisasi total.
Isi bagian bawah autoklaf (ketel) dengan air suling hingga mencapai batas minimum yang ditentukan oleh pabrikan, biasanya sekitar sepertiga dari ruang chamber atau mengikuti penanda level air.
Susun barang yang akan disterilkan di dalam keranjang atau rak. Pastikan barang tidak menumpuk terlalu rapat. Sisakan ruang kosong di sekitar dinding dan bagian atas agar uap dapat bersirkulasi secara merata. Jika Anda mensterilkan cairan, wadah harus ditutup longgar (tidak tertutup rapat) untuk mencegah pecah akibat tekanan uap yang berlebihan.
Ilustrasi Sederhana Komponen Autoklaf
Setelah semua siap, tutup penutup autoklaf dengan rapat. Kencangkan mur atau kunci pengunci sesuai prosedur alat Anda. Nyalakan sumber pemanas (bisa menggunakan kompor listrik atau gas). Jika autoklaf memiliki katup pelepas uap (vent valve), biarkan katup ini terbuka pada awalnya. Tujuannya adalah membiarkan semua udara dingin keluar dari chamber karena uap jenuh tidak akan bekerja efektif jika bercampur dengan udara.
Udara dingin lebih berat daripada uap panas, sehingga akan terdorong keluar melalui katup terbuka. Biarkan uap keluar hingga aliran yang keluar tampak stabil dan padat. Setelah udara dianggap habis (biasanya 5-10 menit setelah uap mulai terlihat konsisten), tutup katup pelepas uap tersebut.
Setelah katup ditutup, tekanan di dalam chamber akan mulai naik. Pantau termometer dan pengukur tekanan (gauge) secara berkala. Untuk sterilisasi standar alat-alat laboratorium, suhu yang umum dicapai adalah 121°C dengan tekanan sekitar 15 psi (pound per square inch) di atas tekanan atmosfer normal. Untuk instrumen yang lebih sensitif atau membutuhkan sterilisasi yang lebih tinggi, suhu 132°C mungkin diperlukan.
Ketika tekanan dan suhu telah mencapai target yang diinginkan (misalnya 121°C/15 psi), catat waktu dimulainya siklus sterilisasi. Jaga suhu dan tekanan ini stabil selama durasi yang dibutuhkan. Untuk sebagian besar instrumen, waktu minimal adalah 15 sampai 20 menit pada 121°C.
Setelah waktu sterilisasi selesai, matikan sumber pemanas. Jangan pernah membuka katup pelepas uap secara tiba-tiba! Tekanan yang dilepaskan terlalu cepat dapat menyebabkan cairan di dalam wadah mendidih hebat (bumping) dan meluap, atau bahkan memecahkan wadah kaca.
Biarkan autoklaf mendingin secara alami (pendinginan lambat). Pantau penurunan tekanan pada gauge. Ketika tekanan kembali ke nol (tekanan atmosfer), barulah Anda dapat membuka katup pelepas uap secara perlahan untuk memastikan sisa uap keluar dengan aman.
Setelah tekanan benar-benar nol dan suhu sudah turun (idealnya di bawah 90°C), buka penutup autoklaf sedikit demi sedikit. Gunakan APD (sarung tangan tahan panas dan pelindung wajah) saat membuka penutup karena masih ada uap panas yang tersisa.
Ambil barang yang telah disterilkan dengan hati-hati menggunakan penjepit atau sarung tangan tebal. Letakkan pada permukaan bersih dan biarkan benar-benar kering sebelum disimpan. Barang yang lembap rentan terkontaminasi kembali. Catat hasil sterilisasi dalam logbook, termasuk waktu mulai, waktu selesai, suhu tertinggi yang dicapai, dan hasil pengecekan indikator kimia/biologi.
Penggunaan manual menuntut perhatian lebih pada detail:
Dengan mengikuti langkah-langkah yang cermat ini, Anda dapat memastikan bahwa proses sterilisasi menggunakan autoklaf manual berjalan efektif dan aman.