Ilustrasi visualisasi reaktivitas zat.
Asam cuka, atau yang secara kimia dikenal sebagai asam asetat ($\text{CH}_3\text{COOH}$), adalah bahan dapur yang sangat umum. Dari acar, saus salad, hingga pembersih rumah tangga, kehadirannya sangat familiar. Namun, seperti banyak zat kimia rumah tangga lainnya, sering muncul pertanyaan mengenai keamanannya, terutama terkait potensi mudah terbakarnya. Apakah benar asam cuka mudah terbakar seperti bensin atau alkohol?
Cuka yang kita gunakan sehari-hari di dapur umumnya adalah larutan encer dari asam asetat, biasanya berkonsentrasi antara 4% hingga 8% dalam air. Sifat mudah terbakar suatu zat sangat bergantung pada konsentrasi, titik nyala (flash point), dan titik bakar (autoignition temperature) dari senyawa tersebut.
Titik nyala adalah suhu minimum di mana cairan menghasilkan uap yang cukup untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara di dekat permukaan cairan. Untuk **asam asetat murni (glasial)**, titik nyalanya berkisar antara $\text{39}^\circ\text{C}$ hingga $\text{43}^\circ\text{C}$ (sekitar $\text{102}^\circ\text{F}$ hingga $\text{109}^\circ\text{F}$). Angka ini menempatkan asam asetat murni dalam kategori cairan yang mudah terbakar (flammable liquid) menurut standar keselamatan tertentu, terutama jika suhu lingkungan sedikit di atas suhu kamar standar.
Di sinilah letak kesalahpahaman terbesar muncul. Konsentrasi adalah kuncinya. Cuka dapur yang biasa kita beli di supermarket, yang memiliki kandungan asam asetat sekitar 5%, **sangat sulit untuk dinyalakan**.
Air dalam larutan cuka bertindak sebagai penstabil dan penghambat pembakaran. Agar larutan cuka 5% dapat terbakar, ia harus dipanaskan hingga suhu yang jauh lebih tinggi daripada titik nyala asam asetat murni, karena kehadiran air secara signifikan meningkatkan energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan uap yang mudah terbakar.
Kesimpulan Praktis: Cuka yang Anda gunakan untuk memasak hampir tidak mungkin terbakar dalam kondisi penyimpanan dan penggunaan normal di rumah.
Risiko kebakaran baru muncul ketika kita berhadapan dengan konsentrasi tinggi, yaitu:
Meskipun risiko kebakaran pada cuka dapur rendah, kesadaran terhadap sifat kimia tetap penting. Asam asetat, bahkan dalam konsentrasi rendah, bersifat korosif terhadap jaringan tubuh.
Untuk penanganan yang aman, perhatikan beberapa poin berikut:
Secara ringkas, klaim bahwa asam cuka mudah terbakar adalah sebuah penyederhanaan yang menyesatkan. Cuka dapur aman dari sudut pandang risiko kebakaran sehari-hari. Namun, saat berurusan dengan bentuk murninya (asam asetat glasial), sifatnya berubah menjadi cairan yang mudah terbakar dan memerlukan protokol keselamatan yang ketat. Selalu utamakan membaca label keselamatan material (MSDS) jika Anda bekerja dengan bahan kimia di luar konsentrasi rumah tangga standar.