Kecamatan Kerobokan, yang sering kali diasosiasikan dengan hiruk pikuk pariwisata Bali, menyimpan permata tersembunyi yang bernama Desa Kesambi. Jauh dari gemerlap resor mewah, Kesambi menawarkan potret otentik kehidupan pedesaan Bali, di mana tradisi dan alam masih memegang peranan utama. Keberadaan desa ini menjadi penyeimbang penting dalam lanskap Kabupaten Badung.
Nama "Kesambi" sendiri merujuk pada jenis pohon, yakni pohon kesambi (Schleichera oleosa), yang dulunya mungkin banyak tumbuh di wilayah ini. Meskipun kini lanskapnya telah berubah seiring perkembangan infrastruktur, semangat komunitas dan kearifan lokal tetap bersemi kuat di antara penduduknya. Bagi para pelancong yang mencari ketenangan dan ingin memahami denyut nadi Bali yang sesungguhnya, menjelajahi Kesambi Kerobokan adalah sebuah keharusan.
Ciri khas utama yang akan langsung menyambut pengunjung di Kesambi adalah bentangan sawah hijau yang subur. Meskipun Bali dikenal sebagai pulau dewata yang sarat akan budaya, Kesambi menegaskan kembali bahwa sektor pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi sekaligus identitas visual daerah ini. Sistem irigasi Subak, warisan leluhur yang telah diakui UNESCO, berjalan dengan harmonis di sini, memastikan bahwa setiap bulir padi tumbuh dengan baik. Berjalan kaki atau bersepeda melintasi pematang sawah di pagi hari, diiringi suara gemericik air pengairan, memberikan pengalaman meditasi alami yang sulit ditemukan di area wisata utama.
Pemandangan ini bukan sekadar latar belakang indah; ini adalah manifestasi nyata dari filosofi Tri Hita Karana—keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Petani di Kesambi bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan ekologis yang telah diwariskan turun-temurun.
Seperti desa-desa Bali pada umumnya, Kesambi Kerobokan dipenuhi dengan pura-pura kecil yang menjadi pusat kegiatan ritual keagamaan. Pura-pura ini adalah jantung spiritual masyarakat. Walaupun mungkin tidak semegah pura-pura besar yang menjadi destinasi wisata utama, pura lokal di Kesambi menyimpan nilai historis dan sosiologis yang sangat tinggi. Mengamati prosesi upacara keagamaan di sini (tentu saja dengan etika dan penghormatan yang tepat) memberikan wawasan mendalam mengenai kehidupan spiritual masyarakat Bali.
Salah satu fokus utama dalam kehidupan sosial di Kesambi adalah kegiatan adat. Komunitas desa sangat erat, dan setiap keputusan penting sering kali dibicarakan bersama dalam pertemuan adat. Ini menunjukkan bagaimana struktur sosial tradisional masih berfungsi efektif di tengah modernisasi.
Beberapa inisiatif lokal mulai mendorong pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Kesambi. Tujuannya adalah untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan, di mana keuntungan langsung dirasakan oleh masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan. Wisatawan yang berkunjung dapat berpartisipasi dalam lokakarya sederhana, misalnya belajar menenun tradisional atau mengolah hasil bumi.
Kesambi Kerobokan adalah pengingat bahwa Bali bukan hanya tentang pantai yang ramai atau klub malam yang hingar bingar. Ada lapisan kedamaian dan tradisi yang menunggu untuk ditemukan di pedalaman yang tenang. Dengan menjaga kesederhanaannya, Kesambi berhasil menawarkan pengalaman otentik Bali yang semakin langka di era globalisasi. Jika Anda berkunjung ke Bali dan mencari jiwa sejati pulau ini, berikan waktu Anda untuk singgah dan menikmati ketenangan di Desa Kesambi Kerobokan.
Menjaga Kesambi tetap lestari adalah tanggung jawab bersama. Baik bagi penduduk setempat maupun bagi setiap pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan alam dan keramahan budayanya.