Ayam pelung, salah satu kekayaan hayati Indonesia yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat, dikenal dengan suara kokoknya yang khas dan merdu serta postur tubuhnya yang gagah. Di antara berbagai varian ayam pelung, muncul satu karakteristik yang menarik perhatian para penggemar dan peternak, yaitu "mata asem". Istilah ini merujuk pada penampilan mata ayam pelung yang terlihat sedikit cekung atau seperti "sedih", berbeda dengan mata ayam pada umumnya yang terlihat bulat dan menonjol. Fenomena ayam pelung mata asem ini tidak hanya memberikan nilai estetika tersendiri, tetapi juga seringkali dikaitkan dengan sifat dan perawatan khusus yang dibutuhkan.
Secara genetik, mata asem pada ayam pelung bukanlah sebuah kelainan atau penyakit. Ini adalah variasi morfologis yang mungkin disebabkan oleh faktor genetik tertentu yang belum sepenuhnya dipetakan. Bentuk mata yang sedikit cekung ini memberikan ekspresi wajah yang unik, membuatnya terlihat lebih "dewasa" atau bahkan sedikit melankolis dibandingkan dengan ayam pelung yang memiliki mata bulat. Para penghobi seringkali mencari ayam pelung dengan ciri mata asem ini karena dianggap memiliki nilai keunikan tersendiri, yang dapat meningkatkan daya tariknya baik untuk kontes kecantikan ayam maupun sebagai koleksi.
Selain penampilan fisiknya yang khas, ayam pelung secara umum memiliki beberapa karakteristik unggulan yang menjadikannya primadona. Ayam pelung jantan memiliki ukuran tubuh yang besar, dengan bulu yang indah dan tegak. Keistimewaan utamanya terletak pada suara kokoknya yang panjang, merdu, dan bervariasi, yang bisa mencapai durasi lebih dari 10 detik. Bobot ayam pelung dewasa bisa mencapai 4-5 kg untuk jantan, dan sekitar 3-3.5 kg untuk betina, menjadikannya ayam dwiguna yang berpotensi menghasilkan daging berkualitas.
Meskipun memiliki penampilan mata yang berbeda, perawatan dasar untuk ayam pelung mata asem sama dengan perawatan ayam pelung pada umumnya. Namun, beberapa aspek mungkin perlu mendapatkan perhatian lebih untuk menjaga kesehatan dan keindahan ayam, terutama karena mata yang sedikit cekung ini bisa berpotensi lebih rentan terhadap iritasi atau debu jika tidak dijaga kebersihannya.
Kebersihan kandang adalah kunci utama. Kandang harus selalu kering, bebas dari kotoran dan lembap. Kandang yang bersih akan meminimalkan risiko masuknya bakteri atau virus yang dapat menyebabkan penyakit, termasuk infeksi pada mata. Pastikan alas kandang diganti secara berkala. Sirkulasi udara yang baik juga penting untuk mencegah penumpukan amonia yang bisa mengiritasi mata ayam.
Pemberian pakan bergizi seimbang sangat krusial untuk menjaga kesehatan ayam pelung secara keseluruhan, termasuk kesehatan mata. Pakan harus mengandung nutrisi yang cukup, seperti protein, vitamin, dan mineral. Pemberian pakan tambahan seperti sayuran hijau segar (misalnya bayam atau kangkung) dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin A yang penting untuk kesehatan mata. Hindari pakan yang berjamur atau basi.
Karena bentuk matanya yang agak cekung, penting untuk secara rutin memeriksa kondisi mata ayam pelung mata asem. Perhatikan tanda-tanda seperti kemerahan, bengkak, keluarnya cairan berlebihan, atau adanya benda asing yang menempel. Jika ditemukan gejala tersebut, segera bersihkan mata dengan larutan garam fisiologis steril atau air bersih. Jika kondisi tidak membaik atau justru memburuk, konsultasikan dengan dokter hewan atau peternak yang berpengalaman.
Air minum harus selalu tersedia dan bersih. Ganti air minum setiap hari untuk mencegah tumbuhnya bakteri. Air yang bersih membantu menjaga hidrasi tubuh ayam dan mencegah dehidrasi yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mata.
Hindari paparan langsung terhadap sinar matahari yang terik dalam waktu lama, terutama saat siang hari, karena dapat membuat mata ayam terasa perih atau "asem". Sediakan tempat berteduh yang memadai di dalam kandang atau area bermain ayam. Jauhkan ayam dari sumber debu yang berlebihan yang bisa masuk ke mata.
Ayam pelung mata asem, seperti varian pelung lainnya, memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Keunikannya menjadikan ayam ini diburu oleh kolektor dan penghobi yang rela mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkannya. Selain nilai ekonomi, ayam pelung juga memiliki nilai budaya sebagai salah satu warisan ternak asli Indonesia yang perlu dilestarikan. Upaya pelestarian melalui pembiakan yang baik dan perawatan yang tepat sangat penting agar kekayaan genetik ini tidak punah.
Kesimpulan: Ayam pelung mata asem adalah varian unik dari ayam pelung yang memiliki daya tarik tersendiri berkat bentuk matanya yang khas. Perawatannya tidak jauh berbeda dengan ayam pelung pada umumnya, namun perhatian ekstra pada kebersihan mata dan lingkungan yang nyaman akan sangat membantu menjaga kesehatannya. Pelestarian ayam pelung, termasuk varian mata asem ini, merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga kekayaan hayati dan budaya Indonesia.