Ilustrasi: Mobil Jazz dan Simbol Bahan Bakar
Honda Jazz, dengan reputasinya sebagai mobil hatchback yang lincah dan irit, telah menjadi favorit banyak kalangan, terutama di perkotaan. Namun, seiring dengan dinamika harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, muncul pertanyaan krusial bagi para pemilik: bolehkah Honda Jazz menggunakan Pertalite (RON 88)? Keputusan ini sering didasarkan pada pertimbangan penghematan biaya operasional harian.
Secara umum, untuk mengetahui apakah suatu mobil cocok menggunakan Pertalite, kita perlu merujuk pada standar angka oktan minimum yang direkomendasikan oleh pabrikan. Honda Jazz, tergantung pada tahun produksinya, umumnya memiliki rasio kompresi yang cukup tinggi. Model-model generasi terbaru (seperti Jazz GK5) seringkali memerlukan bahan bakar dengan angka oktan minimal RON 91 atau bahkan RON 92 untuk performa optimal dan perlindungan mesin jangka panjang.
Apabila spesifikasi standar mesin Honda Jazz Anda menuntut minimal RON 91 (setara Pertamax), maka pengaplikasian Pertalite (RON 88) secara berkelanjutan berpotensi menimbulkan masalah. Angka oktan yang terlalu rendah dibandingkan kebutuhan mesin akan menyebabkan fenomena yang dikenal sebagai ngelitik (knocking) atau detonasi.
Detonasi terjadi ketika campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder terbakar sebelum busi memberikan percikan api yang seharusnya. Hal ini diakibatkan oleh tekanan dan panas yang berlebihan di ruang bakar, yang mana bahan bakar beroktan rendah lebih rentan mengalaminya.
Berikut adalah beberapa risiko potensial yang mungkin timbul jika Honda Jazz dipaksa menggunakan Pertalite secara terus-menerus:
Ada sedikit celah di mana penggunaan Pertalite mungkin bisa ditoleransi, meskipun tetap tidak disarankan sebagai kebiasaan:
Bagi pemilik Honda Jazz, rekomendasi utama dari produsen dan pakar otomotif adalah selalu mengikuti panduan yang tertera pada buku manual atau stiker di balik tutup tangki bahan bakar. Jika tertulis minimal RON 91, maka carilah bahan bakar dengan oktan setara (Pertamax, Shell Super, atau sejenisnya).
Mempertimbangkan harga Pertalite yang lebih murah memang menggiurkan. Namun, perlu dihitung kembali potensi biaya perbaikan mesin di masa depan akibat kerusakan yang diakibatkan oleh bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi. Seringkali, 'penghematan' sesaat di pom bensin akan dibayar mahal dengan perbaikan yang jauh lebih besar.
Intinya, Honda Jazz modern sebaiknya tidak rutin menggunakan Pertalite. Investasi pada bahan bakar yang tepat adalah investasi pada umur panjang mesin mobil kesayangan Anda.