Mempelajari nama dalam bahasa isyarat adalah salah satu langkah fundamental bagi siapa pun yang ingin berkomunikasi dengan komunitas Tuli. Bahasa isyarat, seperti halnya bahasa lisan, memiliki keragaman regional dan sistem yang berbeda-beda di seluruh dunia. Di Indonesia, sistem yang dominan dan diakui adalah Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), meskipun Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) juga masih digunakan dalam konteks tertentu. Ketika berbicara mengenai nama, ada dua cara utama untuk mengungkapkannya: melalui alfabet jari (fingerspelling) atau melalui nama spesifik yang telah ditetapkan dalam bahasa isyarat.
Fingerspelling adalah metode utama untuk mengeja kata atau nama yang belum memiliki isyarat baku. Setiap huruf dalam alfabet diwakili oleh konfigurasi tangan tertentu. Teknik ini sangat penting, terutama saat memperkenalkan diri untuk pertama kali sebelum isyarat nama (sign name) diberikan.
Baik BISINDO maupun American Sign Language (ASL)—yang seringkali menjadi referensi internasional—memiliki representasi huruf yang spesifik. Penting untuk dicatat bahwa meskipun beberapa huruf terlihat mirip, posisi dan gerakan sangat menentukan maknanya. Kekeliruan dalam mengeja nama bisa berarti kesalahan identifikasi yang cukup signifikan.
Berbeda dengan alfabet jari yang mengeja nama Anda huruf per huruf, nama dalam bahasa isyarat yang sesungguhnya sering kali berupa sebuah isyarat tunggal atau gerakan singkat yang secara unik mewakili individu tersebut. Isyarat nama ini biasanya diberikan oleh anggota komunitas Tuli yang sudah lama mengenal individu tersebut, atau setelah individu tersebut menunjukkan ciri khas yang menonjol.
Isyarat nama tidak diterjemahkan secara harfiah dari nama lisan. Sebaliknya, isyarat nama sering didasarkan pada:
Misalnya, jika seseorang bernama "Budi" dan memiliki lesung pipi, isyarat namanya mungkin melibatkan menyentuh pipi dengan posisi tangan 'B' dalam BISINDO. Ini adalah penanda identitas yang jauh lebih efisien daripada mengeja "B-U-D-I" setiap kali bertemu.
Memahami konteks bahasa isyarat di Indonesia sangat krusial. BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) adalah bahasa alami yang digunakan oleh komunitas Tuli di Indonesia dan memiliki tata bahasa serta kosakata yang berbeda dari bahasa Indonesia lisan. Jika Anda ingin berkomunikasi secara otentik dengan penutur asli bahasa isyarat, mempelajari BISINDO adalah pilihan terbaik.
Sementara itu, SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dirancang untuk memfasilitasi pendidikan formal dengan mencocokkan struktur tata bahasa Indonesia lisan. Dalam SIBI, ketika mengenalkan diri, Anda cenderung menggunakan fingerspelling, diikuti oleh isyarat yang dibuat berdasarkan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Namun, SIBI umumnya tidak memiliki kekayaan isyarat nama spontan seperti yang terjadi dalam komunitas pengguna BISINDO.
Jika Anda seorang pendengar (hearing person) yang ingin membangun jembatan komunikasi, pendekatan terbaik saat bertemu seseorang yang tuli adalah:
Jangan pernah mencoba membuat isyarat nama sendiri tanpa masukan dari komunitas Tuli, karena isyarat yang Anda buat bisa jadi memiliki arti yang tidak terduga atau bahkan menyinggung. Bahasa isyarat adalah aset budaya yang kaya, dan memahami cara pengucapan nama dalam bahasa isyarat adalah kunci untuk membuka percakapan yang bermakna.
Komunikasi visual adalah jembatan yang menghubungkan dunia.