Dalam kebudayaan supranatural di Indonesia, sosok babi ngepet adalah salah satu entitas yang paling sering dikaitkan dengan keserakahan dan kekayaan instan melalui perjanjian gaib. Keberadaannya sering kali hanya berupa mitos atau cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, salah satu aspek paling mengerikan dari mitos ini adalah kemampuannya untuk menembus batas fisik, yaitu bagaimana cara babi ngepet masuk rumah orang tanpa terdeteksi.
Secara logika, babi adalah hewan berkaki empat yang membutuhkan pintu atau celah yang cukup lebar untuk masuk. Namun, cerita-cerita rakyat seringkali menyajikan narasi di mana sang babi ngepet tidak bertindak seperti hewan biasa. Ketika seseorang dituduh melakukan pesugihan dengan perantara babi ngepet, rumah korban sering digambarkan seolah tidak memiliki pertahanan fisik yang memadai.
Salah satu teori utama mengenai cara babi ngepet masuk rumah adalah melalui transformasi. Diyakini bahwa pemilik ilmu hitam ini harus bertransformasi menjadi wujud babi. Pada saat transformasi ini terjadi, bentuk fisik babi tersebut dianggap memiliki kemampuan untuk menyusut atau memanfaatkan celah yang tidak terlihat oleh mata manusia normal. Mereka mungkin masuk melalui ventilasi kecil, lubang tikus, atau bahkan celah di bawah pintu yang sangat tipis. Kekuatan gaib yang menyertainya dipercaya menghilangkan hambatan fisik.
Selain aspek fisik yang dimanipulasi secara gaib, banyak cerita menyebutkan bahwa kehadiran babi ngepet masuk rumah sangat erat kaitannya dengan kondisi spiritual rumah itu sendiri. Dalam pandangan mistis, rumah yang "kosong" dari perlindungan spiritual atau memiliki energi negatif yang tinggi akan lebih mudah ditembus.
Rumah yang jarang dibersihkan secara ritual, atau yang pemiliknya terlibat dalam perbuatan tercela, dianggap menciptakan "pintu" atau celah energi. Celah inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sang babi ngepet—yang sejatinya adalah jelmaan manusia pemilik ilmu—untuk masuk dan mulai "mengendus" atau mengumpulkan kekayaan. Dalam konteks ini, cara babi ngepet masuk rumah bukan lagi soal lubang fisik, melainkan tembusnya pertahanan energi atau doa.
Penting untuk dicatat bahwa babi ngepet hanyalah alat. Mitos ini selalu berpusat pada pemiliknya, yaitu manusia yang rela menukar jiwanya demi harta. Dalam banyak versi cerita, babi tersebut tidak akan pernah bisa masuk jika pemilik rumah benar-benar dalam keadaan suci atau terlindungi oleh amalan agama yang kuat. Oleh karena itu, upaya pencegahan tradisional sering kali berfokus pada menjaga kesucian rumah dan penghuninya, bukan hanya mengunci semua pintu dan jendela secara fisik. Jika pintu terkunci rapat, namun pemiliknya lalai dalam spiritual, dipercaya bahwa celah gaib tetap terbuka.
Setelah berhasil masuk, konon babi ngepet akan mencari tempat persembunyian yang gelap dan kotor di dalam rumah sebelum kembali ke wujud aslinya di pagi hari. Tanda-tanda yang dikaitkan dengan keberhasilan babi ngepet masuk rumah seringkali berupa bau tak sedap yang tiba-tiba muncul dan menghilang, ditemukannya kotoran aneh, atau hilangnya barang-barang berharga secara misterius dalam jumlah kecil yang perlahan menumpuk menjadi kekayaan besar bagi pemilik pesugihan tersebut. Penelitian mendalam tentang mitos ini menunjukkan bahwa ketakutan terhadap hilangnya kontrol atas privasi rumah adalah inti dari kisah horor semacam ini.