Ayam petelur merupakan tulang punggung bagi banyak usaha peternakan, di mana produksi telur yang optimal sangat bergantung pada kesehatan unggas. Berbagai jenis penyakit pada ayam petelur dapat muncul, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan akibat penurunan produksi, kematian, dan biaya pengobatan. Memahami gejala, penyebab, serta langkah pencegahan dan penanganan yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam beternak ayam petelur.
Meskipun ada ribuan jenis patogen, beberapa penyakit pada ayam petelur lebih umum menyerang dan berpotensi menimbulkan dampak luas. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Flu burung adalah penyakit virus yang sangat menular yang dapat mempengaruhi berbagai spesies unggas, termasuk ayam petelur. Virus ini dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi, aerosol, air minum yang terkontaminasi, atau melalui pergerakan orang dan peralatan yang terkontaminasi. Gejala dapat bervariasi dari ringan hingga parah, termasuk penurunan produksi telur drastis, lesu, nafsu makan menurun, pembengkakan pada kepala dan jengger, serta kematian mendadak pada kasus yang parah. Pencegahan utama meliputi biosekuriti yang ketat, vaksinasi jika direkomendasikan oleh otoritas kesehatan hewan, dan eliminasi unggas yang terinfeksi.
Penyakit Newcastle adalah salah satu penyakit virus paling berbahaya pada unggas. Virus penyebabnya dapat menyerang sistem pernapasan, saraf, dan pencernaan. Gejala klinis sangat bervariasi tergantung pada strain virus dan kekebalan ayam, namun umumnya meliputi batuk, bersin, ngorok, diare, kelumpuhan, dan penurunan produksi telur yang signifikan. Produksi telur bisa berhenti total dalam beberapa minggu. Vaksinasi adalah strategi pencegahan yang paling efektif, dikombinasikan dengan program biosekuriti yang baik untuk mencegah masuknya virus ke dalam peternakan.
Ini adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri *Salmonella Pullorum*. Penyakit ini sangat mematikan bagi anak ayam (DOC), menyebabkan kematian mendadak dengan gejala kelesuan, sayap menggantung, dan kotoran yang menempel pada kloaka (berak kapur). Pada ayam dewasa, infeksi seringkali bersifat kronis dan dapat menyebabkan penurunan kualitas telur, telur infertil, dan masalah reproduksi. Diagnosa biasanya dilakukan melalui uji aglutinasi cepat, dan pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik tertentu, namun pencegahan melalui indukan bebas Pullorum sangat penting.
Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh bakteri *Avibacterium paragallinarum*. Gejalanya meliputi pembengkakan pada area muka di bawah mata (pipi menggembung), keluarnya cairan dari hidung dan mata, bersin, dan sesak napas. Ayam yang sakit akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga produksi telur menurun drastis. Penularan terjadi melalui kontak langsung, udara, atau peralatan yang terkontaminasi. Pengobatan biasanya menggunakan antibiotik, namun pencegahan melalui program vaksinasi dan menjaga kondisi kandang yang baik sangat krusial.
Marek's Disease adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf, organ limfoid, dan organ lainnya. Virusnya sangat umum ditemukan di lingkungan peternakan. Gejala klasik meliputi kelumpuhan pada satu atau kedua kaki, sayap terkulai, dan kelumpuhan leher. Penyakit ini juga dapat menyebabkan tumor di berbagai organ tubuh ayam. Vaksinasi pada anak ayam (DOC) adalah metode pencegahan yang sangat efektif dan umum dilakukan oleh peternak.
Mengingat potensi kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit pada ayam petelur, strategi pencegahan jauh lebih penting daripada pengobatan. Beberapa pilar utama pencegahan meliputi:
Ketika gejala penyakit mulai terlihat, segera konsultasikan dengan dokter hewan. Diagnosis yang akurat dan penanganan yang cepat dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut dan meminimalkan kerugian. Ingatlah bahwa ayam petelur yang sehat adalah aset berharga yang akan memberikan hasil panen telur yang melimpah.