Ilustrasi sederhana alur kerja PHP di sisi server.
PHP (Hypertext Preprocessor) adalah salah satu bahasa pemrograman sisi server (server-side scripting language) yang paling populer dan matang di dunia pengembangan web. Sejak kemunculannya, PHP telah menjadi tulang punggung bagi jutaan situs web, termasuk platform raksasa seperti WordPress, Joomla, dan Drupal. Keunggulan utama PHP terletak pada kemudahannya untuk diintegrasikan dengan HTML, kecepatan eksekusi yang terus meningkat, serta dukungan komunitas yang sangat besar.
Bagi pemula yang ingin terjun ke dunia pengembangan web dinamis, mempelajari PHP seringkali menjadi langkah awal yang logis. Ini karena banyak layanan hosting murah yang secara default sudah menyediakan lingkungan server yang mendukung PHP (seperti stack LAMP: Linux, Apache, MySQL, PHP). Proses instalasi dan konfigurasi biasanya lebih sederhana dibandingkan bahasa server modern lainnya.
Sebelum mulai menulis baris kode PHP, Anda memerlukan lingkungan server lokal di komputer Anda. Ini memungkinkan Anda menjalankan skrip PHP dan melihat hasilnya tanpa perlu mengunggahnya ke internet setiap saat. Opsi paling populer adalah menggunakan paket perangkat lunak seperti XAMPP (untuk Windows, macOS, Linux) atau WAMP (khusus Windows).
Setelah instalasi selesai, pastikan layanan Apache (server web) dan MySQL (database, jika Anda berencana menggunakan database) berjalan. Semua file PHP yang ingin Anda jalankan harus diletakkan di direktori htdocs (pada XAMPP) atau folder web root lainnya. Untuk menguji, Anda biasanya mengaksesnya melalui browser di alamat http://localhost/nama_folder_anda/.
Setiap file PHP harus dimulai dengan tag pembuka <?php dan idealnya diakhiri dengan tag penutup ?> (meskipun dalam file yang hanya berisi PHP murni, tag penutup sering dihilangkan untuk menghindari spasi kosong tak terduga di akhir file).
Contoh kode pertama Anda bisa berupa:
<!DOCTYPE html>
<html lang="id">
<head>
<title>Tes PHP</title>
</head>
<body>
<h1>Selamat Datang di Dunia PHP!</h1>
<?php
echo "<p>Ini adalah output dari perintah echo PHP.</p>";
$nama = "Pengembang";
echo "<p>Halo, " . $nama . "!</p>";
?>
</body>
</html>
Perintah echo digunakan untuk mencetak output, baik teks biasa maupun elemen HTML, langsung ke browser klien. Variabel diawali dengan tanda dolar ($).
Kekuatan sejati PHP muncul saat ia mulai berinteraksi dengan data. Hampir semua aplikasi web modern memerlukan database, dan MySQL (atau MariaDB) adalah pasangan tradisional PHP. Untuk menghubungkan PHP ke MySQL, Anda akan menggunakan ekstensi seperti PDO (PHP Data Objects) atau MySQLi. PDO sangat direkomendasikan karena sifatnya yang agnostik terhadap database, membuatnya lebih fleksibel.
Proses dasar melibatkan empat langkah: 1. Menghubungkan ke server database (membuat koneksi). 2. Menyiapkan query SQL. 3. Mengeksekusi query. 4. Menutup koneksi.
Dengan menguasai koneksi database, Anda bisa membuat halaman yang menampilkan daftar produk, formulir login, atau konten dinamis lainnya yang diambil langsung dari penyimpanan data Anda. Inilah yang membedakan situs statis HTML biasa dengan aplikasi web yang fungsional.
Setelah Anda nyaman dengan PHP dasar dan manipulasi database, langkah selanjutnya adalah menjelajahi framework. Framework seperti Laravel atau Symfony menyediakan struktur yang terorganisir, praktik keamanan terbaik, dan serangkaian alat bantu (libraries) yang mempercepat pengembangan secara drastis. Menggunakan framework membantu memastikan kode Anda skalabel dan mudah dipelihara, terutama saat proyek menjadi besar.
Meskipun memerlukan kurva belajar tambahan, investasi waktu pada framework sangat berharga karena industri saat ini sangat bergantung pada standar yang mereka terapkan.