Aksara Ostia: Menguak Jejak Bahasa di Pelabuhan Kuno Roma

OSTIA PORTUS ROMANUS LEG XXX MCCC

Ilustrasi simbolis prasasti kuno dari Ostia Antica.

Pengantar Aksara dalam Konteks Romawi

Ketika kita berbicara tentang Kekaisaran Romawi, pemikiran kita seringkali langsung tertuju pada bangunan megah seperti Koloseum atau sistem hukum mereka yang canggih. Namun, di balik semua pencapaian monumental tersebut, terdapat sarana komunikasi yang memungkinkan administrasi dan perdagangan berjalan lancar: tulisan. Salah satu area penting di mana jejak tulisan kuno ini ditemukan adalah di Ostia Antica, pelabuhan utama yang melayani Roma selama berabad-abad. Aksara yang digunakan di sini, meskipun secara dasar adalah aksara Latin standar, seringkali menunjukkan variasi dan konteks yang unik karena sifat kota tersebut sebagai pusat maritim yang ramai.

Aksara Ostia tidak merujuk pada sistem penulisan yang berbeda dari bahasa Latin Klasik, melainkan merujuk pada kumpulan inskripsi, grafiti, dan dokumen tertulis yang ditemukan di situs arkeologi Ostia. Kota ini, yang berkembang pesat dari abad ke-3 SM hingga abad ke-4 Masehi, berfungsi sebagai pintu gerbang komersial Roma. Oleh karena itu, tulisan di sana mencerminkan keragaman penduduk, mulai dari pedagang Yunani, budak dari Timur Tengah, hingga birokrat Romawi. Setiap tulisan menceritakan kisah tentang transaksi, sumpah, identitas, dan bahkan keluhan sehari-hari.

Inskripsi Publik dan Kehidupan Komersial

Di ruang publik Ostia, seperti di Forum atau di sepanjang jalan utama Decumanus Maximus, kita menemukan banyak prasasti batu yang didedikasikan untuk kaisar, dewa pelindung, atau untuk menandai sumbangan publik oleh para korporasi dagang (seperti *navicularii*—pemilik kapal). Aksara pada prasasti resmi ini umumnya ditulis dalam huruf kapital persegi (Capitalis Monumentalis) yang formal dan rapi, menunjukkan otoritas dan formalitas. Bentuk hurufnya sangat terstandarisasi, sebuah bukti keahlian para juru tulis profesional saat itu.

Namun, yang paling menarik bagi sejarawan linguistik adalah tulisan yang kurang formal. Di dinding-dinding bangunan, terutama di sekitar gudang penyimpanan (*horrea*) dan kedai minuman (*thermopolia*), ditemukan grafiti. Grafiti ini ditulis dengan aksara kursif yang jauh lebih cepat dan seringkali kurang memperhatikan kaidah penulisan. Teks-teks ini memberikan pandangan yang tak ternilai harganya tentang bahasa Latin sehari-hari, termasuk slang, singkatan dagang, dan bahkan makian sederhana. Misalnya, kita bisa menemukan catatan utang, deklarasi cinta yang singkat, atau sekadar penanda batas kepemilikan properti.

Material dan Teknik Penulisan

Karakteristik utama "Aksara Ostia" juga terletak pada material yang digunakan. Selain inskripsi batu yang abadi, banyak informasi ditemukan pada pecahan tembikar (*ostraka*) atau lempengan lilin (*tabellae ceratae*). Lempengan lilin, yang digunakan untuk surat-menyurat dan akuntansi, menuntut penggunaan pena logam (*stylus*) untuk mengukir huruf pada lapisan lilin yang lembut. Teknik ini menghasilkan bentuk huruf yang lebih membulat dan terhubung, cikal bakal dari aksara kursif yang akan mendominasi Abad Pertengahan.

Perdagangan internasional di pelabuhan ini juga memaksa adanya adaptasi. Meskipun aksara dasar tetap Latin, nama-nama pedagang asing atau komoditas impor sering kali ditulis dengan ejaan yang mencerminkan pelafalan lokal mereka, atau bahkan terkadang dicampur dengan simbol yang lebih menyerupai alfabet Yunani jika berinteraksi dengan pedagang dari Timur Mediterania. Hal ini menunjukkan fleksibilitas luar biasa dari sistem tulisan Romawi dalam menyerap kebutuhan praktis perdagangan lintas batas.

Warisan Linguistik Ostia

Studi mendalam terhadap aksara yang ditemukan di Ostia memberikan validasi empiris terhadap perkembangan bahasa Latin dari periode Republik hingga akhir Kekaisaran. Kontras antara tulisan monumental yang kaku dengan tulisan kursif yang hidup membantu para filolog memahami bagaimana bahasa lisan berevolusi dan bagaimana perubahan fonetik mulai tercermin dalam cara orang menulis.

Singkatnya, "Aksara Ostia" adalah sebuah korpus luas yang mengungkap lapisan-lapisan masyarakat Romawi melalui tulisan mereka. Dari plakat marmer yang agung hingga coretan di tembok kedai, setiap goresan tinta atau pahatan batu di kota pelabuhan ini adalah artefak linguistik yang menceritakan kisah sebuah imperium yang terhubung melalui bahasa dan perdagangan. Analisis mendalam terhadap variasi penulisan di sini terus membuka wawasan baru mengenai dinamika sosial dan ekonomi dunia kuno.