Ilustrasi visual mengenai pesona ayam hutan hijau.
Ayam hutan hijau (Gallus varius) adalah salah satu spesies ayam hutan yang memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi keindahan bulunya yang unik maupun potensinya untuk dibudidayakan. Berbeda dengan ayam kampung pada umumnya, ayam hutan hijau memerlukan penanganan yang sedikit berbeda dalam proses beternaknya agar dapat tumbuh optimal dan berkembang biak dengan baik. Jika Anda tertarik untuk memulai usaha peternakan ayam hutan hijau, panduan ini akan mengupas tuntas cara beternak ayam hutan hijau secara efektif dan efisien.
Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam teknis beternak, penting untuk memahami karakteristik dasar ayam hutan hijau. Ayam hutan hijau dikenal dengan bulu jantan yang berwarna-warni, dominan hijau metalik, hitam, dan sedikit sentuhan merah pada bagian pial dan gelambir. Betinanya cenderung memiliki warna yang lebih kamuflase, coklat keemasan, untuk melindungi diri dan anak-anaknya. Ayam hutan hijau memiliki sifat yang lebih liar dan waspada dibandingkan ayam domestik. Mereka cenderung lebih aktif bergerak dan membutuhkan ruang yang lebih luas untuk berkeliaran. Memahami naluri alami mereka adalah kunci keberhasilan dalam beternak.
Langkah awal yang krusial dalam cara beternak ayam hutan hijau adalah pemilihan indukan yang berkualitas. Carilah indukan yang sehat, aktif, memiliki postur tubuh proporsional, dan bebas dari penyakit. Usahakan untuk mendapatkan indukan dari sumber yang terpercaya untuk memastikan kemurnian genetik dan kesehatan. Indukan jantan sebaiknya memiliki bulu yang cerah dan sehat, sementara betina yang matang seksual akan menunjukkan tanda-tanda siap kawin. Hindari memilih indukan yang terlihat lesu, memiliki luka, atau kelainan fisik.
Kandang untuk ayam hutan hijau harus dirancang sedemikian rupa agar menyerupai habitat aslinya sebisa mungkin. Berikut beberapa poin penting dalam persiapan kandang:
Nutrisi yang seimbang sangat penting untuk pertumbuhan dan reproduksi ayam hutan hijau. Pakan dapat terdiri dari beberapa komponen:
Pemberian pakan sebaiknya dilakukan dua hingga tiga kali sehari. Perhatikan jumlah pakan yang diberikan agar tidak berlebihan dan menyebabkan pemborosan atau masalah kesehatan.
Ayam hutan hijau secara alami memiliki naluri berkoloni. Idealnya, satu jantan dapat dipasangkan dengan 3-5 betina. Periode bertelur biasanya dimulai setelah musim kawin. Betina akan mencari tempat yang tersembunyi dan aman untuk bertelur. Jika Anda ingin menetaskan telur secara alami, pastikan sarang yang disediakan aman dan tenang. Anda juga bisa menggunakan inkubator buatan jika ingin mengontrol proses penetasan dengan lebih baik. Inkubasi telur ayam hutan hijau biasanya memakan waktu sekitar 21-23 hari.
Setelah menetas, anak ayam hutan hijau (Day Old Duck/DOD, dalam konteks ini Day Old Chick/DOC) memerlukan perhatian khusus. Kandang pengeraman harus hangat (sekitar 30-32 derajat Celcius pada minggu pertama) dan bebas dari angin. Pakan untuk anak ayam harus halus dan kaya nutrisi, biasanya pakan starter khusus unggas. Pastikan anak ayam selalu mendapatkan air minum bersih.
Kesehatan adalah faktor utama dalam cara beternak ayam hutan hijau. Lakukan pengamatan rutin terhadap kondisi ayam. Segera pisahkan ayam yang menunjukkan gejala sakit. Lakukan vaksinasi sesuai jadwal yang direkomendasikan untuk mencegah penyakit. Kebersihan kandang harus selalu dijaga untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit. Anda juga bisa memberikan ramuan herbal tradisional sebagai pencegahan.
Beternak ayam hutan hijau memang memiliki tantangan tersendiri karena sifat liar dan kebutuhan habitatnya yang spesifik. Namun, keuntungan yang bisa didapat juga cukup menjanjikan. Permintaan pasar untuk ayam hias atau bahkan sebagai hewan peliharaan yang unik terus meningkat. Dengan penanganan yang tepat dan pemahaman mendalam, cara beternak ayam hutan hijau dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan sekaligus upaya pelestarian spesies.