Asal Muasal Bahan Bakar Solar

Mengenal Lebih Dekat Bahan Bakar Solar

Bahan bakar solar, atau yang sering disebut diesel, adalah salah satu komoditas energi paling vital di dunia modern. Perannya sangat krusial, terutama dalam sektor transportasi berat, industri, dan pembangkit listrik. Namun, pernahkah Anda benar-benar berpikir, bahan bakar solar berasal dari mana asalnya? Jawabannya berakar jauh di bawah permukaan bumi, dalam proses geologis yang memakan waktu jutaan tahun.

Secara fundamental, solar adalah produk olahan dari minyak mentah (petroleum). Minyak mentah sendiri adalah cairan kental berwarna hitam yang terbentuk dari dekomposisi materi organik—seperti plankton dan alga—yang terkubur di bawah sedimen laut atau danau selama era geologis lampau. Tekanan dan panas yang ekstrem selama jutaan tahun mengubah sisa-sisa organik ini menjadi hidrokarbon cair yang kita kenal sebagai minyak mentah.

Proses Ekstraksi dan Pengolahan

Setelah minyak mentah berhasil diekstraksi dari reservoir bawah tanah melalui sumur pengeboran, ia belum siap digunakan sebagai bahan bakar. Minyak mentah adalah campuran kompleks dari berbagai jenis hidrokarbon. Untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi yang berguna—seperti bensin, avtur (jet fuel), minyak tanah, dan tentu saja, solar—diperlukan proses pemurnian di kilang minyak.

Di dalam kilang, minyak mentah dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi dan kemudian dimasukkan ke dalam kolom distilasi fraksional. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon. Fraksi yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu dan naik ke puncak kolom, sementara fraksi dengan titik didih lebih tinggi akan tetap berada di bagian bawah.

Bahan bakar solar menempati posisi menengah dalam proses distilasi ini. Solar memiliki rantai molekul yang lebih panjang dibandingkan bensin, sehingga titik didihnya lebih tinggi. Setelah dipisahkan, fraksi solar ini kemudian melewati serangkaian proses tambahan seperti penghilangan sulfur (desulfurisasi) dan penambahan aditif untuk memastikan kualitasnya memenuhi standar emisi dan performa mesin diesel yang semakin ketat.

Perbedaan Utama Solar dengan Bensin

Memahami dari mana bahan bakar solar berasal juga berarti memahami mengapa solar berbeda dari bensin. Perbedaan utama terletak pada struktur kimianya. Bensin terdiri dari hidrokarbon dengan rantai karbon yang relatif pendek (C4 hingga C12), yang membuatnya mudah menguap dan terbakar pada tekanan rendah (cocok untuk busi). Sementara itu, solar memiliki rantai karbon yang lebih panjang (C12 hingga C20).

Rantai karbon yang lebih panjang ini membuat solar kurang mudah menguap. Inilah sebabnya mengapa mesin diesel tidak menggunakan busi. Mesin diesel bekerja berdasarkan prinsip kompresi tinggi; udara dikompresi hingga sangat panas, kemudian solar disemprotkan ke ruang bakar, dan panas kompresi tersebut menyebabkan solar terbakar secara spontan (auto-ignition). Kualitas pembakaran ini bergantung pada tingkat kestabilan solar terhadap detonasi, yang diukur dengan angka setana (cetane number).

Masa Depan dan Sumber Alternatif

Meskipun saat ini mayoritas bahan bakar solar berasal dari minyak bumi fosil, dorongan global menuju energi berkelanjutan mulai memunculkan alternatif. Biodiesel, misalnya, adalah salah satu pengganti yang semakin populer. Biodiesel dibuat dari sumber daya terbarukan seperti minyak nabati (misalnya minyak kelapa sawit, kedelai) atau lemak hewan melalui proses transesterifikasi.

Biodiesel dapat dicampur dengan solar berbasis minyak bumi dalam berbagai proporsi (seperti B7, B10, atau B30) untuk mengurangi jejak karbon secara keseluruhan. Inovasi juga terus dilakukan untuk mengembangkan bahan bakar sintetis atau "e-diesel" yang diproduksi menggunakan hidrogen terbarukan dan karbon dioksida yang ditangkap dari atmosfer. Meskipun demikian, untuk saat ini dan dalam waktu dekat, inti dari jawaban atas pertanyaan bahan bakar solar berasal dari proses penyulingan minyak mentah yang telah diwariskan selama lebih dari satu abad.

Crude Oil

Visualisasi proses pemurnian minyak mentah menjadi bahan bakar.