Luka pada lambung (gastritis atau tukak lambung) dan usus (tukak duodenum) adalah kondisi umum yang ditandai dengan peradangan atau luka terbuka pada lapisan mukosa organ pencernaan. Gejala utamanya sering kali berupa nyeri ulu hati, rasa panas, mual, dan terkadang gangguan buang air besar. Kondisi ini sering dipicu oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jangka panjang, atau stres berlebihan. Penanganan yang tepat sangat krusial untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti pendarahan atau perforasi.
Perlindungan Lapisan Mukosa
Pengobatan luka lambung dan usus umumnya berfokus pada tiga tujuan utama: menetralkan asam lambung, mengurangi produksi asam, dan melindungi lapisan mukosa yang terluka. Pemilihan obat luka lambung dan usus harus selalu berdasarkan diagnosis dokter.
Antasida bekerja cepat dengan menetralkan asam lambung yang sudah ada. Ini memberikan kelegaan sesaat dari rasa terbakar dan nyeri. Contoh umum termasuk kombinasi magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Meskipun efektif untuk meredakan gejala akut, antasida tidak menyembuhkan luka secara permanen.
Obat jenis ini, seperti Ranitidin atau Famotidin (meskipun penggunaannya kini lebih selektif), bekerja dengan memblokir sinyal yang memicu sel parietal di lambung untuk memproduksi asam. Efeknya lebih tahan lama dibandingkan antasida.
PPI adalah kelas obat luka lambung dan usus yang paling kuat dalam menekan produksi asam. Contohnya Omeprazole, Lansoprazole, dan Esomeprazole. PPI bekerja dengan menghambat pompa ion H+/K+ ATPase, yang merupakan langkah terakhir dalam sekresi asam lambung. PPI sering menjadi pilihan utama untuk menyembuhkan tukak dan mengendalikan GERD parah.
Obat seperti Sucralfate membentuk lapisan pelindung di atas area luka, melindunginya dari serangan asam dan pepsin saat proses penyembuhan berlangsung. Obat ini sangat penting dalam mendukung regenerasi jaringan yang rusak.
Jika luka lambung atau usus disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, antibiotik menjadi komponen wajib dalam regimen pengobatan. Terapi eradikasi H. pylori biasanya melibatkan kombinasi PPI dengan dua atau lebih jenis antibiotik (seperti Amoksisilin, Klaritromisin, atau Metronidazol) selama 7 hingga 14 hari. Mengabaikan pengobatan bakteri dapat menyebabkan luka kambuh berulang kali.
Tidak ada obat luka lambung dan usus yang akan bekerja optimal tanpa dukungan perubahan gaya hidup. Mengurangi konsumsi makanan pedas, asam, berminyak, kafein, dan alkohol sangat dianjurkan. Mengelola stres melalui teknik relaksasi dan memastikan pola makan teratur membantu mengurangi iritasi berkelanjutan pada dinding lambung dan usus. Hindari juga merokok karena nikotin terbukti memperlambat penyembuhan tukak.