Dalam dunia analisis data dan visualisasi informasi, memilih representasi visual yang tepat adalah kunci. Salah satu struktur yang sering digunakan, terutama untuk menunjukkan hierarki, alur kerja, atau perkembangan bertingkat adalah bagan vertikal. Bagan vertikal, atau yang sering disebut juga diagram batang vertikal (jika data berupa perbandingan) atau diagram hierarki bertingkat, menawarkan cara yang intuitif untuk memproses informasi dari atas ke bawah.
Secara fundamental, bagan vertikal adalah visualisasi data atau informasi yang disusun secara tegak lurus, di mana elemen pertama atau elemen utama berada di bagian atas dan elemen-elemen berikutnya tersusun ke bawah mengikuti urutan logis atau hierarkis. Berbeda dengan bagan horizontal yang cenderung membaca dari kiri ke kanan, bagan vertikal mendorong pembaca untuk melihat perkembangan atau struktur dari puncak ke dasar.
Dalam konteks diagram alir (flowchart) atau struktur organisasi, elemen paling atas biasanya mewakili titik awal, keputusan tertinggi, atau posisi puncak. Seiring pergerakan ke bawah, detail menjadi lebih spesifik atau langkah proses berlanjut. Keunggulan utama dari desain vertikal ini adalah kesesuaiannya dengan cara alami manusia membaca teks dalam banyak budaya, yaitu dari atas ke bawah.
Bagan vertikal tidak terbatas hanya pada satu jenis visualisasi. Penggunaannya meluas di berbagai bidang:
Ini adalah aplikasi paling umum. Struktur organisasi perusahaan, pohon keluarga, atau taksonomi ilmiah sering direpresentasikan secara vertikal. Akar atau pimpinan berada di puncak, dan cabang-cabang (bawahan atau sub-kategori) menjulur ke bawah. Struktur ini sangat efektif dalam mengkomunikasikan hubungan 'adalah bagian dari' atau 'bertanggung jawab kepada'.
Ketika membandingkan nilai diskrit antar kategori, bagan batang vertikal (atau kolom) sangat populer. Ketinggian batang menunjukkan besaran nilai, dan kategori ditampilkan di sumbu horizontal. Meskipun ada alternatif horizontal, vertikal sering dipilih karena lebih mudah ditempatkan di ruang web yang terbatas secara horizontal, terutama pada tampilan desktop.
Untuk menggambarkan langkah-langkah dalam suatu proses manufaktur, alur persetujuan, atau tahapan perkembangan produk, bagan vertikal memberikan narasi yang jelas: Langkah 1 di atas, diikuti oleh Langkah 2, dan seterusnya hingga penyelesaian di bagian bawah. Ini memastikan tidak ada langkah yang terlewatkan dalam urutan kronologis.
Dalam era desain responsif, orientasi vertikal memiliki keunggulan signifikan, terutama untuk pengguna yang mengakses konten melalui mobile web. Layar ponsel didominasi oleh orientasi vertikal (portrait). Ketika sebuah bagan dirancang secara vertikal, ia secara alami mengisi ruang layar tanpa memerlukan banyak pengguliran horizontal yang mengganggu kenyamanan pengguna. Bagan horizontal pada layar sempit seringkali harus diperkecil secara drastis hingga sulit dibaca, atau memaksa pengguna melakukan *pinch-to-zoom*.
Oleh karena itu, saat mendesain visualisasi untuk platform mobile, para desainer cenderung memprioritaskan bagan yang dapat mengalir ke bawah dengan mulus, menjadikannya pilihan ideal untuk struktur data kompleks yang harus disajikan secara ringkas.
Untuk memberikan gambaran visual tentang bagaimana struktur vertikal bekerja, berikut adalah representasi sederhana menggunakan SVG. Ilustrasi ini menggambarkan tiga tingkatan data yang mengalir ke bawah.
Visualisasi sederhana struktur data yang disusun secara vertikal.
Untuk memastikan bagan vertikal Anda memberikan dampak maksimal, pertimbangkan beberapa praktik terbaik berikut:
Kesimpulannya, bagan vertikal adalah alat visualisasi yang kuat dan serbaguna. Ketika diterapkan dengan mempertimbangkan keterbacaan pada layar mobile, ia menjadi salah satu metode terbaik untuk menyajikan informasi yang terstruktur secara berjenjang atau berurutan.