Pertanyaan mengenai bahasa pemrograman web yang paling dasar dalam pembuatan website adalah sering muncul di benak pemula. Jawabannya bukanlah bahasa pemrograman kompleks seperti PHP, Python, atau JavaScript (meskipun ketiganya sangat penting), melainkan fondasi struktural dan presentasi dari sebuah halaman web: HTML dan CSS.
Ketika kita berbicara tentang "paling dasar", kita merujuk pada dua pilar utama yang wajib ada agar sebuah browser dapat menampilkan konten. Tanpa kedua elemen ini, yang Anda miliki hanyalah teks mentah. Mari kita telaah peran masing-masing.
HTML (HyperText Markup Language) adalah bahasa markup standar yang digunakan untuk membuat dan menyusun konten di World Wide Web. HTML mendefinisikan struktur semantik dari sebuah halaman web—di mana letak judul, paragraf, tautan, gambar, dan daftar berada. HTML menggunakan "tag" untuk mengapit elemen konten, memberi tahu browser bagaimana menampilkannya secara struktural.
Bayangkan sebuah bangunan rumah. HTML adalah kerangka baja, dinding, dan penempatan pintu serta jendela. Ia memberikan bentuk dasar namun belum memiliki warna atau dekorasi. Tanpa HTML, tidak ada yang bisa dibaca atau diklik oleh pengguna.
<!DOCTYPE html>
<html lang="id">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<title>Halaman Saya</title>
</head>
<body>
<h1>Selamat Datang</h1>
<p>Ini adalah paragraf pertama.</p>
</body>
</html>
Seperti yang terlihat di atas, tag seperti <h1> dan <p> hanyalah penanda struktur. Mereka tidak memberi tahu browser tentang warna font, ukuran margin, atau tata letak keseluruhan. Untuk itu, kita membutuhkan lapisan kedua.
Jika HTML adalah kerangka, maka CSS (Cascading Style Sheets) adalah cat, furnitur, dan desain interiornya. CSS adalah bahasa lembar gaya yang digunakan untuk mendeskripsikan tampilan dan format dokumen yang ditulis dalam bahasa markup seperti HTML.
Fungsi utama CSS adalah memisahkan konten (HTML) dari presentasi (tampilannya). Hal ini membuat pengelolaan situs web menjadi jauh lebih efisien. Dengan satu file CSS, Anda dapat mengubah tampilan ribuan halaman sekaligus. CSS mengatur warna latar belakang, jenis font, spasi antar elemen, tata letak (layout), dan bahkan bagaimana situs tersebut terlihat pada perangkat seluler (responsivitas).
body {
font-family: Arial, sans-serif;
background-color: #f0f0f0;
}
h1 {
color: navy;
text-align: center;
}
p {
font-size: 16px;
margin-left: 20px;
}
Dengan menggabungkan kedua bahasa ini—HTML untuk struktur dan CSS untuk gaya—Anda telah berhasil membuat website statis yang fungsional dan tampak profesional. Inilah tingkatan paling dasar yang harus dikuasai oleh siapa pun yang ingin memulai pengembangan web.
Seringkali, JavaScript (JS) disebutkan bersamaan dengan HTML dan CSS. JS adalah bahasa pemrograman yang menambahkan interaktivitas, logika, dan perilaku dinamis pada halaman web. Anda memerlukan HTML dan CSS agar halaman bisa dilihat dan bergaya, baru kemudian JS bisa "beraksi" di atasnya.
Contoh: Anda dapat membuat formulir pendaftaran (HTML) dan membuatnya terlihat bagus (CSS) tanpa JS. Namun, Anda tidak dapat memvalidasi apakah email yang diinput pengguna sudah benar secara otomatis tanpa JavaScript. Oleh karena itu, dalam hirarki dasar pembuatan website, JavaScript datang sebagai lapisan ketiga yang membuat situs menjadi "hidup" dan interaktif, sementara HTML dan CSS adalah fondasinya.
Kesimpulannya, ketika ditanya bahasa pemrograman web yang paling dasar dalam pembuatan website adalah, jawabannya adalah kombinasi harmonis antara HTML sebagai kerangka struktural dan CSS sebagai lapisan presentasi visual. Menguasai keduanya adalah gerbang utama Anda memasuki dunia pengembangan web.