Di tengah hiruk pikuk perkotaan dan pesatnya perkembangan kuliner modern, ada beberapa hidangan yang tetap bertahan, bahkan semakin dicari karena cita rasa autentik dan sentuhan nostalgia yang ditawarkannya. Salah satu permata kuliner yang patut Anda kenali adalah Panggang Bu Setu. Bukan sekadar nama, Panggang Bu Setu adalah sebuah fenomena kuliner yang mewakili kekayaan rasa Betawi, sebuah warisan yang dijaga dan terus dinikmati lintas generasi.
Panggang Bu Setu merujuk pada olahan daging yang dipanggang dengan resep turun-temurun, biasanya menggunakan bumbu rempah khas Betawi yang kaya. Nama "Bu Setu" sendiri sering kali merujuk pada penjual atau keluarga yang pertama kali mempopulerkan resep ini di suatu daerah, seringkali di sekitar area yang dikenal dengan nama "Setu". Keunikan Panggang Bu Setu terletak pada keseimbangan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas yang menyatu sempurna dalam setiap gigitannya. Proses pemanggangan yang tepat menghasilkan tekstur daging yang empuk di dalam namun memiliki sedikit efek garing di bagian luarnya, menciptakan sensasi menggigit yang tak terlupakan.
Apa yang membuat Panggang Bu Setu begitu istimewa? Jawabannya ada pada racikan bumbu rempah yang kompleks dan penggunaan bahan-bahan segar pilihan. Beberapa bumbu dasar yang umum digunakan meliputi bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, lengkuas, jahe, dan gula merah. Namun, sentuhan magisnya seringkali datang dari rempah-rempah lain yang dirahasiakan, serta cara pengolahan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Daging yang digunakan biasanya adalah daging sapi atau kambing, yang terlebih dahulu direbus hingga empuk sebelum dibumbui dan dipanggang. Teknik pengungkepan (ungkep) ini memastikan bumbu meresap hingga ke dalam serat daging, menjadikannya super lezat.
Proses pemanggangan pun bukan sembarangan. Secara tradisional, Panggang Bu Setu dipanggang di atas bara api arang. Panas arang yang stabil dan merata memberikan aroma khas yang tidak dapat ditiru oleh alat pemanggang modern. Aroma asap yang berpadu dengan wangi rempah menghasilkan pengalaman kuliner yang multisensori. Meskipun begitu, di era modern, banyak penjual yang tetap mempertahankan cita rasa otentiknya dengan adaptasi teknik pemanggangan menggunakan alat yang lebih praktis tanpa mengurangi kualitas rasa.
Panggang Bu Setu bukan hanya sekadar hidangan lezat untuk dinikmati saat berkumpul atau merayakan momen spesial. Ia adalah bagian dari identitas kuliner Betawi, sebuah cerita yang terangkum dalam setiap suapan. Hidangan ini seringkali menjadi primadona di acara-acara keluarga, hajatan, atau bahkan sebagai santapan sehari-hari yang istimewa. Keberadaannya mengingatkan kita pada akar budaya dan tradisi yang kaya di tanah Betawi.
Mencari Panggang Bu Setu otentik terkadang membutuhkan sedikit usaha, karena penjualnya seringkali merupakan usaha rumahan yang hanya buka di waktu-waktu tertentu atau di lokasi-lokasi spesifik. Namun, kepuasan saat menemukan dan menikmati hidangan ini akan sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. Biasanya, Panggang Bu Setu disajikan dengan nasi putih hangat, lalapan segar seperti selada, timun, dan kemangi, serta sambal khas Betawi yang pedas menggigit. Kombinasi ini menciptakan harmoni rasa yang seimbang dan membuat ketagihan.
Bagi Anda yang penasaran ingin mencicipi kelezatan Panggang Bu Setu, jangan ragu untuk menjelajahi berbagai penjual lokal atau mencari rekomendasi di komunitas kuliner. Ini adalah petualangan rasa yang akan membawa Anda menyelami kekayaan kuliner Indonesia, khususnya warisan Betawi yang tak lekang oleh waktu. Rasakan sendiri mengapa hidangan sederhana namun kaya rasa ini begitu dicintai dan terus lestari hingga kini.