Ilustrasi Komunikasi Isyarat Dua siluet tangan sedang melakukan isyarat tangan, melambangkan komunikasi bisu. Isyarat Komunikasi

Penerjemah Bahasa Isyarat Disebut Apa? Memahami Peran Vital Mereka

Pertanyaan mengenai sebutan profesi bagi orang yang menguasai dan menerjemahkan bahasa isyarat sering kali muncul di tengah upaya peningkatan inklusivitas. Jika dalam dunia lisan kita mengenal 'penerjemah' atau 'interpreter' untuk bahasa asing, lalu apa sebutan yang tepat untuk **penerjemah bahasa isyarat**?

Secara umum dan profesional, individu yang bertugas menjadi jembatan komunikasi antara komunitas Tuli/Tunarungu dengan audiens pendengar disebut sebagai Juru Bahasa Isyarat atau Interpreter Bahasa Isyarat.

Mengapa Juru Bahasa Isyarat?

Penggunaan istilah "Juru Bahasa" lebih akurat dibandingkan sekadar "penerjemah" karena peran mereka jauh melampaui penggantian kata per kata. Juru Bahasa Isyarat bertanggung jawab penuh untuk mengalihkan tidak hanya kata, tetapi juga konteks, nuansa emosi, kecepatan bicara, dan makna budaya yang terkandung dalam bahasa isyarat (seperti Bisindo di Indonesia atau ASL di Amerika Serikat) ke dalam bahasa lisan, dan sebaliknya.

Tugas ini memerlukan penguasaan mendalam atas kedua modalitas bahasa—visual-spasial untuk isyarat, dan auditori-verbal untuk bahasa lisan. Mereka harus memastikan bahwa pesan yang disampaikan oleh pembicara Tuli dapat dipahami secara utuh oleh pihak pendengar, dan pesan dari pihak pendengar dapat diterima dengan jelas oleh komunitas Tuli.

Tugas dan Tanggung Jawab Utama

Seorang Juru Bahasa Isyarat profesional memiliki lingkup kerja yang sangat luas dan krusial bagi aksesibilitas. Mereka tidak hanya bekerja di acara-acara besar, namun juga menjadi tulang punggung komunikasi dalam berbagai situasi sehari-hari:

  1. Pendidikan: Memfasilitasi proses belajar mengajar di sekolah, universitas, atau pelatihan, memastikan siswa Tuli menerima materi pelajaran yang sama dengan siswa lainnya.
  2. Medis dan Hukum: Ini adalah area yang sangat sensitif. Juru bahasa harus mampu menerjemahkan diagnosis medis yang kompleks atau prosedur hukum yang rumit tanpa kehilangan akurasi sedikit pun.
  3. Publik dan Hiburan: Melakukan interpretasi dalam konferensi pers, seminar, pertunjukan seni, atau layanan keagamaan.
  4. Layanan Publik: Mendampingi dalam proses perizinan, pelayanan bank, atau interaksi sehari-hari di kantor pemerintahan.

Kualitas interpretasi sangat menentukan hak dan partisipasi penuh komunitas Tuli dalam masyarakat. Oleh karena itu, profesionalisme, kode etik, dan kerahasiaan menjadi aspek tak terpisahkan dari profesi ini.

Perbedaan Bahasa Isyarat Lokal

Penting untuk dicatat bahwa tidak ada satu pun "Bahasa Isyarat Universal." Sama seperti bahasa lisan, bahasa isyarat bervariasi antar negara, bahkan antar daerah. Di Indonesia, bahasa isyarat yang diakui dan digunakan secara luas adalah Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), yang berbeda dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang lebih bersifat kaku dan berdasarkan struktur tata bahasa Indonesia lisan.

Seorang Juru Bahasa Isyarat harus memiliki spesialisasi dalam bahasa isyarat spesifik yang berlaku di wilayah atau komunitas yang mereka layani. Jika seorang juru bahasa hanya menguasai SIBI, ia mungkin akan kesulitan memahami nuansa bahasa isyarat natural yang digunakan oleh mayoritas orang Tuli Indonesia, yaitu BISINDO.

Tantangan Menjadi Juru Bahasa Isyarat

Menjadi penerjemah bahasa isyarat bukanlah pekerjaan yang mudah. Tantangan utamanya meliputi:

Kesimpulannya, sebutan yang paling tepat untuk seseorang yang menerjemahkan bahasa isyarat adalah Juru Bahasa Isyarat atau Interpreter Bahasa Isyarat. Mereka adalah agen penting yang memastikan bahwa suara dan pemikiran komunitas Tuli dapat didengar dan diakui secara setara di tengah masyarakat luas.