Sepak bola adalah olahraga yang dinamis, dan agar permainan tetap adil, aman, serta menarik, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), yang bekerja sama erat dengan FIFA, secara berkala memperbarui dan merevisi Hukum Permainan. Memahami peraturan FIFA terbaru sangat penting bagi pemain, pelatih, wasit, dan juga penggemar agar tidak terjadi kesalahpahaman saat menyaksikan pertandingan.
Pembaruan peraturan sering kali berfokus pada peningkatan alur permainan, memperjelas ambiguitas, serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi seperti VAR (Video Assistant Referee). Berikut adalah sorotan utama mengenai beberapa perubahan signifikan yang telah diterapkan dalam periode terakhir.
Setiap tahun, Hukum Permainan dirombak berdasarkan masukan dari berbagai pihak. Salah satu fokus utama dalam revisi terkini adalah mengenai penanganan bola (handball) dan pelanggaran di area pertahanan.
Definisi mengenai kapan sebuah sentuhan tangan atau lengan dianggap pelanggaran telah disempurnakan. Saat ini, penekanan lebih diberikan pada niat pemain dan posisi alami lengan. Pelanggaran biasanya terjadi jika:
Pengecualian dibuat jika kontak terjadi secara tidak sengaja setelah bola memantul dari kepala atau tubuh sendiri, asalkan tidak ada waktu reaksi yang berarti antara kontak awal dan sentuhan tangan.
Salah satu perubahan yang mendapat perhatian besar adalah mengenai dinding pertahanan dalam situasi tendangan bebas langsung atau tidak langsung yang berjarak tiga pemain atau lebih dari tim bertahan. Kini, tim penyerang dilarang menempatkan pemain di antara pemain bertahan dalam jarak kurang dari satu meter. Tujuannya adalah mengurangi friksi fisik dan potensi konfrontasi sebelum tendangan dieksekusi. Jika pemain menyerang terlalu dekat, tendangan bebas akan diberikan kepada tim bertahan.
Meskipun bukan aturan baru, penekanan pada transparansi mengenai waktu tambahan (injury time) semakin ditingkatkan. FIFA mendorong wasit untuk menghitung secara akurat waktu yang hilang akibat selebrasi gol, pergantian pemain, cedera, dan intervensi VAR. Hal ini bertujuan untuk memastikan durasi permainan efektif (ball-in-play time) mendekati 60 menit dalam satu pertandingan 90 menit.
Teknologi terus mengubah cara peraturan FIFA terbaru diterapkan di lapangan. VAR telah menjadi fitur standar dalam banyak kompetisi papan atas. Fokus utama VAR adalah mengoreksi kesalahan yang jelas dan nyata (Clear and Obvious Error) dalam empat kategori utama: gol, penalti, kartu merah langsung, dan kesalahan identitas.
Penggunaan sistem semi-otomatis untuk mendeteksi offside (SAOT) juga semakin umum. Sistem ini bertujuan memberikan keputusan offside yang lebih cepat dan konsisten, mengurangi waktu tunggu keputusan yang sering kali mengganggu ritme pertandingan. Meskipun teknologi membantu, keputusan akhir tetap berada di tangan wasit utama setelah meninjau rekomendasi teknologi.
Dalam adu penalti, terdapat klarifikasi mengenai posisi dan perilaku kiper. Kiper harus tetap berada di garis gawangnya sampai bola ditendang. Lebih spesifik lagi, kiper tidak diizinkan mengalihkan perhatian penendang secara berlebihan, seperti menunda penendangan atau melakukan gerakan yang dianggap mengganggu secara tidak pantas. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat mengakibatkan penendang mendapatkan kesempatan kedua jika tendangan pertama gagal.
Secara keseluruhan, evolusi peraturan FIFA terbaru menunjukkan komitmen organisasi terhadap permainan yang lebih adil, mengalir, dan mudah dipahami. Pembaruan ini dirancang untuk meningkatkan integritas kompetisi dan menjaga semangat permainan sepak bola yang dicintai secara global.
Penting untuk selalu merujuk pada publikasi resmi IFAB untuk mendapatkan pembaruan paling mutakhir, karena interpretasi dan implementasi dapat bervariasi sedikit antar level kompetisi.