Di setiap sudut pedesaan Indonesia, seringkali terdengar kokokan merdu yang memecah keheningan pagi. Salah satunya adalah kokokan khas dari Ayam Pelung, sebuah ras ayam lokal yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Namun, di antara para pecinta ayam aduan dan ayam kampung unggulan, ada satu istilah yang kerap dibicarakan dengan penuh kekaguman: Ayam Pelung Ngoleg. Istilah ini merujuk pada ayam pelung yang memiliki postur tubuh gagah, kokokan yang panjang dan merdu, serta kemampuan yang luar biasa.
Ayam Pelung sendiri adalah ras ayam lokal yang terkenal dengan ukuran tubuhnya yang relatif besar dibandingkan ayam kampung biasa. Ayam jantan Pelung bisa memiliki berat hingga 5-6 kilogram dengan tinggi badan mencapai 40-50 sentimeter. Keistimewaan utama dari ayam pelung terletak pada suara kokokannya yang khas, panjang, dan merdu, serta kemampuan "ngoleg" atau mengeluarkan suara berkokok berkali-kali dengan jeda yang semakin pendek. Fenomena "ngoleg" inilah yang menjadi daya tarik utama dan membedakan ayam pelung unggulan dari yang lain.
Istilah "ngoleg" berasal dari bahasa Sunda yang artinya "berulang-ulang" atau "terus-menerus". Dalam konteks ayam pelung, ngoleg menggambarkan kemampuan ayam jantan untuk berkokok berkali-kali dalam satu tarikan napas, seolah tak kenal lelah. Kokokan yang panjang ini bisa bertahan hingga 10-15 detik, bahkan lebih pada ayam pelung yang berkualitas. Kemampuan ini bukan hanya soal suara, tetapi juga mencerminkan kondisi fisik dan kesehatan ayam yang prima.
Ciri-ciri Ayam Pelung Ngoleg yang Unggul meliputi beberapa aspek penting:
Memelihara ayam pelung ngoleg membutuhkan perhatian khusus, terutama pada masa pertumbuhan anak ayam hingga dewasa. Pakan yang berkualitas, pemberian nutrisi yang seimbang, dan kandang yang bersih serta nyaman menjadi faktor krusial. Para peternak biasanya memberikan pakan tambahan berupa biji-bijian, sayuran segar, dan terkadang suplemen untuk menjaga stamina dan merangsang pertumbuhan.
Latihan berkokok juga sering dilakukan oleh para penggemar untuk "mengasah" kemampuan ngoleg ayam mereka. Latihan ini biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari, saat ayam sedang dalam kondisi aktif. Teknik ini bertujuan untuk melatih otot pernapasan dan pita suara ayam agar lebih kuat dan lentur. Namun, perlu diingat, jangan sampai latihan ini justru membuat ayam stres. Perhatikan respons ayam dan berikan istirahat yang cukup.
Ayam pelung ngoleg tidak hanya dipelihara sebagai ayam hias atau pelengkap keindahan pedesaan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Ayam pelung jantan yang memiliki kemampuan ngoleg istimewa seringkali dibanderol dengan harga yang fantastis. Keunikan suara dan fisiknya menjadikannya primadona di berbagai kontes ayam pelung yang sering diadakan, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Keistimewaan ayam pelung ngoleg terletak pada kombinasi keindahan fisik, suara unik, dan nilai budaya yang dibawanya. Ras ini merupakan salah satu kekayaan hayati Indonesia yang perlu dilestarikan. Budayanya yang lekat dengan masyarakat pedesaan, serta keunikannya yang memikat para penggemar, menjadikan ayam pelung ngoleg lebih dari sekadar hewan ternak biasa. Ia adalah simbol kebanggaan, identitas lokal, dan pesona alam pedesaan yang patut dibanggakan.
Bagi Anda yang tertarik untuk memelihara atau sekadar mengagumi keindahan ayam pelung ngoleg, carilah informasi dari sumber yang terpercaya dan bergabunglah dengan komunitas pecinta ayam pelung. Dengan perawatan yang tepat dan pemahaman yang mendalam, Anda pun dapat menyaksikan langsung pesona sang juara kampung ini.