CBR 150 Pakai Pertalite: Dilema BBM Harian

Honda CBR 150R adalah motor sport yang populer di Indonesia, dikenal karena performa mesin DOHC 4-katup berpendingin cairan yang responsif. Sebagai motor modern dengan kompresi yang cukup tinggi (biasanya di kisaran 11.0:1 hingga 11.5:1, tergantung generasi), pemilihan bahan bakar menjadi isu krusial bagi pemiliknya, terutama saat dihadapkan pada pilihan antara BBM bersubsidi seperti Pertalite (RON 90) dan BBM non-subsidi seperti Pertamax (RON 92).

Keputusan untuk mengisi CBR 150 pakai Pertalite sering kali didorong oleh pertimbangan ekonomi. Mengingat perbedaan harga yang signifikan antara kedua jenis BBM tersebut, banyak pengguna berharap motor mereka tetap dapat beroperasi optimal meski menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan (Research Octane Number/RON) yang lebih rendah.

RON 90 RON 92+ Perbandingan Kualitas BBM

Visualisasi perbandingan nilai oktan bahan bakar.

Dampak Teoritis RON Rendah pada Mesin Kompresi Tinggi

Mesin motor modern seperti CBR 150 dirancang untuk efisiensi maksimal dengan rasio kompresi yang tinggi. Rasio kompresi yang tinggi membutuhkan bahan bakar dengan RON yang tinggi pula. RON menunjukkan kemampuan bahan bakar menahan detonasi atau yang biasa kita sebut sebagai 'ngelitik' (knocking) saat proses kompresi di ruang bakar.

Jika CBR 150 yang idealnya menggunakan RON 92 atau lebih diisi dengan Pertalite (RON 90), risiko terbesar adalah terjadinya detonasi prematur. Detonasi ini dapat menyebabkan getaran mesin yang tidak normal, hilangnya tenaga, dan dalam jangka panjang, berpotensi merusak komponen internal mesin seperti piston dan kepala silinder karena tekanan dan panas yang tidak terkontrol.

Pengalaman Pengguna CBR 150 Pakai Pertalite

Meskipun risiko teknisnya ada, banyak pengguna di lapangan melaporkan bahwa penggunaan Pertalite pada CBR 150 dalam kondisi standar (tanpa modifikasi rasio kompresi) masih bisa ditoleransi, terutama untuk penggunaan harian dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi atau dalam jarak pendek. Beberapa pengendara melaporkan adanya sedikit penurunan akselerasi dan terasa mesin sedikit lebih "berat" atau kurang responsif dibandingkan saat menggunakan Pertamax.

Namun, perlu diperhatikan bahwa "toleransi" ini sangat tergantung pada beberapa faktor:

  1. Kondisi Mesin: Mesin yang sehat, sistem pendingin berfungsi optimal, dan busi dalam kondisi baik cenderung lebih mampu mengatasi sedikitnya RON.
  2. Gaya Berkendara: Pengendara yang sering melakukan stop-and-go di perkotaan mungkin tidak merasakan dampak negatif sejelas pengendara yang sering memacu motor hingga putaran mesin tinggi di jalan bebas hambatan.
  3. Setting ECU/Injeksi: Motor injeksi modern memiliki kemampuan menyesuaikan timing pengapian (timing advance) untuk menghindari ngelitik. Namun, jika perbedaan RON terlalu besar, ECU mungkin akan "memundurkan" timing pengapian terlalu jauh, yang berujung pada penurunan efisiensi bahan bakar dan tenaga.

Apa yang Harus Diperhatikan Jika Terpaksa Menggunakan Pertalite?

Jika kondisi memaksa Anda harus mengisi CBR 150 pakai Pertalite secara rutin, ada beberapa langkah preventif yang disarankan oleh komunitas dan mekanik:

  1. Pantau Suhu Mesin: Pastikan sistem pendingin berfungsi sempurna. Suhu mesin yang terlalu panas meningkatkan risiko detonasi.
  2. Gunakan Aditif Oktan Booster (Opsional): Untuk meningkatkan RON campuran sedikit, beberapa pengguna menambahkan aditif oktan booster saat mengisi penuh tangki, meski ini menambah biaya.
  3. Periksa Busi Secara Berkala: Warna elektroda busi dapat memberikan indikasi pembakaran. Pembakaran yang terlalu panas akibat oktan rendah bisa terlihat dari busi yang terlalu putih.
  4. Jangan Lakukan "Full Throttle" Berlebihan: Hindari memuntir gas secara penuh (full throttle) dalam durasi lama, karena ini adalah kondisi di mana mesin paling rentan mengalami detonasi.

Kesimpulan: Investasi Jangka Panjang

Meskipun secara teknis dan finansial penggunaan Pertalite pada Honda CBR 150R bukanlah rekomendasi pabrikan, keputusan akhir tetap ada di tangan pemilik. Perlu diingat bahwa biaya perawatan atau perbaikan akibat kerusakan mesin akibat bahan bakar yang tidak sesuai jauh lebih mahal daripada selisih harga Pertalite dan Pertamax.

Bagi para pemilik CBR 150 yang ingin menjaga performa puncak, keawetan mesin, dan efisiensi yang optimal sesuai desainnya, penggunaan Pertamax (RON 92) atau bahan bakar dengan nilai oktan setara tetap menjadi pilihan yang paling aman dan direkomendasikan untuk jangka panjang.