Kabupaten Badung, Bali, seringkali diasosiasikan dengan pantai-pantai glamor dan destinasi wisata kelas dunia seperti Kuta dan Seminyak. Namun, jauh dari hiruk pikuk resor, terdapat area yang mempertahankan ketenangan agrarisnya, salah satunya adalah kawasan Tepi Sawah di Tuban. Area ini menawarkan pemandangan yang menyejukkan mata, di mana hamparan sawah hijau menjadi latar belakang kehidupan sehari-hari masyarakat lokal.
Di Tuban, Anda masih bisa menyaksikan pemandangan klasik Bali: sekelompok bebek tepi sawah yang dipelihara oleh petani lokal. Keberadaan bebek-bebek ini bukan hanya estetika, tetapi juga bagian integral dari siklus pertanian padi di Bali. Mereka sering terlihat bergerombol di pinggiran pematang sawah, terkadang menyelam ke saluran irigasi, atau dengan tenang berjalan berbaris setelah hari yang panjang di bawah terik matahari Bali.
Bebek di Bali, termasuk yang berada di wilayah seperti Tuban, Kabupaten Badung, memegang peran penting yang melampaui sekadar sumber protein. Secara ekologis, bebek adalah "petani mini" yang membantu menjaga kesehatan sawah. Mereka memakan hama seperti siput dan serangga yang merusak tanaman padi, mengurangi kebutuhan petani akan pestisida kimia. Cara hidup seperti ini sejalan dengan filosofi subak, sistem irigasi tradisional Bali yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Mengamati kawanan bebek ini bergerak bersama, seringkali dipandu oleh pemiliknya dengan tongkat panjang, adalah pengalaman yang otentik. Ini adalah kontras yang menarik dengan kedekatan Tuban dengan bandara internasional dan pusat keramaian Kuta. Sawah di sini berfungsi sebagai paru-paru hijau dan penyeimbang ekologis bagi perkembangan pesat di selatan Badung.
Bagi wisatawan yang mencari sisi Bali yang lebih tenang dan tradisional, menyempatkan waktu menjelajahi jalan setapak di tepi sawah Tuban sangat direkomendasikan. Namun, sangat penting untuk selalu menjaga etika saat berkunjung. Area ini adalah lingkungan kerja dan rumah bagi penduduk setempat. Ambil foto dengan hormat, jangan mengganggu ternak, dan hargai ketenangan yang ditawarkan oleh pemandangan alam ini.
Pemandangan bebek yang berbaris di tengah hijaunya padi, dengan latar belakang langit biru Bali, adalah esensi dari Bali yang masih bertahan di tengah modernisasi. Kawasan seperti ini mengingatkan kita bahwa di balik gemerlap pariwisata, jantung pertanian Bali masih berdetak kencang. Keberlangsungan bebek-bebek ini di tepi sawah Tuban adalah indikasi bahwa tradisi pertanian masih hidup dan berkembang, menawarkan keindahan visual yang tak ternilai harganya bagi siapa pun yang meluangkan waktu untuk melihat lebih dekat.
Perjalanan ke tempat-tempat seperti ini memberikan apresiasi mendalam terhadap ketahanan budaya dan lingkungan di Bali. Kehadiran bebek-bebek ini adalah penanda visual bahwa keseimbangan alam masih berusaha dipertahankan, bahkan di area yang berbatasan langsung dengan denyut nadi pariwisata Badung. Nikmati ketenangan ini sebelum ia berubah.