Ilustrasi gerakan tangan universal "I Love You" (ILY).
Bahasa isyarat telah menjadi jembatan komunikasi yang vital, terutama bagi komunitas Tuli dan mereka yang memiliki kesulitan berbicara. Salah satu isyarat yang paling dikenal secara global, bahkan melampaui batas-batas bahasa isyarat spesifik (seperti ASL atau BSL), adalah isyarat "I Love You." Namun, ketika seseorang membalas isyarat tersebut dengan ucapan "I Love You Too" dalam bahasa isyarat, kita perlu memahami nuansa yang ada.
Isyarat "I Love You" yang populer secara internasional terdiri dari ibu jari, telunjuk, dan kelingking yang terentang, sementara jari tengah dan manis ditekuk ke telapak tangan. Isyarat ini merupakan gabungan dari inisial huruf dalam bahasa Inggris: 'I' (kelingking), 'L' (ibu jari dan telunjuk), dan 'Y' (ibu jari dan kelingking).
Meskipun sering diasosiasikan dengan American Sign Language (ASL), popularitasnya meluas berkat tokoh budaya pop, khususnya di Amerika Serikat. Isyarat ini cepat diadopsi karena sifatnya yang ringkas dan mudah dipahami oleh orang dari berbagai latar belakang linguistik. Ia menyampaikan pesan afeksi, dukungan, dan rasa hormat secara instan.
Ketika Anda menerima isyarat "I Love You" (ILY), respons yang paling umum dan paling mudah diterima dalam konteks komunikasi non-verbal universal adalah membalas isyarat yang sama. Mengulangi isyarat ILY adalah cara paling jelas untuk mengatakan "I Love You Too" (Aku juga mencintaimu) tanpa memerlukan perubahan gerakan yang rumit.
Di banyak komunitas Tuli, membalas isyarat ILY dengan isyarat ILY yang sama adalah konfirmasi dan pengulangan emosi yang sama. Ini adalah respons yang hangat, setara, dan secara linguistik isyarat tersebut berfungsi sebagai respons yang menguatkan pesan sebelumnya.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun ILY universal dikenal luas, bahasa isyarat formal di Indonesia, seperti BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia), memiliki sistemnya sendiri untuk mengekspresikan kata-kata. Dalam BISINDO atau bahasa isyarat daerah lainnya, ungkapan "Aku cinta kamu" mungkin diekspresikan dengan gerakan yang berbeda, yang melibatkan representasi huruf atau konsep spesifik dalam sistem tersebut.
Namun, dalam konteks komunikasi lintas budaya atau dalam situasi kasual di mana penutur bahasa isyarat dari berbagai negara bertemu, isyarat ILY yang digabungkan tadi tetap menjadi pilihan utama untuk menyampaikan balasan kasih sayang. Menggunakan isyarat ILY sebagai balasan adalah cara yang inklusif dan efektif untuk memastikan pesan Anda diterima dengan jelas.
Komunikasi non-verbal memiliki kekuatan yang luar biasa. Ketika seseorang meluangkan waktu untuk mengirimkan isyarat ILY, mereka menunjukkan kerentanan dan kasih sayang mereka. Merespons dengan isyarat yang sama tidak hanya memvalidasi perasaan mereka tetapi juga memperkuat ikatan emosional yang sedang dibangun atau dipertahankan.
Dalam budaya komunikasi Tuli, pengulangan atau penekanan pada isyarat sering digunakan untuk menambahkan intensitas. Jadi, membalas ILY dengan ILY yang sama tidak sekadar berarti "juga," tetapi bisa juga berarti "Aku mencintaimu lebih besar lagi," tergantung pada energi dan konteks sosial yang menyertainya. Tindakan membalas ini menunjukkan bahwa Anda mendengarkan (dalam pengertian visual) dan menghargai apa yang telah disampaikan.
Meskipun isyarat ILY sangat populer, penting untuk menggunakannya dengan niat yang tulus. Menggunakan isyarat ini secara sembarangan atau hanya karena trend dapat meremehkan makna aslinya, terutama bagi mereka yang menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa utama mereka. Jika Anda baru mengenal seseorang, isyarat ini paling baik digunakan setelah terjadi koneksi emosional yang lebih substansial.
Secara keseluruhan, mengucapkan "I Love You Too" dalam bahasa isyarat paling sering diwujudkan dengan melakukan isyarat ILY kembali. Ini adalah bahasa kasih sayang yang melintasi batas negara dan bahasa, menawarkan cara yang indah dan tanpa kata untuk menguatkan ikatan manusia.