Folic acid, atau asam folat, merupakan bentuk sintetik dari vitamin B9 yang sangat penting bagi fungsi tubuh manusia. Vitamin ini larut dalam air dan tidak dapat disimpan dalam jumlah besar oleh tubuh, sehingga asupan harian yang cukup melalui makanan atau suplemen menjadi krusial. Dalam tubuh, asam folat harus diubah menjadi bentuk aktifnya, yaitu 5-methyltetrahydrofolate (5-MTHF), sebelum dapat digunakan untuk berbagai proses biologis vital.
Peran utama folat terletak pada sintesis DNA dan RNA, serta metabolisme asam amino. Tanpa kandungan folat yang memadai, proses pembelahan sel tidak dapat berjalan optimal. Hal ini menjadikan folat sangat penting, terutama pada periode pertumbuhan cepat seperti masa kehamilan dan perkembangan awal kehidupan.
Kebutuhan harian folat bervariasi tergantung pada usia dan kondisi fisiologis seseorang. Bagi orang dewasa, kebutuhan umumnya berkisar antara 400 mikrogram (mcg) per hari. Namun, wanita hamil memiliki kebutuhan yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 600 mcg per hari, karena peran vitalnya dalam mencegah cacat tabung saraf pada janin.
Meskipun istilah "folic acid" merujuk pada bentuk sintetik, penting untuk mengetahui sumber alami folat yang lebih mudah diserap tubuh:
Di banyak negara, termasuk Indonesia, program fortifikasi wajib telah diterapkan untuk meningkatkan asupan folat masyarakat umum. Fortifikasi ini biasanya dilakukan pada produk tepung terigu dan sereal. Penambahan asam folat ke dalam produk makanan olahan ini terbukti efektif dalam mengurangi prevalensi anemia megaloblastik dan cacat lahir terkait saraf.
Kandungan folat yang cukup memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan jangka panjang dan pendek:
Ini adalah peran folat yang paling terkenal. Asam folat sangat penting dikonsumsi oleh wanita sebelum dan selama trimester pertama kehamilan. Asupan yang memadai membantu menutup tabung saraf janin dengan sempurna, mencegah kondisi serius seperti spina bifida dan anencephaly.
Folat berperan dalam mengatur kadar homosistein dalam darah. Tingginya kadar homosistein telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke. Dengan menjaga kadar folat tetap optimal, risiko ini dapat diminimalisir.
Bersama dengan Vitamin B12, folat diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Kekurangan folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik, di mana sel darah merah menjadi besar, abnormal, dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, mengakibatkan kelelahan dan lemah.
Penelitian menunjukkan bahwa folat penting untuk fungsi otak yang sehat. Kekurangan kronis telah dikaitkan dengan penurunan kognitif dan peningkatan risiko depresi pada beberapa populasi.
Meskipun folat penting, keseimbangan tetap harus dijaga. Kekurangan folat dapat terjadi karena diet yang buruk, masalah penyerapan (seperti pada penyakit Celiac), atau peningkatan kebutuhan (kehamilan). Gejalanya meliputi kelelahan, sariawan kronis, dan pucat.
Di sisi lain, mengonsumsi asam folat dosis sangat tinggi dari suplemen (biasanya melebihi 1.000 mcg per hari) dalam jangka waktu lama dapat menutupi gejala kekurangan Vitamin B12. Jika kekurangan B12 tidak ditangani, dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen. Oleh karena itu, suplementasi harus selalu didiskusikan dengan profesional kesehatan.
Secara keseluruhan, memastikan kandungan folat yang cukup dalam diet harian adalah investasi penting untuk kesehatan reproduksi, kardiovaskular, dan neurologis jangka panjang.