Di dunia kuliner Indonesia, ada satu hidangan yang selalu berhasil memikat lidah banyak orang: olahan ayam. Dari sekian banyak variasi, dua nama yang paling sering diperdebatkan dan digemari adalah ayam geprek dan ayam penyet. Sekilas keduanya tampak serupa, sama-sama menggunakan ayam goreng yang "disiksa" dengan sambal pedas. Namun, bagi para pencinta kuliner sejati, ada perbedaan mendasar yang membuat keduanya memiliki karakter unik.
Ayam geprek berawal dari Yogyakarta dan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri. Konsep dasarnya adalah ayam goreng tepung yang kemudian digeprek atau ditekan di atas cobek. Proses penggeprekan ini dilakukan setelah ayam digoreng hingga renyah. Tujuannya adalah untuk memadatkan ayam dan membuat teksturnya lebih mudah menyerap sambal.
Sambal untuk ayam geprek biasanya dibuat segar dan pedas. Bahan utamanya meliputi cabai rawit, bawang putih, terasi (opsional), garam, dan sedikit minyak panas. Tingkat kepedasan bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli, mulai dari "pedas manis" hingga "pedas membara". Keunikan ayam geprek terletak pada perpaduan antara kerenyahan ayam gorengnya dan "tendangan" pedas segar dari sambal yang menempel di setiap serat dagingnya.
Berbeda dengan ayam geprek yang digeprek bersama sambal, ayam penyet memiliki teknik penyajian yang sedikit berbeda. Ayam yang digunakan umumnya adalah ayam goreng ungkep (direbus dengan bumbu rempah terlebih dahulu) yang kemudian digoreng hingga matang. Setelah digoreng, ayam inilah yang kemudian "dipenyet" atau ditekan di atas cobek.
Yang membedakan utama adalah sambalnya. Sambal ayam penyet seringkali lebih gurih dan berkarakter. Bumbu yang digunakan bisa lebih kompleks, seringkali melibatkan kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, terasi, gula, dan garam. Kadang-kadang, sambal ini juga sedikit dimasak terlebih dahulu agar aromanya lebih keluar dan rasanya lebih meresap. Proses penyet ini membuat daging ayam yang sudah matang dan empuk bercampur dengan sambal gurihnya, menciptakan sensasi rasa yang berbeda.
Mari kita bedah perbedaan utama antara keduanya:
Baik ayam geprek maupun ayam penyet memiliki penggemarnya masing-masing dan popularitasnya terus meningkat. Restoran, warung makan, hingga pedagang kaki lima berlomba-lomba menyajikan varian terbaik dari kedua hidangan ini. Popularitas ayam geprek mungkin sedikit lebih unggul dalam beberapa dekade terakhir berkat kemampuannya beradaptasi dengan berbagai tingkat kepedasan yang disukai anak muda.
Namun, ayam penyet dengan cita rasa tradisionalnya yang kuat juga memiliki basis penggemar setia yang tidak kalah banyak. Kelezatan sambalnya yang meresap hingga ke dalam daging ayam menjadi daya tarik utama. Keduanya menawarkan pengalaman kuliner yang berbeda namun sama-sama menggugah selera.