Asam amino Tirosin, sering disingkat sebagai Tyr atau Y, adalah salah satu dari 20 asam amino proteinogenik standar yang menyusun protein dalam organisme hidup. Tirosin memiliki kekhasan karena diklasifikasikan sebagai asam amino non-esensial (kondisional), yang berarti tubuh manusia mampu memproduksinya sendiri, terutama dari asam amino esensial Fenilalanin.
Secara struktural, Tirosin unik karena memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada cincin benzena, menjadikannya asam amino aromatik yang polar. Kehadiran gugus hidroksil inilah yang memberikan Tirosin peran fungsional krusial, jauh melampaui perannya sebagai blok bangunan protein semata. Kemampuannya untuk menyumbangkan elektron menjadikannya prekursor vital bagi banyak molekul pensinyalan penting dalam tubuh.
Meskipun diklasifikasikan sebagai non-esensial, asupan Tirosin dari makanan tetap penting, terutama bagi individu dengan kondisi genetik tertentu seperti Fenilketonuria (PKU), di mana konversi Fenilalanin menjadi Tirosin terganggu. Enzim yang bertanggung jawab atas konversi ini adalah Fenilalanin Hidroksilase (PAH).
Sumber makanan utama yang kaya akan Tirosin meliputi produk susu, daging (terutama ayam dan kalkun), ikan, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Ketika dikonsumsi, Tirosin diserap di usus halus dan kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh untuk sintesis protein atau untuk jalur biosintetik lainnya.
Fungsi Tirosin yang paling dikenal adalah perannya sebagai bahan baku (prekursor) untuk sintesis beberapa senyawa bioaktif yang sangat penting:
Karena hubungannya yang erat dengan produksi katekolamin, Tirosin banyak diteliti dalam konteks peningkatan fungsi kognitif, terutama di bawah kondisi stres atau kurang tidur. Ketika seseorang mengalami tekanan fisik atau mental yang signifikan (seperti kurang tidur kronis, paparan suhu ekstrem, atau lingkungan yang bising), cadangan neurotransmiter katekolamin dapat menurun. Suplementasi Tirosin dipercaya dapat membantu mempertahankan atau memulihkan kadar neurotransmiter ini, yang berpotensi meningkatkan kewaspadaan, memori kerja, dan fokus.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun suplementasi dapat bermanfaat dalam situasi stres akut, peran Tirosin dalam diet seimbang sehari-hari sudah memadai untuk menjaga fungsi neurologis normal pada individu sehat yang tidak mengalami tekanan ekstrem.
Sebagai asam amino proteinogenik, Tirosin dimasukkan ke dalam rantai polipeptida selama proses translasi ribosom. Ketika berada dalam protein struktural atau enzimatik, gugus hidroksilnya dapat berpartisipasi dalam ikatan hidrogen atau dimodifikasi melalui proses pascatranslasi, seperti fosforilasi. Fosforilasi Tirosin sering menjadi mekanisme utama dalam pensinyalan seluler, di mana penambahan gugus fosfat pada residu Tirosin mengaktifkan atau menonaktifkan jalur sinyal protein dalam sel.
Asam amino Tirosin adalah molekul multifungsi yang melampaui peran pembangun protein standar. Keberadaan gugus hidroksil aromatiknya memberikannya peran sentral dalam sistem endokrin dan saraf sebagai prekursor hormon tiroid dan katekolamin vital. Memastikan asupan yang memadai, baik melalui makanan seimbang maupun melalui produksi endogen, sangat penting untuk menjaga keseimbangan metabolisme, respons stres yang sehat, dan fungsi kognitif yang optimal.