Honda PCX 160 adalah salah satu motor skutik premium yang banyak digemari di Indonesia. Dengan desain modern, fitur canggih, dan mesin eSP+ 160cc yang irit namun bertenaga, motor ini menjadi pilihan utama bagi para komuter maupun penggemar touring ringan. Salah satu aspek krusial dalam perawatan motor modern berteknologi tinggi ini adalah pemilihan bahan bakar yang tepat.
Di Indonesia, pilihan bahan bakar tersedia dalam beberapa jenis, terutama antara Pertalite (RON 90) dan Pertamax (RON 92) atau lebih tinggi. Pertanyaan yang sering muncul di kalangan pengguna PCX 160 adalah, "Apakah PCX 160 boleh menggunakan Pertalite?" Pertanyaan ini sangat wajar mengingat perbedaan harga yang signifikan antara kedua jenis BBM tersebut.
Setiap produsen kendaraan, termasuk Honda, memberikan rekomendasi bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi teknis mesin yang dirancang. Untuk Honda PCX 160 dengan mesin eSP+ 160cc berteknologi modern, pabrikan secara resmi merekomendasikan penggunaan bahan bakar dengan nilai oktan (Research Octane Number/RON) minimal 92. Nilai RON 92 ini setara dengan Pertamax di SPBU Pertamina.
Mengapa spesifikasi ini penting? Mesin dengan rasio kompresi tinggi, seperti yang dimiliki PCX 160, membutuhkan bahan bakar dengan kemampuan tahan terhadap tekanan kompresi yang tinggi sebelum terjadi pembakaran sempurna. Bahan bakar beroktan rendah seperti Pertalite (RON 90) cenderung lebih mudah terbakar secara prematur ketika bertemu tekanan tinggi di dalam ruang bakar. Fenomena ini dikenal sebagai knocking atau detonasi.
Meskipun secara teknis motor mungkin masih bisa menyala dan berjalan dengan Pertalite, penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan berbagai masalah. Berikut adalah beberapa risiko utama:
Ini adalah risiko paling serius. Saat terjadi detonasi, ledakan bahan bakar terjadi tidak sesuai waktu yang ditentukan oleh ECU (Electronic Control Unit). Energi yang dilepaskan secara tidak teratur ini dapat merusak komponen vital mesin, seperti piston, kepala silinder, dan klep. Dampak jangka panjangnya adalah penurunan performa mesin dan potensi kerusakan mesin yang mahal.
Mesin PCX 160 dirancang untuk bekerja optimal dengan RON 92. Menggunakan RON 90 dapat membuat ECU menyesuaikan timing pengapian (advance) untuk mencegah knocking. Penyesuaian ini seringkali dilakukan dengan mengurangi efisiensi pembakaran, yang pada akhirnya menghasilkan tenaga yang sedikit berkurang dan konsumsi bahan bakar yang tidak seirit seharusnya.
Bahan bakar dengan oktan rendah umumnya meninggalkan lebih banyak residu karbon setelah pembakaran. Pada mesin modern dengan ruang bakar yang presisi seperti PCX 160, penumpukan kerak karbon ini bisa mengganggu sensor dan aliran udara, yang berdampak pada kinerja mesin secara keseluruhan.
Secara umum, para ahli otomotif menyarankan untuk selalu mengikuti rekomendasi pabrikan. Namun, dalam situasi darurat, jika Anda terpaksa mengisi Pertalite dalam jumlah sedikit untuk mencapai SPBU terdekat yang menjual Pertamax, hal ini mungkin masih bisa ditoleransi asalkan segera diisi kembali dengan bahan bakar beroktan tinggi sesegera mungkin. Namun, penggunaan secara rutin jelas sangat tidak dianjurkan.
PCX 160 adalah investasi. Untuk menjaga performa puncak, keawetan mesin, dan efisiensi bahan bakar sesuai desainnya, menggunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan (minimal RON 92) adalah langkah perawatan yang bijak. Biaya lebih mahal di SPBU akan terasa lebih murah dibandingkan biaya perbaikan mesin akibat penggunaan bahan bakar yang salah.