Ayam petelur, atau dikenal juga sebagai layer chicken, adalah jenis ayam yang dibudidayakan secara khusus untuk diambil telurnya. Berbeda dengan ayam pedaging yang fokus pada pertumbuhan massa otot, ayam petelur memiliki karakteristik genetik dan nutrisi yang dioptimalkan untuk memproduksi telur dalam jumlah maksimal. Industri petelur merupakan salah satu pilar penting dalam penyediaan protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat.
Secara umum, ayam petelur memiliki postur tubuh yang ramping dengan dada yang tidak terlalu lebar. Bulunya cenderung lebih ringan dan ringan dibandingkan ayam pedaging. Ayam petelur biasanya dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan warna bulunya, yaitu:
Periode produksi telur pada ayam petelur dimulai sekitar usia 18-22 minggu dan dapat berlangsung hingga usia 70-80 minggu. Seekor ayam petelur yang sehat dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan rata-rata 250-300 butir telur per tahun.
Budidaya ayam petelur memerlukan perhatian khusus pada beberapa aspek untuk mencapai hasil yang optimal. Kunci keberhasilan ini meliputi:
Memilih bibit atau Day Old Chick (DOC) dari indukan yang sehat dan memiliki catatan produktivitas tinggi adalah langkah awal yang krusial. Kualitas bibit akan sangat menentukan potensi produksi telur di kemudian hari.
Kandang ayam petelur harus memenuhi standar kebersihan, ventilasi yang baik, serta suhu dan kelembaban yang stabil. Sistem perkandangan yang umum digunakan adalah baterai (kandang baterai) yang memungkinkan setiap ayam memiliki ruang yang cukup, meminimalkan persaingan, dan memudahkan pengumpulan telur. Kepadatan kandang harus diperhatikan agar tidak terjadi stres.
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha peternakan ayam petelur. Pakan harus mengandung nutrisi seimbang sesuai dengan kebutuhan fase pertumbuhan dan produksi ayam. Kebutuhan nutrisi meliputi protein, energi, kalsium, fosfor, vitamin, dan mineral. Kualitas pakan yang buruk dapat menurunkan produksi telur, kualitas cangkang, dan kesehatan ayam.
Program vaksinasi yang tepat dan pencegahan penyakit menjadi prioritas. Pengamatan rutin terhadap kondisi ayam, kebersihan kandang, serta pemberian obat-obatan atau suplemen jika diperlukan sangat penting untuk mencegah kerugian akibat wabah penyakit.
Manajemen produksi mencakup pengawasan siklus bertelur, kualitas telur yang dihasilkan, serta metode pengumpulan dan penanganan telur yang higienis. Telur yang bersih dan berkualitas baik akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Usaha ayam petelur menawarkan potensi keuntungan yang menarik, terutama mengingat tingginya permintaan telur sebagai sumber protein utama. Permintaan ini tidak hanya berasal dari rumah tangga, tetapi juga dari industri makanan dan minuman, hotel, restoran, dan kafe. Fluktuasi harga pakan dan harga jual telur menjadi tantangan yang perlu dihadapi dengan manajemen yang baik.
Memulai bisnis ayam petelur memerlukan investasi awal yang cukup besar, mulai dari pembelian bibit, pembangunan atau renovasi kandang, hingga penyediaan pakan dan obat-obatan. Namun, dengan perencanaan yang matang, manajemen yang profesional, dan kesabaran, usaha ini dapat memberikan imbal hasil yang menguntungkan dalam jangka panjang. Penting untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi peternakan dan kondisi pasar.