Borland C++ merupakan salah satu lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) yang sangat populer di era pemrograman DOS dan awal era Windows. Bagi banyak programmer senior, lingkungan ini meninggalkan jejak kenangan mendalam karena kemudahan penggunaannya saat itu, meskipun kini telah banyak digantikan oleh IDE modern seperti Visual Studio atau VS Code dengan compiler GCC/Clang.
Mempelajari contoh program Borland C++ memberikan wawasan tentang bagaimana pemrograman dilakukan sebelum standar C++ modern sepenuhnya matang. Program-program ini sering kali mengandalkan pustaka khusus Borland seperti `conio.h` untuk input/output konsol tingkat rendah dan manipulasi layar, yang tidak termasuk dalam standar ANSI C/C++.
Representasi visual dari lingkungan pemrograman klasik.
Struktur Dasar Program Borland C++
Program C++ yang dikompilasi menggunakan Borland Turbo C++ atau Borland C++ Builder (versi awal) seringkali terlihat sangat ringkas, terutama ketika berinteraksi langsung dengan layar konsol. Penggunaan pustaka seperti `iostream.h` (versi lama Borland) atau `iostream` (versi lebih baru) dan yang paling khas, `conio.h` menjadi penanda utama.
Mari kita lihat contoh program "Hello World" yang menggunakan fitur khas Borland, yaitu fungsi `clrscr()` untuk membersihkan layar dan `getch()` untuk menahan output hingga tombol ditekan.
Contoh 1: Program Konsol Sederhana
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main() {
// Membersihkan layar konsol (fitur Borland/Turbo C++)
clrscr();
cout << "Selamat datang di dunia Borland C++!" << endl;
cout << "Ini adalah contoh program klasik." << endl;
// Menunggu input satu karakter tanpa perlu menekan Enter
getch();
}
Perbedaan paling mencolok di sini adalah penggunaan `
Manipulasi Teks dan Warna
Salah satu fitur yang paling disukai dari Borland C++ adalah kemampuannya untuk memanipulasi warna teks dan latar belakang secara langsung menggunakan fungsi-fungsi dari `conio.h`, seperti `textcolor()` dan `textbackground()`. Hal ini memungkinkan pembuatan antarmuka teks yang menarik tanpa perlu pustaka grafis yang rumit.
Contoh 2: Mengatur Warna Teks
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main() {
clrscr();
// Mengatur warna teks menjadi Cyan (3) dan latar belakang Abu-abu terang (7)
textcolor(LIGHTCYAN);
textbackground(BACKGROUND_BLUE);
cprintf("Teks ini berwarna Cyan dengan latar belakang Biru.\n\n");
// Mengatur warna standar (Putih di Hitam)
textcolor(WHITE);
textbackground(BLACK);
cout << "Program selesai. Tekan tombol apa saja...";
getch();
}
Fungsi `cprintf` adalah versi konsol yang lebih cepat dan mirip dengan `printf` dari C standar, namun dioptimalkan untuk lingkungan Borland.
Kelebihan dan Evolusi
Meskipun saat ini dianggap kuno, lingkungan Borland C++ (terutama versi DOS-nya) sangat berperan dalam mendemokratisasi pemrograman C++. IDE grafisnya yang revolusioner untuk masanya memungkinkan programmer untuk menulis, mengkompilasi, dan men-debug kode hanya dalam satu aplikasi terintegrasi. Ini jauh lebih cepat dibandingkan metode lama yang memerlukan pemanggilan compiler (seperti TC.EXE atau BCC.EXE) dari baris perintah DOS.
Seiring waktu, Borland berevolusi menjadi Borland C++ Builder, yang mengadopsi paradigma pemrograman visual (VCL - Visual Component Library) untuk pengembangan aplikasi GUI Windows. Meskipun demikian, akar dari contoh program Borland C++ klasik ini tetap penting sebagai fondasi pemahaman struktur kode C/C++ fundamental. Programmer yang menguasai lingkungan ini memiliki dasar kuat dalam manajemen memori dan I/O tingkat rendah, keterampilan yang tetap relevan bahkan saat menggunakan toolchain modern.
Memahami contoh program Borland C++ bukan hanya nostalgia, tetapi juga sebuah pelajaran tentang evolusi perangkat lunak dan pentingnya IDE yang efisien dalam alur kerja pengembangan.