Ayam Petelur: Berapa Hari Sekali Bertelur dan Faktor yang Mempengaruhinya

Ilustrasi siklus telur ayam

Bagi para peternak maupun penghobi ayam, pertanyaan mengenai frekuensi bertelur ayam petelur adalah hal mendasar yang sangat penting. Mengetahui siklus bertelur ayam petelur dapat membantu dalam pengelolaan pakan, kandang, hingga estimasi produksi. Lantas, ayam petelur bertelur berapa hari sekali?

Siklus Bertelur Ayam Petelur: Rutinitas Harian yang Terjadwal

Secara umum, ayam petelur yang sehat dan berada dalam masa produktif idealnya akan bertelur satu kali dalam periode 24 jam. Ini berarti, jika dihitung rata-rata, ayam petelur bisa bertelur setiap hari. Namun, penting untuk dipahami bahwa siklus ini bukanlah sebuah keharusan mutlak yang harus dipenuhi tanpa toleransi.

Proses pembentukan telur di dalam tubuh ayam membutuhkan waktu. Dimulai dari ovarium yang melepaskan kuning telur, kemudian bergerak ke oviduk untuk dibuahi (jika ada pejantan), lalu pembentukan putih telur, selaput telur, dan terakhir cangkang. Seluruh proses ini memakan waktu sekitar 24 hingga 26 jam. Setelah telur dikeluarkan, tubuh ayam membutuhkan waktu istirahat singkat sebelum memulai siklus pembentukan telur berikutnya.

Artinya, ayam petelur tidak selalu bertelur pada jam yang sama setiap harinya. Bisa saja hari ini ia bertelur pagi, besok siang, dan lusa sore. Yang terpenting adalah ada satu telur yang dihasilkan dalam rentang waktu sekitar satu hari.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Bertelur Ayam Petelur

Meskipun rata-rata ayam petelur bertelur setiap hari, ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi bertelur ini. Memahami faktor-faktor tersebut akan membantu peternak dalam mengoptimalkan produksi telur:

1. Usia Ayam

Ayam petelur memiliki masa produktif yang optimal. Ayam muda yang baru mulai bertelur (sekitar usia 18-22 minggu) mungkin belum mencapai puncak produksi. Produksi telur akan meningkat seiring bertambahnya usia, mencapai puncaknya di usia sekitar 1-2 tahun. Setelah itu, frekuensi bertelur cenderung menurun seiring dengan bertambahnya usia ayam.

2. Nutrisi dan Pakan

Kualitas dan kuantitas pakan adalah kunci utama kelancaran siklus reproduksi ayam. Ayam petelur membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang, termasuk protein, kalsium, fosfor, vitamin, dan mineral. Kekurangan nutrisi, terutama kalsium, dapat menyebabkan ayam bertelur dengan cangkang tipis atau bahkan tidak menghasilkan telur sama sekali. Pakan yang tepat akan mendukung pembentukan telur yang berkualitas dan frekuensi bertelur yang optimal.

3. Kondisi Lingkungan

Lingkungan kandang memainkan peran krusial. Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat membuat ayam stres dan mengganggu siklus bertelur. Pencahayaan yang memadai juga penting; ayam membutuhkan cahaya yang cukup untuk merangsang kelenjar pituitari yang mengatur siklus reproduksi. Kandang yang bersih, ventilasi yang baik, dan minimnya gangguan (misalnya dari predator atau kebisingan) akan membantu ayam merasa nyaman dan fokus pada produksi telur.

4. Kesehatan Ayam

Ayam yang sakit, baik karena serangan penyakit maupun parasit, tentu akan mengalami penurunan kondisi tubuh. Tubuh yang tidak sehat tidak akan mampu menjalankan fungsi reproduksi secara optimal. Penyakit pada saluran reproduksi, infeksi, atau stres akibat parasit dapat menghentikan atau mengurangi frekuensi bertelur.

5. Stres

Stres bisa datang dari berbagai sumber, seperti pergantian kandang yang mendadak, kebisingan yang berlebihan, gangguan predator, atau bahkan pergantian anggota kelompok ayam. Stres dapat mengganggu keseimbangan hormon ayam dan berdampak negatif pada produksi telur.

6. Faktor Genetik

Tentu saja, potensi genetik dari jenis ayam petelur itu sendiri juga berperan. Ayam petelur unggul biasanya telah diseleksi secara genetik untuk memiliki kemampuan bertelur yang tinggi dan frekuensi yang lebih stabil dibandingkan ayam kampung biasa.

Kapan Ayam Petelur Berhenti Bertelur?

Ayam petelur tidak akan bertelur selamanya. Produksi telur akan mulai menurun setelah mencapai puncak produktivitasnya. Biasanya, ayam petelur akan diganti atau dipensiunkan setelah 1-2 siklus produksi (sekitar 1.5 hingga 2 tahun masa produktif). Masa istirahat setelah bertelur, yang dikenal sebagai periode molting (perontokan bulu), juga merupakan tanda bahwa ayam sedang memulihkan energi dan tidak memproduksi telur.

Memantau setiap ayam secara individu untuk mengetahui kapan ia bertelur mungkin tidak praktis dalam skala besar. Namun, dengan memahami rata-rata frekuensi bertelur dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, peternak dapat melakukan manajemen yang lebih baik untuk menjaga agar ayam tetap sehat, nyaman, dan memproduksi telur secara optimal.

Kesimpulannya, ayam petelur bertelur sekitar satu kali dalam 24 jam saat berada dalam masa produktif dan kondisi yang ideal. Namun, realitas di lapangan menunjukkan adanya variasi yang dipengaruhi oleh usia, nutrisi, lingkungan, kesehatan, stres, dan genetik.