Dunia teknologi yang kita kenal hari ini dibangun di atas fondasi yang sangat kuat, yaitu bahasa pemrograman. Setiap aplikasi canggih, situs web interaktif, dan sistem operasi modern bermula dari serangkaian instruksi yang logis. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya bahasa pemrograman pertama di dunia?
Menentukan satu bahasa sebagai "yang pertama" sering kali rumit karena definisi "bahasa pemrograman" itu sendiri telah berevolusi. Pada masa-masa awal komputasi, yang ada hanyalah instruksi mesin, serangkaian kode biner (0 dan 1) yang langsung dipahami oleh perangkat keras. Proses ini sangat memakan waktu, rentan kesalahan, dan hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang yang sangat memahami arsitektur mesin.
Dari Biner ke Notasi yang Lebih Tinggi
Pergerakan menuju bahasa pemrograman yang lebih abstrak dimulai ketika para pionir komputer menyadari perlunya cara yang lebih mudah untuk berkomunikasi dengan mesin. Konsep awal ini sering melibatkan penggunaan kode heksadesimal atau, yang lebih dikenal, bahasa rakitan (assembly language). Bahasa rakitan menggunakan singkatan mnemonik (seperti 'ADD' untuk penjumlahan atau 'MOV' untuk memindahkan data) yang kemudian diterjemahkan menjadi kode mesin oleh program yang disebut assembler.
Meskipun bahasa rakitan merupakan langkah besar menjauh dari biner murni, ia masih terikat erat pada arsitektur mesin tertentu. Jika Anda membuat program untuk satu jenis komputer, kode tersebut tidak akan berfungsi pada jenis komputer yang berbeda. Keterbatasan inilah yang mendorong pencarian untuk bahasa tingkat tinggi yang lebih universal.
Lahirnya FORTRAN: Pelopor Bahasa Tingkat Tinggi
Konsensus umum di kalangan sejarawan komputasi menunjuk pada **FORTRAN (Formula Translation)** sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama yang benar-benar berhasil dan tersebar luas. Dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh John Backus di IBM pada pertengahan tahun 1950-an, FORTRAN dirancang untuk mempermudah para ilmuwan dan insinyur dalam memecahkan masalah matematika dan ilmiah yang kompleks.
Tujuan utama Backus adalah menciptakan bahasa yang mendekati notasi matematika yang biasa digunakan, sehingga programmer tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengkonversi persamaan menjadi kode mesin. Ini adalah terobosan fundamental. Dengan adanya FORTRAN, programmer bisa fokus pada logika masalah, bukan lagi pada detail register CPU yang rumit. Meskipun implementasi awalnya memakan waktu bertahun-tahun dan awalnya skeptis, kompiler FORTRAN pertama terbukti efisien, membuktikan bahwa bahasa tingkat tinggi dapat menghasilkan kode yang secepat atau bahkan lebih cepat daripada kode rakitan yang ditulis tangan.
Dampak Revolusioner pada Komputasi
Keberhasilan FORTRAN membuka jalan bagi era baru. Ini membuktikan bahwa abstraksi adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas pemrograman. Setelah FORTRAN, muncul bahasa-bahasa lain yang masing-masing bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spesifik. Misalnya, COBOL (Common Business-Oriented Language) muncul tak lama setelahnya, ditujukan untuk aplikasi bisnis.
Jika kita kembali ke masa sebelum FORTRAN, beberapa eksperimen dan konsep teoritis seperti Plankalkül yang dikembangkan oleh Konrad Zuse di Jerman pada tahun 1940-an juga pantas disebut. Namun, karena kondisi perang dan kurangnya publikasi, Plankalkül tidak sempat diimplementasikan secara luas atau mempengaruhi perkembangan bahasa pemrograman lainnya secara langsung. Oleh karena itu, FORTRAN sering dianugerahi gelar sebagai bahasa pemrograman pertama di dunia yang praktis dan berdampak luas pada evolusi komputasi modern.
Sejak saat itu, evolusi berlanjut pesat—dari ALGOL, LISP, hingga bahasa modern seperti Python dan JavaScript. Namun, semua inovasi ini berutang budi pada langkah berani yang diambil oleh John Backus dan timnya dalam menerjemahkan logika manusia menjadi instruksi yang dapat dieksekusi oleh mesin melalui bahasa yang lebih mudah dipahami.