Ilustrasi sederhana bagian dari sistem pencernaan ruminansia, menyoroti posisi babat.
Definisi dan Fungsi Utama Bagian Babat
Dalam dunia peternakan dan ilmu biologi hewan, istilah "bagian babat" merujuk pada salah satu kompartemen utama dari perut hewan ruminansia, seperti sapi, kambing, domba, dan rusa. Hewan-hewan ini memiliki sistem pencernaan yang unik, dikenal sebagai perut majemuk, yang terdiri dari empat kompartemen: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Dari keempatnya, bagian babat—atau yang secara teknis disebut retikulum—memainkan peran krusial yang sering disalahpahami atau disamakan dengan rumen. Secara anatomi, babat terletak berdampingan dengan rumen dan seringkali memiliki dinding yang saling berhubungan, membuat keduanya sering disebut sebagai kompleks retikulo-rumen.
Fungsi utama dari bagian babat (retikulum) adalah sebagai penyaring atau filter. Ketika hewan memamah biak (mengkonsumsi rumput atau hijauan kasar), makanan yang masuk akan bercampur di rumen. Retikulum kemudian bertugas menangkap benda-benda asing berukuran besar yang mungkin tertelan, seperti kerikil, paku, atau kawat. Inilah sebabnya mengapa masalah medis yang serius sering terjadi pada retikulum, yang dikenal sebagai penyakit benda asing (hardware disease). Selain fungsi penyaringan, retikulum juga berperan dalam proses regurgitasi. Ia membantu mendorong kembali pakan yang belum tercerna sempurna ke mulut untuk dikunyah kembali, sebuah proses vital dalam pencernaan ruminansia.
Hubungan Simbiosis dengan Rumen
Seringkali, ketika berbicara tentang bagian babat dalam konteks kuliner (seperti jeroan), istilah ini merujuk pada keseluruhan jaringan yang ada di perut, padahal secara spesifik, babat adalah kompartemen kedua. Kinerja retikulum sangat bergantung pada efisiensi rumen. Rumen adalah kantung fermentasi raksasa tempat mikroorganisme (bakteri, protozoa, jamur) bekerja memecah selulosa—komponen utama dari dinding sel tumbuhan—yang tidak dapat dicerna oleh mamalia biasa.
Proses fermentasi ini menghasilkan asam lemak volatil (VFA) yang menjadi sumber energi utama bagi hewan. Sementara rumen fokus pada fermentasi masif, babat (retikulum) berfungsi memastikan bahwa hanya material yang telah melalui proses peremukan dan pemecahan awal yang cukup yang diteruskan ke kompartemen berikutnya, yaitu omasum. Jika material terlalu besar, retikulum akan menahannya untuk proses pengunyahan ulang (ruminasi). Tanpa fungsi penyaringan dan pengembalian yang efektif dari bagian babat, efisiensi pencernaan secara keseluruhan akan menurun drastis, berdampak buruk pada pertumbuhan dan produksi ternak.
Implikasi dalam Industri Pengolahan Daging
Di luar peran biologisnya, bagian babat memiliki nilai ekonomi yang signifikan dalam industri pangan, khususnya di Indonesia dan berbagai negara lain yang mengonsumsi jeroan. Babat, bersama dengan rumput (rumen) dan buku-buku (omasum), menjadi bagian dari produk yang dikenal sebagai 'tripe'.
Pengolahan babat untuk konsumsi manusia memerlukan proses pembersihan yang sangat ketat dan teliti. Karena fungsinya sebagai filter, babat cenderung menyimpan sisa-sisa pakan yang mungkin belum sepenuhnya tercerna atau partikel asing yang tertelan. Oleh karena itu, sebelum dipasarkan atau diolah menjadi hidangan seperti soto babat atau gulai, babat harus melalui tahapan pencucian, perebusan, dan pembuangan lapisan mukosa yang kotor. Kualitas babat sangat dinilai dari kebersihan dan teksturnya; babat yang baik harus kenyal namun tidak keras, dengan warna yang cenderung putih atau krem setelah direbus.
Memahami struktur dan fungsi sesungguhnya dari bagian babat (retikulum) memberikan perspektif yang lebih mendalam, baik bagi peternak yang berusaha menjaga kesehatan ternaknya, maupun bagi konsumen yang menikmati produk olahan jeroan. Ini menunjukkan betapa rumit dan terintegrasinya sistem pencernaan ruminansia, di mana setiap kompartemen, dari rumen yang luas hingga babat yang berfungsi sebagai saringan, memiliki peran tak tergantikan dalam keberlangsungan hidup hewan tersebut. Secara keseluruhan, babat adalah komponen vital yang menjembatani konsumsi pakan kasar dengan pemanfaatan nutrisi yang optimal.