Membedah Fungsi Pertamina Internal Audit

Simbol Integritas dan Pengawasan

Pengantar: Pilar Tata Kelola Perusahaan

Di tengah kompleksitas operasional dan tantangan energi global, peran Unit Audit Internal Pertamina (Pertamina Internal Audit) menjadi semakin krusial. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia yang bergerak di sektor strategis, integritas, efisiensi, dan kepatuhan adalah tiga pilar utama yang harus dijaga. Audit Internal tidak hanya berfungsi sebagai 'polisi internal' tetapi lebih tepat dipandang sebagai mitra strategis manajemen dalam menciptakan nilai tambah dan meningkatkan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG).

Fungsi audit internal di Pertamina dirancang untuk memberikan jaminan independen dan objektif mengenai proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola. Dengan cakupan yang luas, mulai dari eksplorasi hulu, pengolahan, distribusi hilir, hingga sektor keuangan dan teknologi informasi, ruang lingkup pekerjaan mereka sangat masif. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap lini bisnis beroperasi sesuai dengan regulasi pemerintah, kebijakan internal, serta standar praktik terbaik industri.

Evolusi Fungsi Audit di Sektor Energi

Perkembangan Pertamina Internal Audit sejalan dengan tuntutan industri yang semakin matang. Di masa lalu, fokus audit mungkin lebih bersifat transaksional—memeriksa kelengkapan dokumen dan kepatuhan prosedural dasar. Namun, saat ini, paradigma telah bergeser menuju audit berbasis risiko (Risk-Based Audit/RBA). Hal ini menuntut auditor untuk memiliki pemahaman mendalam tentang risiko strategis perusahaan, seperti risiko perubahan regulasi energi terbarukan, fluktuasi harga komoditas, dan ancaman siber terhadap infrastruktur vital.

Auditor kini dituntut untuk lebih proaktif dalam memberikan rekomendasi yang bersifat preventif dan strategis. Mereka harus mampu melihat melampaui angka dan prosedur, menganalisis potensi kerugian besar yang mungkin timbul dari kegagalan mitigasi risiko. Oleh karena itu, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam tim audit internal harus terus ditingkatkan, mencakup keahlian di bidang energi, analisis data (data analytics), dan pemahaman mendalam tentang GCG sesuai arahan Kementerian BUMN.

Fokus Utama Audit Internal Modern

Dalam konteks Pertamina, ada beberapa area kritis yang selalu menjadi sorotan bagi tim audit internal:

Keberadaan Pertamina Internal Audit yang independen memastikan bahwa laporan keuangan dan operasional yang disampaikan kepada pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Republik Indonesia, mencerminkan kondisi yang sebenarnya (true and fair view). Audit yang efektif adalah cerminan komitmen Pertamina terhadap akuntabilitas publik.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Meskipun perannya vital, Unit Audit Internal sering menghadapi tantangan dalam hal menjaga objektivitas penuh ketika berhadapan dengan unit operasional yang telah lama bekerja sama. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan dukungan penuh dari Direksi dan struktur pelaporan yang jelas, seringkali langsung kepada Dewan Komisaris, sebagaimana praktik terbaik internasional.

Ke depan, integrasi kecerdasan buatan (AI) dan analisis data besar (Big Data Analytics) akan menjadi kunci. Audit internal Pertamina harus mampu bergerak dari audit periodik menjadi pemantauan risiko secara berkelanjutan (Continuous Auditing). Dengan teknologi yang tepat, mereka dapat mendeteksi anomali secara real-time, bukan sekadar melaporkan kesalahan yang sudah terjadi. Dengan demikian, Pertamina Internal Audit akan terus memperkuat fondasi tata kelola perusahaan, mendukung transisi energi, dan memastikan keberlanjutan kinerja korporasi di masa mendatang. Peran mereka adalah memastikan bahwa mesin energi nasional berjalan tidak hanya cepat, tetapi juga aman dan sesuai koridor hukum.