Asam sitrat, atau Citric Acid, adalah senyawa organik alami yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dikenal luas sebagai pengatur keasaman, pengawet, dan penambah rasa, asam sitrat memiliki peran krusial dalam industri makanan dan minuman, farmasi, serta kosmetik. Meskipun nama "asam sitrat" terdengar tunggal, pemahaman yang lebih mendalam mengungkapkan bahwa senyawa ini ada dalam berbagai bentuk, terutama yang berkaitan dengan hidrasi molekulnya.
Secara kimiawi, asam sitrat (C₆H₈O₇) adalah asam trikarboksilat yang secara alami terkandung dalam buah-buahan sitrus seperti lemon, jeruk nipis, dan jeruk bali. Namun, dalam konteks industri, sebagian besar asam sitrat diproduksi melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger.
Perbedaan utama dalam "jenis" asam sitrat yang dijual atau digunakan di industri merujuk pada bentuk kristal dan keberadaan molekul air yang terikat padanya. Secara umum, terdapat dua bentuk utama asam sitrat:
Asam sitrat monohidrat adalah bentuk kristal yang paling umum ditemukan, terutama di pasar yang memiliki tingkat kelembaban tinggi atau dalam aplikasi tertentu. "Monohidrat" berarti bahwa setiap molekul asam sitrat mengikat satu molekul air (H₂O) dalam struktur kristalnya. Rumus kimianya menjadi C₆H₈O₇·H₂O.
Asam sitrat anhidrat tidak mengandung molekul air yang terikat dalam struktur kristalnya. Rumus kimianya hanya C₆H₈O₇. Bentuk ini biasanya diproduksi dan dijual di negara atau wilayah dengan iklim yang lebih hangat dan kering, atau ketika aplikasi memerlukan konsentrasi asam murni yang lebih tinggi per berat.
Penting untuk dicatat bahwa kedua bentuk ini, baik monohidrat maupun anhidrat, memiliki kapasitas pengasaman (kemampuan memberikan proton) yang identik ketika dilarutkan sepenuhnya dalam air, karena jumlah molekul asam sitrat aktifnya sama per satuan berat kering.
Selain perbedaan hidrasi, asam sitrat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dalam aplikasi spesifik, meskipun ini lebih merupakan spesifikasi daripada jenis kimia yang berbeda:
Ini adalah jenis yang paling umum ditemukan di pasaran konsumen. Food grade asam sitrat harus memenuhi standar keamanan pangan yang ketat (seperti FCC - Food Chemicals Codex). Fungsinya sangat beragam, mulai dari memberikan rasa asam yang tajam pada minuman ringan, bertindak sebagai agen pengawet alami, hingga mengikat ion logam dalam produk makanan olahan.
Jenis ini memiliki tingkat kemurnian yang jauh lebih tinggi daripada food grade dan diproduksi di bawah standar GMP (Good Manufacturing Practice). Asam sitrat kelas farmasi digunakan sebagai eksipien (bahan tambahan) dalam obat-obatan, sering kali sebagai agen penyangga pH atau untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif.
Digunakan untuk keperluan industri non-konsumsi, seperti pembersihan logam, deterjen, atau sebagai agen pengkelat dalam proses industri. Meskipun fungsinya sangat baik, standar kemurniannya tidak seketat food atau pharmaceutical grade.
Dalam perdagangan, asam sitrat juga sering dibedakan berdasarkan ukuran granulnya (mesh size). Misalnya, asam sitrat dengan mesh yang lebih tinggi (misalnya, 60 mesh atau 80 mesh) berarti partikelnya sangat halus, cocok untuk aplikasi yang membutuhkan pembubaran cepat atau pencampuran seragam dengan bubuk halus lainnya. Sebaliknya, mesh yang lebih rendah menandakan butiran yang lebih kasar.
Memahami perbedaan antara asam sitrat monohidrat dan anhidrat sangat penting bagi produsen. Pilihan jenis mana yang akan digunakan seringkali bergantung pada kondisi penyimpanan, kebutuhan formulasi akhir, dan persyaratan regulasi produk yang akan dihasilkan. Kesimpulannya, meskipun esensi kimianya sama, variasi bentuk fisik ini memungkinkan asam sitrat menjadi bahan serbaguna yang dapat disesuaikan dengan hampir semua kebutuhan manufaktur.