Memahami Struktur Kontrol: If Else pada Python

Python, sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi yang populer, sangat mengandalkan logika kondisional untuk membuat keputusan dalam alur eksekusi program. Struktur dasar yang memungkinkan hal ini adalah blok if, elif (singkatan dari else if), dan else. Menguasai sintaks ini adalah langkah fundamental bagi setiap programmer Python, karena tanpa kondisi, program hanya akan berjalan secara linier dari atas ke bawah.

Diagram Alir Kondisi Python Visualisasi sederhana alur if-elif-else: Mulai -> Kondisi 1? (Ya/Tidak) -> Jika Ya, lakukan A. Jika Tidak, cek Kondisi 2? (Ya/Tidak) -> Lakukan B/C. Mulai Kondisi 1? YA TIDAK Aksi A Kondisi 2? YA TIDAK Aksi B Aksi C

1. Blok Kondisi 'if' Tunggal

Struktur paling dasar adalah if. Kode di dalam blok if hanya akan dieksekusi jika ekspresi kondisional yang menyertainya bernilai True. Perhatikan penggunaan titik dua (:) dan indentasi (spasi atau tab) yang wajib di Python.


# Contoh 1: if sederhana
nilai = 85

if nilai >= 75:
    print("Selamat! Anda lulus ujian.")

# Output: Selamat! Anda lulus ujian.
        
Penting: Indentasi di Python (biasanya 4 spasi) adalah sintaksis, bukan sekadar gaya. Kesalahan indentasi akan menyebabkan IndentationError.

2. Menambahkan Alternatif dengan 'else'

Ketika kita ingin program melakukan tindakan lain jika kondisi if tidak terpenuhi (yaitu, bernilai False), kita menggunakan else. Blok else bersifat opsional dan dieksekusi hanya jika semua kondisi if sebelumnya gagal.


# Contoh 2: if dan else
suhu = 31

if suhu < 30:
    print("Cuaca sejuk.")
else:
    print("Cuaca panas, gunakan AC.")

# Output: Cuaca panas, gunakan AC.
        

3. Menangani Banyak Kemungkinan dengan 'elif'

Bagaimana jika ada lebih dari dua kemungkinan? Di sinilah elif berperan. Python akan mengecek kondisi if terlebih dahulu. Jika gagal, ia akan pindah ke elif pertama, dan seterusnya. Begitu satu kondisi ditemukan True, blok kode di bawahnya akan dieksekusi, dan seluruh struktur if-elif-else akan dilewati.

Struktur if-elif-else sangat berguna untuk mengkategorikan input atau menentukan tingkat skor.


# Contoh 3: if, elif, dan else
skor = 78

if skor >= 90:
    predikat = "A"
elif skor >= 80:
    predikat = "B"
elif skor >= 70:
    predikat = "C"
else:
    predikat = "D (Remedial)"

print(f"Nilai Anda: {skor}, Predikat: {predikat}")
# Output: Nilai Anda: 78, Predikat: C
        
Urutan Sangat Penting: Dalam contoh di atas, jika kita menukar urutan elif skor >= 80 dan elif skor >= 70, semua nilai antara 70 hingga 79 akan keliru diklasifikasikan sebagai B, karena program akan berhenti pada kondisi yang pertama kali terpenuhi (yaitu, 80). Selalu susun kondisi dari yang paling ketat (tertinggi/terendah) ke yang paling longgar.

4. Operator Logika dalam Kondisi

Kekuatan sebenarnya dari kontrol alur muncul ketika kita menggabungkan beberapa kondisi menggunakan operator logika: and, or, dan not.


# Contoh 4: Menggunakan 'and'
umur = 20
punya_ktp = True

if umur >= 17 and punya_ktp:
    print("Anda boleh memilih dalam pemilu.")
else:
    print("Anda belum memenuhi syarat.")

# Contoh 5: Menggunakan 'or'
hari = "Minggu"

if hari == "Sabtu" or hari == "Minggu":
    print("Ini akhir pekan!")
else:
    print("Ini hari kerja.")
        

Kesimpulan

Struktur if-elif-else adalah tulang punggung pengambilan keputusan dalam pemrograman Python. Dengan memahami bagaimana Python mengevaluasi ekspresi Boolean dan bagaimana ia menghormati indentasi, Anda dapat mulai membangun program yang tidak hanya melakukan tugas, tetapi juga merespons input dan keadaan yang berbeda secara cerdas. Ingatlah selalu untuk mengakhiri setiap baris kondisi dengan titik dua (:) dan menjaga konsistensi indentasi.