Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang semakin populer sebagai alternatif pengganti solar (diesel) berbasis minyak bumi. Dibuat melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi, biodiesel menawarkan jejak karbon yang lebih rendah dan merupakan sumber energi terbarukan. Keberadaannya sangat penting dalam upaya global mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memerangi perubahan iklim.
Proses pembuatan biodiesel dapat dilakukan dalam skala industri besar maupun skala rumahan (DIY). Meskipun demikian, keamanan dan ketelitian dalam mengikuti prosedur sangat ditekankan, terutama karena melibatkan bahan kimia berbahaya seperti metanol dan katalis (seperti NaOH atau KOH).
Ilustrasi Sederhana Proses Transesterifikasi
Sebelum memulai, pastikan Anda memiliki bahan baku dan peralatan yang memadai. Kualitas bahan sangat menentukan kualitas biodiesel yang dihasilkan.
Proses ini harus dilakukan di area yang berventilasi sangat baik karena uap metanol beracun dan mudah terbakar.
Minyak bekas harus diuji kadar Asam Lemak Bebas (ALB/FFA). Jika ALB lebih dari 1%, reaksi langsung dengan katalis basa akan menghasilkan sabun (saponifikasi), bukan biodiesel. Jika ALB tinggi, lakukan Esterifikasi Awal (reaksi dengan katalis asam seperti H2SO4 dan metanol) terlebih dahulu.
Setelah lolos uji (atau setelah esterifikasi awal), saring minyak hingga benar-benar jernih dari sisa makanan atau partikel padat.
Ini adalah langkah paling berbahaya. Campurkan metanol dengan katalis (NaOH atau KOH). Contoh stoikiometri umum adalah 200 ml metanol per 1 liter minyak, dan katalis sekitar 5.5 gram per liter minyak (jika ALB rendah). Campurkan katalis secara perlahan ke dalam metanol sambil diaduk hingga larut sempurna. Proses ini menghasilkan Natrium Metoksida/Kalium Metoksida yang sangat korosif dan harus dilakukan dengan hati-hati.
Panaskan minyak nabati hingga mencapai suhu ideal (sekitar 60-65°C). Setelah suhu tercapai, matikan pemanas. Masukkan larutan metoksida yang sudah dibuat ke dalam minyak sambil diaduk dengan kecepatan konstan (sekitar 400-600 rpm) selama 1 hingga 2 jam. Suhu harus dijaga agar tidak turun drastis. Pengadukan yang baik memastikan reaksi berjalan maksimal.
Setelah pengadukan selesai, diamkan campuran selama minimal 12-24 jam tanpa diganggu. Campuran akan memisah menjadi dua lapisan:
Kuras lapisan gliserin dari bagian bawah wadah reaktor. Gliserin ini harus diolah lebih lanjut jika ingin dibuang dengan aman atau dimanfaatkan.
Biodiesel mentah masih mengandung sisa metanol, sabun, dan katalis. Proses pemurnian (pencucian) sangat penting. Cara paling umum adalah dengan mencuci menggunakan air hangat secara bertahap. Tuang air hangat secara perlahan ke atas biodiesel, aduk sebentar, lalu diamkan agar air kotor turun ke bawah. Ulangi proses pencucian ini hingga air yang dikeluarkan netral (pH 7).
Setelah dicuci, biodiesel harus dikeringkan sepenuhnya (biasanya dengan pemanasan ringan atau aerasi) sebelum digunakan pada mesin diesel.
Membuat biodiesel melibatkan penggunaan bahan kimia yang sangat berbahaya. Metanol adalah cairan yang mudah menguap, beracun jika terhirup atau terserap kulit, dan sangat mudah terbakar. NaOH/KOH bersifat sangat kaustik dan dapat menyebabkan luka bakar kimia serius.
Selalu gunakan APD lengkap: kacamata pelindung kimia, sarung tangan nitril tebal, pakaian pelindung lengan panjang, dan pastikan ventilasi udara sangat baik. Jauhkan dari api terbuka, percikan api, dan anak-anak.