Panduan Lengkap Bacaan Qamat dalam Salat

Simbol pengumuman atau panggilan salat

Qamat (atau iqamah) adalah seruan kedua untuk melaksanakan salat wajib, yang dikumandangkan setelah azan. Jika azan berfungsi sebagai pemberitahuan awal waktu salat, maka qamat adalah penanda bahwa salat akan segera dimulai. Bacaan qamat memiliki lafaz yang mirip dengan azan, namun terdapat beberapa perbedaan penting yang perlu diperhatikan oleh setiap Muslim.

Memahami bacaan dan tata cara qamat adalah bagian integral dari kesempurnaan ibadah salat. Pelaksanaan qamat ini sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi laki-laki yang salat berjamaah, meskipun dalam mazhab tertentu juga dianjurkan bagi orang yang salat sendirian.

Lafaz Bacaan Qamat

Secara umum, lafaz qamat hampir identik dengan lafaz azan, namun dengan tambahan kalimat "Qad qāmatish-shalāh" (Sesungguhnya salat telah didirikan) sebanyak dua kali setelah lafaz "Hayya 'alal-falah".

Teks Arab dan Latin Qamat

Berikut adalah urutan bacaan qamat:

Perbedaan Qamat dengan Azan

Meskipun kemiripan lafaz sangat mencolok, pembedaan utama terletak pada tata cara pengucapan dan adanya kalimat penutup:

  1. Kecepatan Pengucapan: Qamat dikumandangkan dengan lebih cepat daripada azan. Dalam azan dianjurkan dengan tempo yang lebih perlahan untuk memberikan kesempatan bagi orang yang masih jauh untuk bersiap-siap.
  2. Kalimat Tambahan: Seperti yang telah disebutkan, qamat memiliki tambahan lafaz "Qad qāmatish-shalāh" sebanyak dua kali yang dibaca setelah "Hayya 'alal-falāh" dan sebelum takbir penutup.
  3. Urutan:** Dalam qamat, lafaz "Allahu Akbar" di awal dibaca dua kali, tidak empat kali seperti pada beberapa riwayat azan.

Tata Cara Mengumandangkan Qamat

Muazin (orang yang mengumandangkan qamat) perlu memperhatikan adab dan tata cara yang disunnahkan:

  • Posisi: Muazin disunnahkan menghadap kiblat.
  • Menyisipkan Jari: Sunnah bagi muazin untuk memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang telinga saat melafalkan qamat. Hal ini sebagaimana dilakukan saat azan.
  • Tempo Cepat: Bacaan dikumandangkan dengan nada yang lebih cepat dan tanpa jeda panjang antar kalimat. Tujuannya adalah segera memberitahu jamaah bahwa barisan salat akan segera dibentuk.
  • Tidak Berpindah Tempat: Tidak disunnahkan bagi muazin untuk berjalan atau berpindah tempat saat mengumandangkan qamat, berbeda dengan azan yang kadang dianjurkan untuk sedikit berkeliling.

Kedudukan Qamat dalam Islam

Mayoritas ulama sepakat bahwa qamat hukumnya adalah sunnah muakkadah, baik bagi salat berjamaah maupun salat munfarid (sendirian). Meskipun demikian, ada beberapa perbedaan pendapat:

Menurut mazhab Syafi'i dan Hambali, qamat adalah sunnah yang sangat ditekankan. Meninggalkannya tanpa uzur sangatlah makruh (dibenci). Sementara itu, menurut mazhab Hanafi, qamat wajib hukumnya bagi salat berjamaah di masjid, dan sunnah bagi salat sendirian.

Fungsi utama qamat adalah untuk memberikan isyarat final kepada para jamaah bahwa waktu untuk berdiri tegak menunaikan salat telah tiba. Kehadiran qamat ini menciptakan transisi yang jelas dari persiapan (azan) menuju pelaksanaan ibadah inti (salat fardhu).

Keutamaan Mendengar dan Menjawab Qamat

Sama seperti azan, mendengar qamat juga dianjurkan untuk dijawab. Doa yang dibaca setelah mendengar qamat mirip dengan doa setelah azan, namun dengan penyesuaian pada kalimat terakhir:

Setelah mendengar "Qad qāmatish-shalāh", dianjurkan untuk membaca doa: "Aqāmahāllāhu wa adāmahā" (Semoga Allah mendirikannya dan mengekalkannya).

Menghadirkan hati dan merespons setiap seruan salat, baik azan maupun qamat, menunjukkan kesungguhan seorang Muslim dalam menjaga hubungan baiknya dengan Allah SWT. Dengan mengikuti tata cara bacaan qamat yang benar, kita memastikan bahwa ibadah yang kita lakukan telah memenuhi aspek sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.