Mengenal BISINDO: Bahasa Isyarat Indonesia

Bahasa Isyarat Indonesia, yang dikenal luas dengan akronim **BISINDO**, merupakan sebuah sistem komunikasi visual-spasial yang digunakan oleh komunitas Tuli di Indonesia. Berbeda dengan anggapan umum bahwa bahasa isyarat adalah universal, BISINDO adalah bahasa alami yang memiliki tata bahasa, struktur, dan kosakata tersendiri, yang sangat dipengaruhi oleh konteks budaya dan geografis Indonesia. Perkembangan dan pengakuan BISINDO sangat penting bagi inklusivitas dan hak-hak penyandang disabilitas rungu.

Apa Itu BISINDO?

BISINDO dikembangkan secara organik oleh komunitas Tuli Indonesia, berbeda dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang lebih bersifat kodifikasi dari Bahasa Indonesia lisan. Perbedaan fundamental ini terletak pada cara pembentukannya. BISINDO adalah bahasa yang hidup, berevolusi seiring waktu dan variasi regional. Penggunaan isyarat dalam BISINDO mencakup gerakan tangan, ekspresi wajah (non-manual markers), dan posisi tubuh yang semuanya memegang peran krusial dalam menyampaikan makna gramatikal.

Pengakuan BISINDO sebagai identitas budaya dan bahasa resmi bagi komunitas Tuli adalah perjuangan yang panjang. Komunitas Tuli memandang BISINDO bukan sekadar alat komunikasi, tetapi sebagai warisan budaya yang mengikat mereka bersama. Ketika seseorang menggunakan BISINDO, mereka tidak hanya menerjemahkan kata-kata, tetapi mentransfer konsep dan nuansa emosional secara visual. Ini menjadikan BISINDO sangat kaya dan ekspresif, mampu menyampaikan pemikiran abstrak dan konkret dengan sangat efektif.

Pentingnya Pengakuan dan Pembelajaran BISINDO

Dalam konteks sosial dan pendidikan, pengakuan penuh terhadap BISINDO sangat vital. Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas memberikan landasan hukum untuk pengakuan bahasa isyarat. Namun, implementasi di lapangan sering kali menghadapi tantangan, terutama dalam penyediaan penerjemah yang fasih berbahasa isyarat otentik (bukan sekadar SIBI) di layanan publik, kesehatan, dan pendidikan.

Belajar BISINDO tidak hanya bermanfaat bagi anggota komunitas Tuli. Bagi masyarakat dengar (hearing people), menguasai BISINDO membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang cara pandang dunia dari perspektif Tuli. Ini mempromosikan komunikasi yang setara dan menghilangkan hambatan komunikasi yang selama ini sering terjadi. Banyak inisiatif, baik dari organisasi nirlaba maupun komunitas mandiri, yang kini giat melakukan pelatihan dasar BISINDO untuk umum.

Ilustrasi Dua Tangan Melakukan Isyarat dalam Bahasa Isyarat

Struktur Bahasa dan Keunikan Ekspresi

Salah satu aspek paling menarik dari **bisindo isyarat** adalah struktur kalimatnya yang sering kali mengikuti pola Topic-Comment, yang mungkin berbeda dari struktur S-P-O (Subjek-Predikat-Objek) dalam Bahasa Indonesia lisan. Misalnya, untuk mengatakan "Saya pergi ke pasar kemarin," dalam BISINDO isyarat, urutannya bisa jadi "PASAR, SAYA, PERGI (kemarin)." Penggunaan ruang (ruang isyarat) juga krusial; objek dan subjek yang telah diisyaratkan akan direferensikan ulang hanya dengan menunjuk ke lokasi tertentu di depan penutur.

Ekspresi wajah adalah komponen tata bahasa yang tidak dapat diabaikan. Alis yang terangkat mungkin menandakan pertanyaan, sementara mulut yang sedikit terbuka bisa menyertai penanda aspek tertentu dari kata kerja. Mengabaikan ekspresi wajah sama saja dengan mengabaikan separuh makna dari pesan yang disampaikan dalam BISINDO. Inilah mengapa para ahli menekankan bahwa BISINDO bukan sekadar gestur tangan, melainkan bahasa multi-modal yang utuh.

Masa Depan dan Aksesibilitas

Masa depan komunikasi Tuli di Indonesia sangat bergantung pada integrasi dan penerimaan BISINDO. Dengan teknologi digital yang semakin maju, platform online telah menjadi sarana penting untuk mempublikasikan kamus BISINDO digital dan materi pembelajaran. Gerakan akar rumput terus mendorong pemerintah dan sektor swasta untuk mengadopsi standar aksesibilitas yang mengakui BISINDO sebagai bahasa komunikasi utama bagi warga negara Tuli. Peningkatan jumlah juru bahasa isyarat profesional yang menguasai BISINDO otentik adalah kunci untuk memastikan bahwa hak-hak dasar warga Tuli dapat terpenuhi di semua lini kehidupan, mulai dari layanan kesehatan darurat hingga partisipasi penuh dalam demokrasi.

Mendukung dan mempelajari BISINDO adalah langkah nyata menuju masyarakat Indonesia yang lebih inklusif dan menghargai keragaman linguistik dan budaya yang ada di dalamnya.