Susunan berkala unsur kimia, atau yang lebih dikenal sebagai Tabel Periodik, adalah salah satu penemuan paling fundamental dalam ilmu kimia. Tabel ini berfungsi sebagai peta jalan yang mengorganisir semua unsur yang diketahui berdasarkan kesamaan sifat kimia dan fisika mereka. Inti dari organisasi ini terletak pada pemahaman tentang struktur atom, khususnya konfigurasi elektronnya. Susunan berkala atom bukan sekadar tabel klasifikasi; ia adalah alat prediktif yang kuat.
Konsep pengelompokan unsur telah ada sejak lama, namun kontribusi monumental datang dari Dmitri Mendeleev pada abad ke-19. Mendeleev menyusun unsur berdasarkan massa atom relatif sambil memperhatikan sifat kimia yang berulang secara periodik. Penemuan kemudian tentang nomor atom (jumlah proton dalam inti) memvalidasi dan menyempurnakan susunan ini, yang kemudian kita kenal sebagai Hukum Periodik modern. Tabel modern ini disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, bukan lagi hanya massa atom.
Setiap unsur dalam susunan berkala direpresentasikan oleh sebuah kotak yang berisi simbol unsur, nomor atom, massa atom, dan kadang-kadang informasi lain seperti tingkat oksidasi. Nomor atom (Z) adalah kunci utama, karena ia menentukan posisi unsur dalam periode (baris horizontal) dan golongan (kolom vertikal).
Susunan berkala dibagi menjadi 18 golongan (vertikal) dan 7 periode (horizontal).
Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki jumlah elektron valensi (elektron terluar) yang sama. Elektron valensi inilah yang menentukan bagaimana suatu atom akan bereaksi dengan atom lain. Misalnya, Golongan 1 (logam alkali) semuanya memiliki satu elektron valensi, yang membuat mereka sangat reaktif karena cenderung melepaskan satu elektron tersebut untuk mencapai konfigurasi gas mulia yang stabil. Sebaliknya, Golongan 18 (gas mulia) memiliki kulit terluar yang penuh, menjadikan mereka sangat stabil dan non-reaktif (inert).
Setiap periode menunjukkan penambahan satu kulit elektron utama saat kita bergerak dari kiri ke kanan. Unsur di periode pertama (H dan He) hanya mengisi kulit K, sementara unsur di periode ketujuh mulai mengisi kulit N, O, dan seterusnya. Panjang periode ditentukan oleh berapa banyak orbital yang dapat diisi dalam kulit tersebut.
Organisasi tabel juga sangat berkaitan erat dengan pengisian orbital atom (s, p, d, dan f), yang membagi tabel menjadi empat blok utama. Pemahaman tentang susunan berkala atom tidak lengkap tanpa menilik konfigurasi elektron:
| Blok | Golongan yang Tercakup | Karakteristik Elektron |
|---|---|---|
| s | 1 dan 2 (kecuali He) | Elektron terakhir berada pada orbital s |
| p | 13 hingga 18 | Elektron terakhir berada pada orbital p |
| d | 3 hingga 12 (Unsur Transisi) | Elektron terakhir berada pada orbital d |
| f | Lantanida dan Aktinida (ditempatkan terpisah) | Elektron terakhir berada pada orbital f |
Prinsip Aufbau, Aturan Hund, dan Larangan Pauli bekerja sama untuk menentukan bagaimana elektron mengisi orbital-orbital ini, yang secara langsung memengaruhi penempatan unsur dalam tabel. Unsur-unsur dalam blok 'd' (logam transisi) menunjukkan sifat yang lebih bervariasi dalam keadaan oksidasi karena energi orbital 3d dan 4s yang relatif berdekatan.
Tren sifat atomik merupakan manifestasi paling jelas dari keteraturan susunan berkala. Tren ini memungkinkan kimiawan memprediksi sifat-sifat unsur yang belum teruji secara eksperimental. Sifat-sifat periodik utama meliputi:
Secara keseluruhan, susunan berkala atom adalah bahasa universal kimia. Dengan memahami bagaimana atom diatur—berdasarkan konfigurasi elektron, energi orbital, dan interaksi inti—kita dapat menafsirkan reaktivitas, menentukan potensi ikatan, dan merancang material baru. Penguasaan tabel ini adalah langkah pertama menuju pemahaman mendalam tentang materi di alam semesta.