Di era dominasi bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Python, JavaScript, dan C++, ada satu nama yang selalu dikenang sebagai pelopor kemudahan dalam komputasi: BASIC (Beginner's All-purpose Symbolic Instruction Code). Bahasa ini bukan sekadar artefak sejarah; ia adalah fondasi penting yang memperkenalkan jutaan orang di seluruh dunia pada konsep pemrograman komputer. BASIC dirancang dengan filosofi utama: kesederhanaan dan aksesibilitas.
BASIC pertama kali dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an di Dartmouth College oleh John G. Kemeny dan Thomas E. Kurtz. Tujuan mereka sangat ambisius namun sederhana: menciptakan bahasa pemrograman yang cukup mudah dipelajari sehingga mahasiswa dari berbagai jurusan non-sains pun bisa menggunakannya untuk memecahkan masalah komputasi tanpa harus melalui kurva pembelajaran yang curam.
Kunci sukses awal BASIC adalah kemampuannya untuk berjalan pada komputer waktu berbagi (time-sharing systems), yang kala itu merupakan teknologi mutakhir. Hal ini memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses komputer secara bersamaan melalui terminal. Ketika komputer personal (PC) mulai menjamur di akhir 1970-an dan awal 1980-an, BASIC menjadi bahasa standar de facto. Microsoft BASIC, misalnya, menjadi paket perangkat lunak penting pada sistem operasi seperti MS-DOS dan Apple II.
Ciri khas paling ikonik dari implementasi BASIC klasik adalah penggunaan nomor baris (line numbers). Setiap baris kode harus diawali dengan angka (misalnya, 10, 20, 30, dst.). Nomor baris ini berfungsi sebagai alamat, digunakan oleh perintah seperti `GOTO` dan `GOSUB` untuk mengontrol alur program. Meskipun dalam pemrograman modern nomor baris dianggap usang dan membuat kode sulit dipelihara, pada masanya, ini adalah cara paling efisien untuk melakukan lompatan kondisional dan perulangan.
Contoh sederhana sintaks BASIC lama:
10 PRINT "SELAMAT DATANG DI PEMROGRAMAN BASIC"
20 INPUT "MASUKKAN ANGKA PERTAMA: "; A
30 INPUT "MASUKKAN ANGKA KEDUA: "; B
40 C = A + B
50 PRINT "HASIL PENJUMLAHAN ADALAH: "; C
60 END
Seiring waktu, BASIC berevolusi. Versi-versi selanjutnya mulai meninggalkan ketergantungan ketat pada nomor baris dan memperkenalkan fitur-fitur pemrograman terstruktur, seperti blok `IF-THEN-ELSE` yang lebih baik dan dukungan untuk prosedur/fungsi terpisah. Evolusi paling signifikan adalah lahirnya Visual Basic (VB) oleh Microsoft. VB memindahkan paradigma BASIC dari lingkungan teks murni ke lingkungan grafis (GUI), memungkinkan pengembangan aplikasi desktop dengan antarmuka visual yang mudah diatur. Meskipun Visual Basic Classic telah digantikan oleh .NET, filosofi kemudahan penggunaan yang diwariskan oleh BASIC tetap terasa.
Warisan BASIC sangat besar. Ia mengajarkan dasar-dasar logika pemrograman—variabel, perulangan, percabangan—kepada generasi awal programmer. Tanpa BASIC, mungkin adopsi komputasi personal di rumah tangga akan jauh lebih lambat. Bahasa ini berhasil mendemokratisasi pemrograman, mengubahnya dari domain eksklusif para ilmuwan komputer menjadi alat yang bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki keingintahuan.
Meskipun implementasi BASIC murni jarang digunakan untuk pengembangan industri skala besar saat ini, semangatnya hidup dalam bentuk modern seperti FreeBASIC, QB64 (yang kompatibel dengan QBasic lama), dan bahkan dalam bahasa-bahasa makro dalam perangkat lunak seperti Excel VBA (Visual Basic for Applications).
Bagi para pendidik dan pemula, BASIC modern masih menjadi titik awal yang sangat baik. Kemampuannya untuk memberikan umpan balik cepat, sintaks yang dekat dengan bahasa Inggris, dan kebutuhan komputasi yang relatif ringan membuatnya ideal untuk pengenalan konsep pemrograman dasar. Ketika seseorang memahami logika yang ditanamkan dalam program BASIC sederhana, transisi ke bahasa yang lebih kompleks menjadi jauh lebih mulus. BASIC adalah nenek moyang dari banyak kemudahan yang kita nikmati dalam pengembangan perangkat lunak hari ini.